Perubahan posisinya di skuat Ole Gunnar Solskjaer dianggap oleh Romelu Lukaku sebagai momen dimana karirnya tak lagi bersama Manchester United. Lukaku yang diakui sebagai penyerang tengah yang hebat, yang diakuisi dari Everton dengan harga tinggi di tahun 2017, kini diposisikan di bagian sayap.
Khawatir dengan kondisi tubuh Lukaku menjadi alasan dibalik strategi Solskjaer menempatkan Marcus Rahsford dan Anthony Martial lebih ke tengah lapangan. Strategi yang dianggap sebagai ultimatum yang meyakinkan Lukaku untuk segera mendarat di Inter di bulan Agustus.
“Setelah pertandingan kandang melawan West Ham (13 April lalu) – Solskjaer memutuskan menempatkanku di sayap kanan, yang terlalu melebar,” ujar Lukaku pada Corriere dello Sport dan dikutip dari Sportskeeda.
“Pengalaman di Manchester membuatku kuat secara mental karena tidak semua hal berjalan sesuai dengan yang Saya harapkan. Saya tidak memenangkan apa yang Saya inginkan, penampilanku tidak selamanya positif dan Saya tidak berada dalam kondisi 100 % seperti yang Saya harapkan.”
“Maka dari itu setelah laga melawan Chelsea, pada 28 April, pelatih memintaku untuk bertemu dan Saya mengatakan apa yang Saya pikirkan padanya, bahwa Saya ingin pergi.”
“Dia melihatnya di wajahku bahwa Saya memang tidak ingin tinggal lebih lama dan ia menjawab bahwa ia tidak ingin menahan seseorang jika tidak sejalan dengan kehendaknya.”
“Dia paham dengan apa yang saya inginkan dan meyakinkanku bahwa ia akan melakukan segala hal semampunya untuk membuatku merasa puas. Saya menghormatinya dan hingga Saya meninggalkan Manchester, tak ada masalah apapun dengannya.”
Berbicara tentang Zlatan Ibrahimovic, Lukaku mengaku menghormati Zlatan. Keduanya pernah bersaing di bawah kepelatihan Jose Mourinho dan Lukaku berkesempatan untuk kembali bertemu Ibrahimovic jika Ibrahimovic menyelesaikan urusannya untuk kembali bermain di Italia, seperti yang banyak pihak spekulasikan.
“Zlatan seorang kesatria. Kami benar-benari mirip karena kami menghadapi kondisi sulit dalam hidup sejak masih kanak-kanak dan saat kami berbincang-bincang kami saling memahami satu sama lain. Dia salah satu dari tiga pemain cerdas yang pernah saya temui di lapangan.”
“Tidak banyak yang tahu akan hal ini, namun ia (Zlatan) sangat membantuku saat pertama kali tiba di United. Dia duduk di bagian belakang saat berada di bus bersamaku, kami banyak mengobrol dan dia sering menasehatiku. Jika saja ia tidak didera cedera, bermain bersamanya akan sangat sempurna untukku.”
“Bahkan hingga saat ini pun ia masih kuat, dia memiliki kualitas seorang juara dan di atas semua itu dia punya apa yang kami sebut dengan “dog mentality”, mentalitas seseorang yang tidak pernah menyerah. Saya yakin ia akan kembali bermain di Serie A.” pungkas Lukaku.