Memiliki tiga orang anak, kini Susi Susanti beserta sang suami, Alan Budikusuma memang tak lagi menjadi pemain bulu tangkis yang aktif, namun mereka memiliki sebuah klub badminton di Jakarta Utara. Kehidupan mereka kini pun tak jauh dari bulu tangkis karena mereka pun mendirikan ASTEC atau Alan and Susi Technology di mana merupakan sebuah perusahaan peralatan olahraga.
Kalau bisa dibilang, Susi adalah seorang ratu bulu tangkis karena banyak orang mengenalnya sebagai pemain bulu tangkis puteri yang sangat melegenda bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia. Wanita bernama lengkap Lucia Francisa Susi Susanti ini kini berusia 46 tahun dan sudah banyak prestasi yang ia peroleh selama aktif dulu. Profil Susi Susanti berikut ini kiranya membuat kita lebih kenal akan kehidupannya saat menjadi pebulu tangkis dulu.
Baca juga:
Untuk karier profesional dewasa, di tahun 1989-lah ia berhasil meraih juara Indonesia Terbuka di mana usianya saat itu baru 18 tahun. 6 kali juara Susi berhasil raih pada ajang turnamen Indonesia Open atau Indonesia Terbuka. Setelah ia berhasil menjadi penyumbang gelar Piala Sudirman untuk tim Indonesia, sejak itu kompetisi bulu tangkis wanita pada waktu itu pun berhasil dirajai oleh Susi.
Hebatnya lagi, Alan Budikusuma yang menjadi kekasih Susi pada waktu itu pun berhasil menjuarai tunggal putera. Maka semenjak itulah media memberikan julukan untuk keduanya sebagai “Pasangan Emas Olimpiade” di mana sebutan tersebut adalah berdasarkan pada prestasi yang mereka raih, yakni emas olimpiade untuk Indonesia di tahun 1992 pada ajang Olimpiade Barcelona. Sepanjang kariernya pun banyak gelar seri Grand Prix yang sudah sukses ia koleksi.
Namun ketika sudah masuk tahun 1997, regenerasi pemain muda pun dimulai dan Susi pun memilih untuk mengundurkan diri juga dikarenakan setelah menikah di tahun yang sama, ia juga kemudian tak lama langsung hamil. Dunianya pun tak lepas dari bulu tangkis walau telah pensiun karena Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading yang bisa kita jumpai di Jakarta adalah miliknya.
Bukan hanya usaha peralatan olahraga, melainkan gedung bulu tangkis pun ia dirikan. Bukan hanya itu, selepas menjadi pebulu tangkis yang melegenda, kini ia pun sibuk menjadi komentator untuk pertandingan bulu tangkis terutama yang ditayangkan di televisi. Jadi meski tak lagi bermain, ia masih terus berkecimpung dalam dunia bulu tangkis.
Baca juga:
Susi Susanti sebagai Kepala Pembinaan dan Prestasi PBSI
Menurut Susi sendiri tentunya ada harapan supaya ke depannya ada perbaikan sehingga ada peningkatan prestasi. Untuk mewujudkan prestasi tunggal puteri, harus dibarengi dengan kerja keras. Perubahan yang menurutnya diperlukan demi kemajuan sektor tunggal puteri adalah kedisiplinan yang ditingkatkan. Bahkan pelatihan pun perlu meningkatkan kerja keras yang disertai dengan perubahan revolusi mental, karakter hingga latihan fisik bulu tangkis itu sendiri.
Yang juga perlu diingat oleh para atlet puteri adalah bahwa mereka berlatih bukan hanya sekadar melakukan hobi melainkan profesi. Latihan yang mereka tempuh pada dasarnya adalah dengan tujuan menjadi atlet badminton profesional. Diperlukan usaha keras nampaknya untuk membangkitkan sektor tunggal puteri sebagai penerus dari seorang Susi Susanti ke depannya.
Bahkan seperti katanya, para gadis kecil yang sudah terlihat bakat bulu tangkisnya bisa ditampung dalam sebuah klub untuk meningkatkan kemampuannya. Ketika dari kecil sudah mempunyai prestasi yang baik, maka mereka pun akan lebih kuat untuk menjalani profesinya hingga ke depan dan tak akan mudah mundur di tengah jalan. Memang, hingga saat ini belum ada yang bisa menyamakan Susi Susanti sebagai legenda sektor tunggal puteri yang benar-benar tak terlupakan.
Baca juga:
Prestasi Beregu Puteri
Setelah melihat rangkaian gelar juara tunggal puteri yang ia telah raih, tentu tak salah bila kembali mengingat juga bahwa Susi Susanti telah berhasil meraih juara penghargaan beregu puteri.
Tahun 1997 merupakan tahun di mana Susi Susanti mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi kekasih berikut rekannya di pelatnas setelah berpacaran selama kurang lebih 10 tahun. Berawal dari cinta lokasi, mereka pun akhirnya menikah pada 9 Februari 1997. Karena setelahnya di tahun tersebut Susi juga hamil, maka keputusan gantung raket pun ia ambil sesudah sejumlah gelar juara berhasil ia dapatkan.
Baca juga:
Walau sudah gantung raket, bisa dibilang bahwa Susi Susanti merupakan pemain bulu tangkis puteri yang tak tergantikan. Ini karena belum ditemukannya pemain bulu tangkis puteri di Indonesia dengan kemampuan dan prestasi yang bisa menyamai Susi Susanti. Tak heran kalau dari profil Susi Susanti ini saja, kita bisa mengatakan bahwa ia merupakan legenda dalam dunia bulu tangkis Asia.
Banyak pelari, baik pelari biasa maupun pelari profesional, yang spesifik terkait panjang lintasan yang lebih…
Lari merupakan suatu olahraga yang ringan, murah dan paling mudah dilakukan. Hampir semua orang bisa…
Pernahkah Anda mendengar nama Usain Bolt? Ya, Usain Bolt ialah pemegang rekor pelari tercepat perlombaan…
Taekwondo dan karate merupakan seni bela diri yang dapat digunakan untuk membela diri ketika menghadapi…
Kebugaran jasmani adalah kemampuan pada tubuh untuk menyesuaikan tau dapat beradaptasi pada fisik agar sehat…
Pada sebuah olahraga golf, ada berbagai istilah asing yang perlu Anda pahami. Salah satu contoh…