Laga semifinal leg kedua Liga Champions yang digelar dini hari tadi waktu Indonesia, memberikan kejutan dan hasil nyata bahwa kegigihan serta pantang menyerah mampu menghasilkan sesuatu diluar dugaan, baik itu kemenangan maupun keajaiban.
Liverpool yang menjamu Barcelona di Anfield harus memulai laga dengan beban berat di pundak setelah pada leg pertama dicukur Barcelona dengan skor 3 – 0 yang membuat The Reds harus mampu membuat minimal 4 gol tanpa balas untuk melaju ke partai puncak.
Kehilangan 2 pilar utama lini depan, Liverpool berharap banyak pada Divock Origi untuk mampu membackup absennya Roberto Firmino dan Mohammed Salah.
Divock Origi menjawab tantangan dari sang pelatih dengan membuat gol cepat 7 menit laga berjalan setelah blunder Jordi Alba mampu dimanfaatkan Jordan Henderson yang melepaskan tendangan keras kegawang Barcelona yang di tepis Marc – Andre ter Stegen namun mengarah ke Origi. Tanpa susah payah, Divock Origi melesahkan bola ke gawang kosong yang membuat Liverpool unggul 1 – 0.
Barcelona mencoba bangkit setelah tertinggal dengan meningkatkan penguasaan bola dan intensitas serangan, namun pemain bertahan Liverpool terlalu solid dan sulit untuk ditembus. Keunggulan Liverpool bertahan hingga turun minum.
Jurgen Klopp memasukkan Georginio Wijnaldum menggantikan Andrew Robertson yang cidera pada awal babak kedua dengan harapan mampu menambah daya serang Liverpool. Georginio menambah 2 gol dalam selang waktu 2 menit dari umpan sayap sebelah kanan pertahanan Barcelona dan membuat Liverpool memperbesar keunggulan menjadi 3 – 0.
Dengan skor agregat yang sama kuat, Barcelona semakin bernafsu untuk membuat gol namun pertahanan Liverpool tetap fokus menghadapi segala serangan Barca. Nasib Barcelona terhenti di semifinal terlihat setelah gol kedua Divock Origi menit 80 tak mampu di balas sampai pertandingan usai.
Divock Origi menjadi Man of the Match pada pertandingan kali ini. Kontribusi 2 golnya membuat Liverpool mampu mengalahkan dominasi tim Spanyol beberapa tahun ini dan membuat The Reds kembali tampil di partai puncak Liga Champions.
Georginio Wijnaldum patut mendapat apresiasi tersendiri, setelah baru masuk pada babak kedua menggantikan Andrew Robertson mampu menciptakan 2 gol yang membuat semangat pemain dan suporter Liverpool melambung tinggi.
Trent – Alexandr Arnold berkontribusi penting lahirnya gol Liverpool. Lewat determinasinya di sisi kanan serangan dan umpan lambungnya yang tepat sasaran membuat sang bek sayap termasuk salah satu pemberi assist terbanyak Liverpool musim ini.
Roh permainan Barcelona, The Messiah, Lionel Messi tak bisa berbuat banyak pada pertandingan penentuan tiket partai puncak Liga Champions. Penjagaan ketat terhadapnya membuat ruang gerak pemain terbaik dunia ini menjadi sempit dan tak bisa memberikan umpan matang pada Luiz Suarez.
Para pemain belakang Liverpool sangat solid dan sigap dalam menghadapi penetrasi Messi meskipun harus melanggarnya sekalipun. Tak berkembangnya Lionel Messi membuat permainan Barcelona kurang greget dan tak mampu menciptakan peluang mencetak gol.
Dengan tiket final ditangan, Liverpool menunggu pemenang antara Ajax dan Tottenham yang akan digelar dini hari nanti waktu Indonesia.
Banyak pelari, baik pelari biasa maupun pelari profesional, yang spesifik terkait panjang lintasan yang lebih…
Lari merupakan suatu olahraga yang ringan, murah dan paling mudah dilakukan. Hampir semua orang bisa…
Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan…
Taekwondo dan karate merupakan seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri ketika menghadapi…
Kebugaran jasmani adalah kemampuan pada tubuh untuk menyesuaikan tau dapat beradaptasi pada fisik agar sehat…
Pada sebuah olahraga golf, ada berbagai istilah asing yang perlu Anda pahami. Salah satu contoh…