Fabio Quartararo mengakhir GP Malaysia 2019 dengan kekecawaan menyusul masalah tekanan pada ban depannya yang menggagalkannya meraih podium dan harus puas finis di posisi ketujuh.
Pembalap Perancis ini memulai harinya di Malaysia dengan menjadi favorit banyak orang di sesi prabalapan berkat penampilannya yang menakjubkan pada Sabtu sore lalu dan mengganjarnya dengan raihan pole positions kelimanya musim ini.
Sayangnya rookie MotoGP musim ini mengawali balapannya dengan buruk. Kehilangan tiga posisi saat mendekati belokan pertama sebelum akhirnya finis di posisi kedelapan putaran pertama. Menurut Quartararo, hal ini dikarenakan masalah pada tekanan ban depannya yang berarti Ia tak dapat menghentikan laju motor.
“Balapan yang sangat sulit. Saya berusaha keras. Yang pertama putaran pertama sangatlah buruk, dan Saya sult menghentikan laju motor. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di pekan ini dan sayangnya saat balapan kami malah dihadapkan pada masalah.” Ujar Quartararo dilansir dari Crash.
“Itulah sebabnya kami tidak mampu meraih apa yang kami harapkan. Kami memiliki kecepatan untuk bertarung. Kami sebaiknya mengecek apa yang sebenarnya terjadi, dan fokus untuk Valensia.”
“Tentu saja kami merasa kecewa. Setidaknya kami memiliki kecepatan untuk bersaing demi mendapatkan podium, dan kami finis lebih dari 10 detik dari yang memimpin. Hal tersebut tentu saja bukan yang kami harapkan, tapi kami tidak akan menyerah dan akan bekerja ekstrakeras hingga akhir musim ini.”
Menurut Quartararo yang menjadi masalah adalah tekanan tinggi pada bagian ban depannya. Ia merasa sangat sensitif dengan hal tersebut dan menurutnya hal tersebutlah yang menjadi alasan utama balapannya yang bermasalah karena hilangnya kemampuan mengerem pada motornya.
Grip juga bukan masalah menurutnya, karena Quartararo mengetahui jika Maverick Vinales sukses meraih fast laps beberapa kali di awal balapan. Sementara dirinya kesulitan mengendalikan bagian depan motornya dan berdampak pada kecepatan motornya.
“Masalahnya lebih ke rem. Saya tak mampu menghentikan laju motornya dan itulah masalah utamanya. Motorku selalu melebar dan seharusnya mengerem lebih awal. Karena itulah kami kehilangan banyak waktu dan sulit mengejar para pembalap lainnya.”
“Hal ini hanya terjadi saat balapan. Sebelumnya kami tidak bermasalah sama sekali. Awalnya saat kami menggunakan ban lunak di bagian depan, bannya terlalu lunak dan kami merasakan masalah yang sama. Namun saat menggantinya dengan ban medium tidak ada masalah sama sekali. Jadi kami butuh untuk menganalisa dan mengecek dengan teliti apa yang sebenarnya terjadi.”
“Tentu saja hal ini memiliki dampak yang sangat besar saat ada pembalap lainnya didepanmu, namun sebaliknya yang terjadi pada akhir pekan sebelum balapan. Kami kesulitan menambah tekanan pada ban, tekanannya selalu rendah, dan saat di balapan sesungguhnya tekanannya malah tinggi. Jadinya kan aneh.”
Banyak pelari, baik pelari biasa maupun pelari profesional, yang spesifik terkait panjang lintasan yang lebih…
Lari merupakan suatu olahraga yang ringan, murah dan paling mudah dilakukan. Hampir semua orang bisa…
Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan…
Taekwondo dan karate merupakan seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri ketika menghadapi…
Kebugaran jasmani adalah kemampuan pada tubuh untuk menyesuaikan tau dapat beradaptasi pada fisik agar sehat…
Pada sebuah olahraga golf, ada berbagai istilah asing yang perlu Anda pahami. Salah satu contoh…