Empat tahun silam, tepatnya pada 2015 lalu, saat seorang Floyd Mayweather Jr. sangat terkenal dizamannya, seorang Keith Thurman berjanji untuk mengalahkan Mayweather. Saat itu Mayweather dijuluki banyak orang dengan sebutan ‘Money’. Saat mendengar janji Keith Thurman, tak pelak dirinya dijuluki ‘Burn Money’.
Mayweather memang menjadi petinju yang bergelimang harta dan menjadi petinju terkaya di dunia tatkala dirinya menerima tantangan Manny Pacquiao. Laga keduanya saat itu menjadi laga yang disaksikan hingga jutaan orang.
Walaupun pada akhirnya banyak yang menganggap pertandingan keduanya tidak semenarik yang didengungkan saat itu, namun tetap saja laga tersebut menghasilkan pundi – pundi uang yang sangat banyak bagi Mayweather. Mayweather bahkan memutuskan untuk pensiun setelahnya.
Ditinggal pensiun oleh Mayweather, Keith Thurman tampaknya tidak berkesempatan untuk memenuhi janjinya yang diikrarkannya sendiri. Dalam perjalanannya Keith Thurman menghadapi banyak petinju yang kurang mempunyai nama yang pada akhirnya membawanya menjadi salah satu juara dunia di kelas welterweight.
Menjadi seorang juara dunia, tidak serta merta menjadikan Keith Thurman seorang petinju berstatus bintang. Keith Thurman pun menyadari hal tersebut. Ia menganggap untuk dikenal dan diakui sebagai seorang bintang petinju tersebut minimal pernah berhadapan dengan seorang petinju yang mempunyai nama besar.
Apa yang menjadi anggapan Thurman memang benar adanya. Terbukti pada beberapa petinju terkenal yang mendapatkan kepopulerannya setelah mengalahkan nama – nama besar di dunia tinju. Contoh nyata adalah seorang legenda Muhammad Ali yang terdongkrak namanya setelah mengalahkan seorang Sonny Liston.
Sama halnya yang terjadi dengan Mike Tyson. Tyson memang dikenal sebagai juara kelas heavyweight termuda dalam sejarah. Namun Tyson melontarkan namanya tinggi – tinggi tatkala Ia bertemu dengan Larry Holmes.
Bahkan nama besar Mayweather dan Manny Pacquiao pun tidak terlepas dari peran seorang Oscar de La Hoya yang dimasanya dikenal sebagai ikon tinju dunia.
Meskipun Thurman dikenal sebagai seorang petinju yang cerdas saat di atas ring dan tentunya memiliki pukulan yang terhitung bertenaga, namun seorang Thurman tidak akan menjadi bintang sebelum mampu mengikuti jejak langkah para pendahulunya.
Jika Thurman sukses memanfaatkan kesempatannya saat bertemu dengan Manny Pacquiao, harapan Thurman untuk menjadi seorang petinju dengan status bintang kemungkinan besar akan terwujud.
Walaupun memang diakui kondisi Pacquiao yang kini berada di usia kepala empat tentunya cukup berbeda dengan Pacquiao beberapa tahun silam saat dirinya berada di puncak kejayaan, namun Pacquiao masih dianggap sebagai petinju yang berpengaruh.
Kemenangan atas Pacquiao akan menjadi pembuka bagi Thurman untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu petinju terbaik di kelas welterweight dan menjadi salah satu petinju yang diperhitungkan beberapa tahun kedepannya.