Tak asing lagi tentunya nama Susi Susanti, khususnya bagi masyarakat Indonesia mengingat ia adalah seorang pebulu tangkis legendaris yang mengharumkan negara ini dengan serangkaian penghargaan yang ia raih sewaktu masih aktif dulu. Istri dari mantan pebulu tangkis Alan Budikusuma ini bisa dibilang termasuk dalam jajaran pemain bulu tangkis wanita yang paling sukses sepanjang sejarah.
Memiliki tiga orang anak, kini Susi Susanti beserta sang suami, Alan Budikusuma memang tak lagi menjadi pemain bulu tangkis yang aktif, namun mereka memiliki sebuah klub badminton di Jakarta Utara. Kehidupan mereka kini pun tak jauh dari bulu tangkis karena mereka pun mendirikan ASTEC atau Alan and Susi Technology di mana merupakan sebuah perusahaan peralatan olahraga.
Kalau bisa dibilang, Susi adalah seorang ratu bulu tangkis karena banyak orang mengenalnya sebagai pemain bulu tangkis puteri yang sangat melegenda bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia. Wanita bernama lengkap Lucia Francisa Susi Susanti ini kini berusia 46 tahun dan sudah banyak prestasi yang ia peroleh selama aktif dulu. Profil Susi Susanti berikut ini kiranya membuat kita lebih kenal akan kehidupannya saat menjadi pebulu tangkis dulu.
Baca juga:
- perlengkapan bulu tangkis
- cara memegang raket bulu tangkis
- cara meningkatkan kecepatan lari
- cara memilih sepatu lari
Karier Junior dan Profesional Dewasa
Karier bulu tangkis Susi mulai tempuh saat usianya 14 tahun dan salah satu yang paling mengagumkan adalah Juara World Championship Junior tepatnya di tahun 1985. Berbagai penghargaan berhasil Susi raih, seperti pada pertandingan ganda puteri, pertandingan tunggal hingga campuran. Pada nomor tunggal dan ganda puteri, Susi juga kembali menjuarainya di tahun 1987 dan hebatnya lagi ia bisa mendapatkan 5 kali juara junior tingkat dunia.
Untuk karier profesional dewasa, di tahun 1989-lah ia berhasil meraih juara Indonesia Terbuka di mana usianya saat itu baru 18 tahun. 6 kali juara Susi berhasil raih pada ajang turnamen Indonesia Open atau Indonesia Terbuka. Setelah ia berhasil menjadi penyumbang gelar Piala Sudirman untuk tim Indonesia, sejak itu kompetisi bulu tangkis wanita pada waktu itu pun berhasil dirajai oleh Susi.
Hebatnya lagi, Alan Budikusuma yang menjadi kekasih Susi pada waktu itu pun berhasil menjuarai tunggal putera. Maka semenjak itulah media memberikan julukan untuk keduanya sebagai “Pasangan Emas Olimpiade” di mana sebutan tersebut adalah berdasarkan pada prestasi yang mereka raih, yakni emas olimpiade untuk Indonesia di tahun 1992 pada ajang Olimpiade Barcelona. Sepanjang kariernya pun banyak gelar seri Grand Prix yang sudah sukses ia koleksi.
Namun ketika sudah masuk tahun 1997, regenerasi pemain muda pun dimulai dan Susi pun memilih untuk mengundurkan diri juga dikarenakan setelah menikah di tahun yang sama, ia juga kemudian tak lama langsung hamil. Dunianya pun tak lepas dari bulu tangkis walau telah pensiun karena Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading yang bisa kita jumpai di Jakarta adalah miliknya.
Bukan hanya usaha peralatan olahraga, melainkan gedung bulu tangkis pun ia dirikan. Bukan hanya itu, selepas menjadi pebulu tangkis yang melegenda, kini ia pun sibuk menjadi komentator untuk pertandingan bulu tangkis terutama yang ditayangkan di televisi. Jadi meski tak lagi bermain, ia masih terus berkecimpung dalam dunia bulu tangkis.
Baca juga:
Susi Susanti sebagai Kepala Pembinaan dan Prestasi PBSI
Kini, PBSI memilih dan mengangkat Susi sebagai kepala binpres atau bidang pembinaan dan prestasi di mana hal ini merupakan sebuah upaya PBSI dalam proses membangkitkan kembali sektor tunggal puteri yang kondisinya masih tertinggal di Indonesia. Bahkan ketertinggalan sektor puteri ini adalah yang paling tertinggal ketimbang sektor lain.
Menurut Susi sendiri tentunya ada harapan supaya ke depannya ada perbaikan sehingga ada peningkatan prestasi. Untuk mewujudkan prestasi tunggal puteri, harus dibarengi dengan kerja keras. Perubahan yang menurutnya diperlukan demi kemajuan sektor tunggal puteri adalah kedisiplinan yang ditingkatkan. Bahkan pelatihan pun perlu meningkatkan kerja keras yang disertai dengan perubahan revolusi mental, karakter hingga latihan fisik bulu tangkis itu sendiri.
Yang juga perlu diingat oleh para atlet puteri adalah bahwa mereka berlatih bukan hanya sekadar melakukan hobi melainkan profesi. Latihan yang mereka tempuh pada dasarnya adalah dengan tujuan menjadi atlet badminton profesional. Diperlukan usaha keras nampaknya untuk membangkitkan sektor tunggal puteri sebagai penerus dari seorang Susi Susanti ke depannya.
Bahkan seperti katanya, para gadis kecil yang sudah terlihat bakat bulu tangkisnya bisa ditampung dalam sebuah klub untuk meningkatkan kemampuannya. Ketika dari kecil sudah mempunyai prestasi yang baik, maka mereka pun akan lebih kuat untuk menjalani profesinya hingga ke depan dan tak akan mudah mundur di tengah jalan. Memang, hingga saat ini belum ada yang bisa menyamakan Susi Susanti sebagai legenda sektor tunggal puteri yang benar-benar tak terlupakan.
Baca juga:
Prestasi Susi Susanti
Wanita kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 ini sudah beraksi di pentas internasional sejak usianya 14 tahun. Ada berbagai penghargaan yang sudah ia raih dan ia pun telah membuktikan kemampuannya yang hebat dalam teknik dasar permainan bulu tangkis.
- Susi membuat nama Indonesia harum melalui gelar juara yang ia rebut di ajang World Championship Junior di tahun 1985.
- Di tahun 1987, kembali ia dapat menjadi juara World Championship Junior.
- World Cup dan Indonesia Open pun telah ia juarai di tahun 1989.
- Tahun berikutnya, atau 1990, kembali ia memperoleh gelar juara untuk World Cup, World Badminton Grand Prix, All England serta Medali Perunggu di Asian Games.
- Tahun 1991 juga merupakan tahun kejayaan Susi karena ia menjuarai banyak acara, seperti World Badminton Grand Prix, Indonesia Open, All England, Japan Open, Thailand Open, Denmark Open, Swedish Open, dan tak ketinggalan China Taipei Open.
- Selanjutnya di tahun 1992, juara yang peroleh antara lain adalah World Badminton Grand Prix, Swedish Open, Thailand Open, German Open, Denmark Open, Japan Open, serta Malaysia Open.
- Tentunya para penggemar bulu tangkis khususnya pada era 1990-an juga akan selalu mengingat hari tersebut di mana medali emas adalah persembahan dari Susi Susanti pertama kali bagi Indonesia tahun 1992 pada ajang Olimpiade Barcelona. Bangganya Indonesia memiliki Susi dengan bakat dan kemampuan bulu tangkisnya yang luar biasa dan pada kemenangannya di Olimpiade Barcelona tersebut, ia berhasil menjadi orang pertama yang membuat bendera tanah air dapat berkibar di ajang olimpiade tersebut. Bukan hanya Sang Merah Putih saja, melainkan juga lagu kebangsaan Indonesia Raya pun turut dikumandangkan di sana sehingga otomatis jelas membuat nama Indonesia dikenal oleh negara-negara lainnya juga.
- Tahun 1993 pun demikian, ia mampu menjadi juara pada World Championship, Thailand Open, German Open, Dutch Open, Malaysia Open, All England, serta World Badminton Grand Prix.
- Tahun 1994, Susi juga berhasil memborong juara, antara lain All England, World Cup, Indonesia Open, World Badminton Grand Prix, Japan Open, Malaysia Open, Dutch Open, Thailand Open, German Open, China Taipei Open sekaligus juga meraih Medali Perunggu Asian Games.
- Tahun 1995 Susi tetap mampu memborong juara walau tak sebanyak sebelumnya, yakni juara Indonesia Open, Korea Open, Japan Open, dan Malaysia Open.
- Tahun 1996 ia adalah juara pada World Badminton Grand Prix, World Cup, China Taipei Open, Indonesia Open, serta menjadi juara medali perunggu olimpiade Atlanta.
- Tahun 1997 ia menjadi juara Indonesia Open, Vietnam Open, Malaysia Open, serta World Cup.
- Layak bagi Susi memperoleh julukan ratu bulu tangkis se-Asia Tenggara karena ia pun sudah pernah meraih gelar juara SEA Games di tahun 1987, 1989, 1991, 1993 serta 1995 dalam 5 musum secara berturut-turut.
Prestasi Beregu Puteri
Setelah melihat rangkaian gelar juara tunggal puteri yang ia telah raih, tentu tak salah bila kembali mengingat juga bahwa Susi Susanti telah berhasil meraih juara penghargaan beregu puteri.
- (Tim Indonesia) Juara SEA Games di tahun 1987,1989, 1991, 1993, serta 1995.
- (Tim Indonesia) Semifinalis Piala Uber di tahun 1988, 1990, serta 1992.
- (Tim Indonesia) Juara Piala Sudirman di tahun 1989.
- (Tim Indonesia) Finalis Asian Games di tahun 1990 serta 1994.
- (Tim Indonesia) Finalis Piala Sudirman di tahun 1991, 1993, serta 1995.
- (Tim Jawa Barat) Juara PON di tahun 1993.
- (Tim Indonesia) Juara Piala Uber di tahun 1994 serta 1996.
- (Tim Indonesia) Finalis Piala Uber di tahun 1998.
Tahun 1997 merupakan tahun di mana Susi Susanti mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi kekasih berikut rekannya di pelatnas setelah berpacaran selama kurang lebih 10 tahun. Berawal dari cinta lokasi, mereka pun akhirnya menikah pada 9 Februari 1997. Karena setelahnya di tahun tersebut Susi juga hamil, maka keputusan gantung raket pun ia ambil sesudah sejumlah gelar juara berhasil ia dapatkan.
Baca juga:
Walau sudah gantung raket, bisa dibilang bahwa Susi Susanti merupakan pemain bulu tangkis puteri yang tak tergantikan. Ini karena belum ditemukannya pemain bulu tangkis puteri di Indonesia dengan kemampuan dan prestasi yang bisa menyamai Susi Susanti. Tak heran kalau dari profil Susi Susanti ini saja, kita bisa mengatakan bahwa ia merupakan legenda dalam dunia bulu tangkis Asia.