Para penggemar bulutangkis pastinya dibuat jantungan dan deg – degan semalam saat partai yang mempertemukan Jonatan Christie kontra Viktor Axelsen di gelar dalam turnamen YONEX French Open 2019. Pasalnya partai ini cukup menguras emosi yang disertai dengan bumbu – bumbu drama ala bulutangkis.
Melansir dari BWF World Tour, partai Jonatan dan Axelsen bahkan menganggap partai ini penuh drama.
Viktor Axelsen harus mendapatkan perawatan akibat kram pada kedua kakinya di set ketiga dan penentu pertandingan. Kram yang diderita Axelsen membuatnya sulit bergerak bahkan hanya beberapa langkah saja saat kedudukannya sudah unggul jauh dari Jonatan Christie dengan skor 19 – 10.
Para penonton pasti telah meramalkan kemenangan Axelsen seandainya Ia tak menderita kram tersebut. Kedudukannya yang unggul jauh dari Jonatan benar – benar menempatkan Axelsen di atas angin. Sayangnya kram yang dialaminya memupus mimpinya ke final.
Axelsen bahkan terkapar di belakang panggung saat dirinya bersiap untuk melakukan sesi tanya jawab dengan para wartawan.
“Sangat sulit saat Anda tak mampu bergerak bahkan hanya beberapa langkah saja. Saat kedua kakiku kram Saya benar – benar tidak mampu melakukan apapun,” terang Axelsen saat diwawancarai
“Saya berikan pujian untuk Jonatan. Dia memang pantas memenangkan pertandingan ini. Dia bermain dengan kecepatan tinggi dan tidak membuat kesalahan sama sekali.”
Faktanya jalan pertandingan memang benar – benar seperti roller coaster. Keduanya mengeluarkan permainan maksimal demi tiket ke semifinal.
Set pertama sukses dimenangkan Viktor Axelsen dengan skor 21 – 7. Namun set kedua, Jonatan tampil sabar dan memaksimalkan pukulan – pukulannya. Banyak rally terjadi dan Jonatan memang berusaha tampil menekan. Jonatan sukses memaksakan terjadinya rubber set dengan merebut set kedua dan mencetak skor 22 – 20.
Saat skor keduanya mencapai 7 – 5 di set ketiga, raket Axelsen semat menyentuh net namun wasit menganggapnya sah dan memberikan poin untuk Axelsen. Jonatan meminta wasit untuk mengubah keputusannya namun wasit tak bergeming.
Jonatan yang tidak ingin kehilangan poin sia – sia bahkan membahas masalah tersebut dengan Axelsen di belakang wasit. Namun keputusan tidak berubah bahkan Axelsen sukses menambah 14 poin berikutnya dan membuat kedudukannya unggul dengan 19 poin. Hanya butuh dua poin tambahan untuk menuntaskan pertandingan tersebut.
Namun begitu saat kedudukan 19 – 10, Jonatan tampil mengejutkan dengan memberikan perlawanan yang membuat Axelsen kerap kali melakukan kesalahan sendiri. Penempatan bola dari Jonatan memaksa Axelsen berlarian kesana kemari demi menjaga lapangannya sendiri.
Saat kedudukan keduanya di posisi 19 – 15, Axelsen meminta perawatan tim medis akibat kram yang dideritanya semakin parah. Kondisi ini pun dimanfaatkan Jonatan untuk menggempur Axelsen. Jonatan sendiri tampil bersih dengan tidak melakukan kesalahan sama sekali sejak kedudukan keduanya 19 – 10.
Jonatan memaksakan terjadinya rally – rally dan terus mengangkat bola sebelum akhirnya dengan sabar menunggu Axelsen melakukan kesalahan sendiri. Terkadang jika menemukan momen yang tepat Jonatan akan melepaskan pukulan dengan penempatan bola yang tepat dan menghasilkan poin.
Sepanjang set ketiga ini Jonatan memang bermanuver dan berusaha tidak melepaskan kesempatan yang ada walaupun kecil. Saat Jonatan telah sukses menyamakan kedudukana di poin 19 sama, Axelsen makin sulit untuk menambah poin. Diperparah dengan kondisi kram pada kakinya.
Kesabaran dan kecerdikan Jonatan memanfaatkan kesempatan yang ada sukses mengantarkannya memenangkan pertandingan dan melajur ke final.
“Saya sangat bersyukur. Saat Viktor memimpin 19 – 10, Saya tahu dia merasakan kram. Saya hanya berusaha untuk bermain rally panjang. Saya tidak pernah ingin menjadi yang pertama menyerang, hanya pukulan lob dan drop shot. Strategi tersebut bekerja untuk Saya,” ujar Jonatan
“Saya kecewa dengan set pertama. Saya membuat banyak kesalahan sendiri. Namun begitu Saya sadar akan stamina Viktor yang tidak terlalu baik karena asma yang dideritanya dan fakta dia bermain hanya dibeberapa pertandingan minggu lalu. Sehingga Saya terus berusaha, tidak menyerah dan akhirnya mampu memenangkan pertandingan.”
Jonatan Christie akan menghadapi Chen Long di partai final yang sukses mengalahkan rekan senegara Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting. Head to head keduanya unggul jauh untuk Chen Long dengan kedudukan 7 – 0. Namun Jonatan menyatakan bahwa Ia akan berusaha yang terbaik di pertandingan final nanti.
Banyak pelari, baik pelari biasa maupun pelari profesional, yang spesifik terkait panjang lintasan yang lebih…
Lari merupakan suatu olahraga yang ringan, murah dan paling mudah dilakukan. Hampir semua orang bisa…
Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan…
Taekwondo dan karate merupakan seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri ketika menghadapi…
Kebugaran jasmani adalah kemampuan pada tubuh untuk menyesuaikan tau dapat beradaptasi pada fisik agar sehat…
Pada sebuah olahraga golf, ada berbagai istilah asing yang perlu Anda pahami. Salah satu contoh…