Roger Federer mengutarakan bahwa ketika ingin membentuk seseorang dalam sejarah dunia tenis maka sosok yang paling tepat untuk itu adalah seorang Rod Laver. Menurutnya Rod Laver menjadi sosok yang memainkan peranan penting dalam dunia olahraga tenis. Sayangnya Federer belum sempat menyaksikannya bermain saat dirinya masih berusia kanak – kanak.
Rodney George Laver atau yang lebih dikenal sebagai Rod Laver adalah seorang mantan petenis asal Australia. Rod berstatus sebagai petenis nomor satu dunia sejak tahun 1964 hingga tahun 1970. Ia bahkan sempat menyandang status tersebut di tahun 1961 hingga 1962.
Pencapaian gelar Laver di dunia tenis adalah yang terbanyak dalam sejarah. Laver berhasil mencatatkan sekitar 200 gelar untuk nomor tunggal. Termasuk diantaranya adalah rekor sepanjang masa untuk sepuluh gelar atau lebih per tahunnya selama tujuh tahun berturut – turut. Ia terkenal mampu bermain di semua jenis lapangan mulai dari lapangan berumput, tanah liat, keras, karpet, hingga kayu.
Rod Laver bahkan tercatat memenangkan 11 gelar Grand Slam untuk nomor tunggal walaupun pada akhirnya Ia kemudian dilarang untuk bermain dalam turnamen – turnamen tersebut selama lima tahun sebelum Era Terbuka.
Selain Rod Laver, Roger Federer juga tidak pernah sempat menyaksikan Bjorn Borg ataupun John McEnroe bermain. Federer pun menambahkan bahwa dirinya sangat mengagumi generasi petenis seperti Boris Becker, Stefan Edberg dan Pete Sampras.
Ia merasa sangat beruntung memiliki pelatih yang mampu mengajarkannya tentang sejarah tenis yang menurutnya sangat penting untuk mengingat siapa saja sosok yang berjasa dalam dunia tenis.
Sebuah turnamen kemudian dinamai Laver Cup yang didirikan oleh perusahaan manajemen Roger Federer, TEAM8, bersama Jorge Paulo Lemann, seorang pebisnis asal Brazil dan mantan pemain turnamen Davis Cup dan pihak Tennis Australia.
Penamaan turnamen tersebut adalah untuk menghormati sosok Rod Laver sebagai seorang legenda. Tujuan utama dari diadakannya turnamen tersebut bukan untuk membiarkan para petenis bersaing dalam kompetisi yang panjang. Hal tersebut untuk menghindari para pemain kelelahan di akhir pekan.
Federer kemudian berkomentar mengenai peranan passion dalam keberlangsungan karirnya. Ia mengatakan bahwa ia bermain tenis bukan hanya karena ia menyukainya namun ia merasa ia perlu tahu bahwa ia mampu untuk memenangkan sesuatu.
Federer kemudian menambahkan bahwa dirinya tidak khawatir akan suatu saat nanti karirnya berakhir. Federer mengaku sejak ia memenangkan turnamen French Open di tahun 2009 lalu, banyak pihak yang telah bertanya padanya tentang pensiun.
Ia kerap kali ditanya kapan pensiun. Federer kemudian menjawab sepanjang keluarganya dan dirinya sendiri masih mengizinkannya untuk bermain dan sepanjang pikirannya juga masih mampu maka ia masih akan bermain.