Pelatih Manchester United yang sudah resmi ditunjuk oleh manajemen, Ole Gunnar Solskjaer, akhir Maret ini, sudah memberikan banyak bukti nyata kemampuannya meracik tim untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan.
Selain kemampuan analisis di pinggir lapangan, sang pelatih juga mempunyai faktor pendukung lain yang mempengaruhi kondisi dan mental tim untuk dapat menampilkan performa terbaiknya.
Kunci sukses seorang pelatih tak pernah lepas dari kompak dan solidnya staf kepelatihan yang mampu menerjemahkan instruksi darinya. Staf kepelatihan yang sangat mendukung karir Solskjaer antara lain :
Mantan asisten Sir Alex Ferguson yang terkenal dengan kemampuannya membaca arah permainan saat pertandingan berlangsung, mendampingi Solskjaer dari klub Australia, Central Coast Mariners dimana di sana juga menjabat direktur olahraga.
Hasil akademi Tottenham yang harus gantung sepatu setelah cedera pinggang parah pada usia 23 tahun. Melatih U18 Tottenham sebelum bergabung dengan Manchester United dibawah asuhan Jose Mourinho tahun 2016.
Pria 32 tahun ini memunculkan sepakbola menyenangkan dengan banyak gol yang tercipta pada U 18 Man United yang dihuni Angel Gomes dan Tahith Cong, sebelum promosi ke tim utama awal musim ini.
Mantan punggawa Manchester United yang memutuskan pensiun musim 2017/18 kemudian bergabung menjadi staf kepelatihan Manchester United di bawah Jose Mourinho.
Menjadi pelatih kiper utama setelah Silvino Louro mengikuti jejak Jose Mourinho. Sangat dekat dengan David De Gea, sehingga diharapkan mampu membendung hasrat pindah sang kiper.
Kondisi moral pemain sangat penting dalam pengembangan kualitas dan peningkatan performa, baik di dalam lapangan saat bertanding maupun luar lapangan. Hal inilah yang nampaknya kurang di lakukan oleh pelatih Manchester United yang sebelumnya, sehingga semangat pemain menjadi kendor.
Namun, kondisi tersebut tidak berlaku bagi Solskjaer. Pemain sekelas Alexis Sanchez, Paul Pogba, Romelu Lukaku dan Luke Shaw yang gagal bersinar bersama Jose Mourinho menjadi pemain andalan dibawah asuhan Ole Gunnar Solskjar.
Teamtalk sebelum pertandingan dan saat waktu jeda digunakan sepenuhnya oleh Solskjaer untuk memompa semangat pemainnya, mengingatkan kita pada era keemasan Man United di bawah Sir Alex Ferguson
Dibawah asuhan Solskjaer, permainan Setan Merah menjadi lebih hidup dan aliran bola dari gawang menuju pertahanan lawan bergerak lebih cepat dan terkoordinir daripada strategi menunggu bola yang dilakukan Mourinho.
Pemain bergerak tak kenal lelah untuk mengcover seluruh lapangan sehingga perpindahan antara bertahan dan menyerang lebih efisien dan mereka tidak puas dengan mencetak 1 gol, seperti strategi yang dianut oleh Kieran McKenna.
Solskjaer pernah mengatakan kepada anak asuhnya untuk jangan pernah berhenti berlari dan bila kehilangan bola harus mendapatkannya lagi bagaimanapun caranya. Sang pelatih mencoba mengikuti apa yang pernah dipraktekkan Sir Alex sewaktu membawa United merajai Eropa.
Banyak pelari, baik pelari biasa maupun pelari profesional, yang spesifik terkait panjang lintasan yang lebih…
Lari merupakan suatu olahraga yang ringan, murah dan paling mudah dilakukan. Hampir semua orang bisa…
Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan…
Taekwondo dan karate merupakan seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri ketika menghadapi…
Kebugaran jasmani adalah kemampuan pada tubuh untuk menyesuaikan tau dapat beradaptasi pada fisik agar sehat…
Pada sebuah olahraga golf, ada berbagai istilah asing yang perlu Anda pahami. Salah satu contoh…