Floyd Mayweather atau Floyd Joy Sinclair adalah petinju asal Amerika yang dikenal dengan gayanya yang sombong, foya-foya, dan suka pamer. Banyak orang yang semakin tidak menyukainya dan nyinyir terhadapnya akibat kelakuannya yang terlihat buruk ini.
Namun ternyata benar apa kata pepatah yang mengatakan jangan menilai buku hanya dari luarnya saja. Kalimat ini sangat cocok disematkan dengan Floyd Mayweather. Jika banyak orang yang membencinya karena sikap pamer dan sombong, maka sifat asli dari Mayweather ternyata jauh berbeda.
Tidak banyak yang tahu bahwa Mayweather adalah sosok yang sangat baik hati. Ia justru memiliki hati yang sangat lembut dan begitu peduli pada setiap orang. Bahkan sifat ini telah ia miliki sejak kecil. Pria kelahiran tanggal 24 Februari 1977 ini dibesarkan oleh neneknya di sebuah rumah yang sempit dan lingkungan kumuh. Ia berlatih tinju untuk mengubah kehidupannya dan menjadi petinju kaya yang bisa membahagiakan neneknya.
Kemampuan Mayweather dalam bertinju ternyata begitu baik sehingga ia berhasil mengikuti Olimpiade. Namun sayangnya, ia justru dicurangi saat Olimpiade. Penonton yakin bahwa Mayweather adalah pemenangnya, bahkan wasit sendiri salah mengangkat tangan Mayweather saat mengumumkan nama pemenangnya. Tapi kerendahan hati Mayweather membuatnya tetap tersenyum dan menerima kekalahan tersebut.
Pria yang dijuluki ‘Pretty Boy’ ini sering dianggap pengecut karena gaya bertarungnya yang cenderung defensif. Namun gaya bertarungnya yang dianggap remeh ini tidak bisa ditiru oleh petinju lainnya seolah gaya bertarungnya ini memerlukan kemampuan khusus.
Di tahun 1996, Mayweather berhasil masuk ke dalam dunia tinju profesional. Mayweather bahkan berhasil mengalahkan banyak petinju besar seperti Oscar De La Hoya, Arturo Gatti, Shane Mosley dan Zab Judah. Karir Mayweather pun terus melesat, kehidupannya yang miskin berubah drastis menjadi kaya raya.
Floyd pun tidak lagi menjadi anak yang manis seperti dulu. Ia membuang julukan ‘Pretty Boy’ dan menggantinya dengan ‘Money’ yang menunjukkan betapa kayanya ia. Sikap sombong dan sering pamer kekayaan juga selalu ditunjukkannya. Namun ternyata semua itu hanyalah sekedar imej saja. Imej buruk yang ia buat digunakan untuk menjual tiket pertandingan semakin banyak.
Mayweather ternyata tetap seorang yang baik hati. Ia sering membagikan uang pada orang miskin. Ia juga membiayai pendidikan dan kehidupan saudara-saudaranya yang tidak mampu. Ketika malam hari tiba, ia juga sering keluar bersama teman-temannya untuk membagikan makanan pada gelandangan di jalanan.
Namun setiap kali ia ketahuan, ia akan menampik perbuatannya itu dan mengatakan buat apa menyumbang kalau ia bisa berfoya-foya. Ya, itulah Mayweather. Menutup kebaikan hatinya dengan keburukan demi kesejahteraan orang lain. Semoga karirnya semakin cemerlang dan semakin banyak orang yang terbantu olehnya.
Banyak pelari, baik pelari biasa maupun pelari profesional, yang spesifik terkait panjang lintasan yang lebih…
Lari merupakan suatu olahraga yang ringan, murah dan paling mudah dilakukan. Hampir semua orang bisa…
Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan…
Taekwondo dan karate merupakan seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri ketika menghadapi…
Kebugaran jasmani adalah kemampuan pada tubuh untuk menyesuaikan tau dapat beradaptasi pada fisik agar sehat…
Pada sebuah olahraga golf, ada berbagai istilah asing yang perlu Anda pahami. Salah satu contoh…