Turnamen All England masih sebulan lagi. Tapi tidak ada salahnya membahas mengenai turnamen tertua di dunia ini untuk menambah sedikit pengetahuan akan dunia bulu tangkis khususnya turnamen All England. Yonex All England 2019 sendiri akan dihelat mulai tanggal 6 – 10 Maret 2019.
Sebelum membahas All England, ada baiknya kita mengetahui sejarah bulu tangkis terlebih dahulu karena sedikit banyak berkaitan dengan turnamen All England. Olahraga bulu tangkis sendiri pertama kali diperkenalkan di Inggris. Dilansir dari laman dillesport.dk, bulu tangkis awalnya dimainkan sebagai permainan di kalangan bangsawan Inggris di sebuah desa bernama Badminton. Olahraga ini kemudian berkembang dan peraturannya mulai dibuat tertulis. Klub – klub pun mulai bermunculan dan akhirnya membentuk Badminton Association of England (BAofE). Turnamen pertama kali yang diselenggarakan adalah pada tahun 1898 di Guildford dan menjadi cikal bakal turnamen hingga saat ini. Menyusul setahun kemudian tepatnya pada 1899, All England Championship pun dipertandingkan.
Suksesnya All England kala itu semakin menyebarkan gaung olahraga bulu tangkis, walaupun masih di komunitas negara – negara tertentu. Hal ini pun membuka jalan didirikannya federasi bulutangkis dunia yaitu International Badminton Federation (IBF) pada tahun 1934 yang kemudian menjadi cikal bakal Badminton World Federation (BWF).
Resminya All England bertitel All England Open Badminton Championships. Sebelumnya turnamen ini dikenal dengan nama The Open English Championship selama kurun waktu 1899 hingga 1901. Baru pada tahun 1902 turnamen ini berubah nama menjadi The All England Championship. Sesuai dengan namanya, turnamen ini tiap tahunnya digelar di Inggris yang pertama kali digelar di London Scottish Rifles Headquarters, Buckingham Gate. Wembley Arena menjadi tempat yang akrab bagi para penonton dan pemain karena Wembley Arena menjadi tempat gelaran All England selama hampir 36 tahun lamanya sejak 1957 hingga 1993. Baru pada tahun 1994, turnamen ini dipindahkan ke Arena Birmingham di Birmingham hingga saat ini.
All England pertama kali hanya mempertandingkan kategori ganda yaitu ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Kategori tunggal belum dipertandingkan saat itu. Nanti pada gelaran tahun berikutnya 1900 barulah kategori tunggal diadakan.
Sebagai turnamen yang digagas di Inggris, para pemain asal Inggris merajai semua kategori sebagai pemenang pada awal penyelenggaraan turnamen ini. Barulah pada tahun 1911, Guy Stutter, seorang pemain berkebangsaan Swiss menjadi pemenang di nomor tunggal. Bahkan hingga tahun 1948, pemain – pemain Eropa masih menjadi jawara di gelaran ini. Pemain asal Asia mulai Nampak di kurun waktu 1949, setelah pemain asal Malaysia menjadi juara kategori ganda putra. Indonesia sendiri mulai menunjukkan tajinya di tahun 1968 kala Rudi Hartono berhasil menjuarai All England untuk pertama kalinya dan berlanjut hingga 7 kali kemenangan berturut – turut mulai tahun 1968 hingga 1974. Hingga saat ini dominasi pemain asal benua Asia masih sangat terasa di gelaran prestisius ini.
Penyelenggaraan All England sempat terhenti di tahun 1915 – 1919 karena adanya Perang Dunia I dan berikutnya pada tahun 1940 – 1946 karena Perang Dunia II. Status turnamen ini juga pada awalnya berstatus Superseries di tahun 2007, barulah pada tahun 2011 BWF menaikkan status turnamen ini menjadi Superseries Premier.