Home » Olahraga A - Z » Lari » Teknik Melakukan Lari Cepat Menempuh Jarak 100 m

Teknik Melakukan Lari Cepat Menempuh Jarak 100 m

by Wijna Akhila

Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan lari jarak 100 m pada ajang Olimpiade dengan catatan waktu 9.58 detik saja pada tahun 2009.

Hingga saat ini, rekor tersebut belum ada yang bisa mengalahkan. Sementara itu, pertandingan lari jarak pendek 100 m sendiri memang salah satu cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.

Bahkan, lari jarak 100 m menjadi salah satu pertandingan olahraga pertama di Olimpiade pada tahun 1896. Hingga saat ini, tak hanya pada olimpiade, pertandingan lari jarak 100 m juga diadakan pada acara-acara biasa.

Jika Anda menjadi salah seorang peserta pada pertandingan lari ini, ada beberapa teknik melakukan lari cepat menempuh jarak 100 m yang perlu Anda lakukan:

1. Teknik Bersiap

Posisi bersiap atau teknik start lari jarak pendek 100 m biasanya dilakukan dengan posisi berjongkok dan menggunakan blok start. Sebelum berlari, alangkah baiknya posisi jongkok ini dilakukan dengan benar.

Lakukan posisi bersiap dengan cara berikut:

  • Pasang telinga baik-baik dan dengarkan aba-aba dari starter.
  • Aba-aba pada lari jarak 100 m biasanya terdiri dari “bersedia”, “siap” dan “ya”.
  • Saat “bersedia”, posisikan kaki dengan benar, yakni mirip dengan posisi merangkak, di mana ujung jari-jari kaki seperti berjinjit dan posisi kaki tidak sejajar.
  • Posisikan kaki yang biasa Anda gunakan untuk awalan berlari sedikit di belakang kaki lainnya dan berada menempel pada blok start.
  • Pada saat start jongkok, posisi tangan memegang lintasan lari dengan posisi tangan terbuka sedikit lebih lebar daripada bahu dan telapak tangan terbuka lebar membentuk lengkungan.
  • Perlu diingat bahwa posisi bersiap tidak boleh melebihi garis start.
  • Saat aba-aba “siap”, mulailah bersiap untuk lari dengan cara mengangkat panggul hingga posisinya sedikit lebih tinggi daripada bahu Anda.
  • Pastikan posisi panggung, tulang belakang dan kepala Anda dalam posisi lurus dan tidak terlalu condong ke depan.
  • Saat aba-aba “ya”, mulailah untuk berlari dengan cara mendorong kaki Anda pada blok start, seakan-akan Anda adalah sebuah per atau pegas.
  • Posisi tubuh yang paling baik adalah membentuk sudut 45° dengan lintasan lari dengan posisi kepala menunduk.
  • Bebankan berat tubuh pada kaki saat awal berlari dan sangat penting untuk memaksimalkan kekuatan Anda saat awal ini. Juga, jangan lupa untuk mengayunkan tangan kanan dan kiri Anda ke depan dan ke belakang.

2. Teknik Akselerasi

Setelah mulai berlari, sangat penting bagi Anda untuk melakukan akselerasi tiap jarak 10 meter. Gunanya adalah agar dapat meningkatkan kecepatan lari secara maksimal.

Bagaimana cara melakukannya? Ikutilah langkah berikut ini:

  • Jarak 10 Meter

Setelah mulai berlari hingga jarak 10 meter pertama sebaiknya berlarilah dengan langkah yang lebar dan panjang. Jangan melakukannya dengan langkah pendek dan cepat. Langkah yang lebar dan panjang akan membantu Anda menempuh jarak yang maksimal dari sejak awal berlari.

  • Jarak 20 Meter

Ketika mencapai jarak 20 meter, perlahan-lahan mulai tegakkan badan dan percepat lari Anda. Jangan melakukan ini dengan terburu-buru sehingga tubuh Anda akan tetap seimbang dan bertenaga di lintasan lari.

  • Jarak 30 Meter

Jarak 30 meter merupakan jarak yang penting. Pada jarak ini, kecepatan lari Anda harus sudah mencapai kecepatan yang maksimal. Kecepatan lari maksimal ini harus Anda pertahankan hingga jarak 55 meter.

  • Jarak 40 Meter

Pada jarak 40 meter, biasanya para pelari mulai kehilangan fokusnya. Kuncinya adalah menjaga fokus Anda dengan tidak menoleh ke kanan dan ke kiri. Dengan menoleh atau melirik saja dapat memecah fokus dan konsentrasi Anda, sehingga kecepatan lari Anda bisa berkurang.

  • Jarak 50 Meter

Kecepatan lari Anda masih pada puncaknya di jarak 50 meter ini. Biasanya, kecepatan maksimal pelari di jarak ini bisa mencapai 40 km/jam. Jaga kecepatan maksimal Anda dengan tetap menjaga postur tubuh yang baik, lengan mengayun dengan sempurna, posisi siku dapat sedikit terbuka ke samping, serta tangan tidak dalam posisi menyilang.

  • Jarak 60 – 70 Meter

Setelah kecepatan lari Anda mencapai puncaknya pada jarak 30 – 50 meter, pada sepertiga bagian lintasan terakhir dari lari 100 m ini kecepatan Anda akan mulai menurun. Hal ini terjadi pada setiap pelari dan memang menjadi hal yang tidak bisa dihindari.

Anda mungkin akan memaksa diri Anda untuk meningkatkan kecepatan ketika Anda merasa lari Anda sedikit melambat. Tapi, menambah kecepatan pada jarak ini sebenarnya adalah hal yang percuma saja. Tugas Anda pada jarak ini adalah jangan kehilangan konsentrasi. Anda sudah semakin dekat dengan garis finish, jadi teruslah berkonsentrasi pada lintasan lari.

  • Jarak 80 Meter

Jika pada awal berlari Anda tidak diperbolehkan untuk menoleh ke kiri dan ke kanan, beda halnya pada jarak 80 meter ini. Semakin mendekati garis finish, Anda dapat sedikit menoleh atau melirik untuk melihat di mana posisi Anda.

Apakah Anda sedang memimpin, atau malah dalam posisi tertinggal. Saat ini, otak Anda akan dipaksa untuk membuat keputusan dengan cepat mengenai bagaimana Anda dapat mencapai garis finish.

  • Jarak 90 Meter

Keputusan yang Anda buat 10 meter yang lalu dapat mempengaruhi posisi Anda di jarak ini. Sangat penting untuk membuat keputusan yang baik dan tidak tamak.

Anda tidak perlu memaksa untuk mempercepat lari Anda, karena memang sudah tidak bisa dilakukan. Jika Anda tamak, teknik berlari yang Anda gunakan sejak awal akan sia-sia saja.

Anda juga dapat kehilangan keseimbangan, gerakan lengan menjadi tidak terkendali, bahkan Anda juga bisa terjatuh. Maka, larilah dengan kecepatan yang dapat Anda pertahankan dan kuat, serta dengan hati yang tenang menuju garis finish.

  • Garis Finish

Semakin mendekati garis finish, Anda dapat melakukan satu gerakan untuk membantu mencapai kemenangan. Gerakan tersebut adalah gerakan condong. Anda dapat mencondongkan diri Anda ke depan agar dapat mencapai garis finsih lebih dulu daripada pelari lain.

Namun, Anda harus benar-benar mengandalkan insting Anda. Anda harus melakukan gerakan condong ini pada jarak yang tepat. Salah-salah, gerakan lari Anda justru dapat melambat dan berakibat pelari lain akan mendahului Anda.

You may also like