Manchester United dan Chelsea menjadi yang terdepan setelah Barcelona dalam perburuan Midfielder Paris St. Germain, Adrien Rabiot. Mundurnya La Blaugrana dalam perburuan pemain Timnas Prancis itu tak lepas dari keberhasilan mereka mendatangkan Frenkie de Jong ke Camp Nou.
Sebelumnya, El Barca diberitakan telah mengajukan proposal untuk mendatangkan Rabiot dengan mahar sebesar 40 juta Euro Januari lalu. Proposal tersebut kemudian ditolak oleh PSG sementara Barcelona bersikukuh tidak mau menaikan harga Rabiot. Uniknya, kegagalan Rabiot bergabung dengan Barcelona kemudian diikuti dengan pemecatan manajernya yang juga ibunya sendiri.
Sang pemain sendiri kontraknya bersama PSG akan habis akhir musim ini dan pada bursa transfer mendatang gelandang Prancis itu akan berstatus bebas transfer.
Manchester United dan Chelsea sudah menyatakan ketertarikannya untuk memboyong pemain 23 tahun tersebut. MU serius memboyong Rabiot untuk menggantikan Maroune Fellaini yang pergi dari Old Trafford akhir Januari lalu. Kepergian Fellaini dari klub kota Manchester itu kemudian menyisakan Paul Pogba dan Juan Mata sebagai pilihan gelandang serang MU.
Dengan kedatangan Rabiot, MU berharap akan menambah kedalaman skuad pasukan Ole Gunnar Solskjaer tersebut. Tetapi rencana itu mendapat kritik dari mantan legenda MU, Paul Scholes. “Dia hanya akan mennambah daftar pemain bintang yang duduk di bangku cadangan,” katanya.
Sementara itu, Chelsea masih terus mencari pengganti Cesc Fabregas yang pindah ke AS Monaco. Di belakang Setan Merah dan The Blues berjajar Liverpool, Arsenal, Tottenham dan Bayern Munchen yang siap menikung..
Rabiot telah mencatat tampil 20 kali bersama dengan catatan 2 gol dan 2 Assist bersama PSG musim ini. Sekarang Rabiot sedang menghadapi masa sulit di klub kota Paris itu. Statusnya di squad utama PSG dibekukan sejak Desember lalu karena dia memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya di klub ibukota itu. Tetapi pembekuan itu dinilai para pengamat kurang bijaksana karena pada pertandingan leg kedua melawan MU nanti, Marco Veratti harus absen karena cedera dan PSG membutuhkan gelandang seperti Rabiot untuk bisa menjaga kans lolos ke babak delapan besar.
Rabiot adalah gelandang yang serba bisa dan memiliki potensi besar untuk menjadi bintang, tetapi sifat pemberontaknya membuatnya sulit mendapat kepercayaan dari pelatih klub maupun timnas seperti ketika dia menolak untuk masuk ke dalam daftar tunggu Timnas Prancis.