Jorge Lorenzo, juara 3 kali MotoGP dilanda cedera sejak tahun 2018 lalu. Pada akhir musim lalu Jorge Lorenzo harus menjalani operasi untuk menyembuhkan cedera pada kaki kirinya. Selain itu pembalap berusia 31 tahun ini pun masih harus menjalani operasi terkait cedera pergelangan tangannya sebelum natal kemarin.
Melihat riwayat cederanya dan operasi yang harus dijalaninya, Jorge Lorenzo mengaku bahwa dirinya takut akan mengalami tabrakan lagi yang kemudian berpengaruh buruk pada karir balapnya di MotoGP.
“Karena pengalaman – pengalaman buruk yang telah saya alami sebelumnya, alam bawah sadar saya membuat saya refleks menahan gas pada motor, namun dilain pihak otak terus memerintahkan untuk bergerak lebih cepat,” kata Jorge Lorenzo pada DAZN.
Lorenzo menyatakan bahwa ada perdebatan terus – menerus yang terjadi antara otak, hati dan tangannya saat mengatasi gas pada motornya. Hal itu terjadi karena dirinya takut akan terjatuh lagi saat balapan. Jorge kembali menyatakan bahwa cederanya menyebabkan dirinya menjadi lebih waspada dan tidak ingin kembali mencederai dirinya sendiri sehingga saat balapan Jorge cenderung untuk mengurangi gas pada motornya atau mengerem lebih awal.
Saat balapan di Sirkuit Losail Internasional Qatar, Lorenzo kembali menghadapi hal kurang mengenakkan. Pada sesi latihan bebas ketiga pada hari Sabtu lalu Jorge Lorenzo kembali mengalami kecelakaan yang cukup berat. Hal tersebut membuatnya harus menghentikan balapan pada sesi pertama kualifikasi sebelum akhirnya finish di urutan ketigabelas secara keseluruhan.
Hasil yang kurang baik yang diperolehnya pada saat latihan bebas di Sirkuit Losail Internasional Qatar tidak membuat Jorge Lorenzo hanya fokus pada hal yang buruk. Jorge Lorenzo kemudian tetap berusaha untuk bangkit. Dirinya masih berusaha melihat sisi positif dari sesi latihan bebas yang dijalaninya. Walaupun Jorge mengakui bahwa sesi latihan bebas di Qatar tidak memberikan hasil yang signifikan karena finish diposisi ketigabelas bukanlah hal yang diinginkannya.
Jorge Lorenzo mengakui bahwa kecelakaan yang dialaminya saat sesi latihan bebas telah membuatnya terbatas melakukan apapun di arena balap. Kecelakaan tersebut juga berdampak besar pada tubuhnya khususnya bagian bahunya yang pada akhirnya mempengaruhi rasa percaya dirinya. Kecelakaan tersebut juga membatasi pergerakannya diatas motornya dan berakibat pada performanya yang melambat.
Jorge kemudian membandingkan sesi latihan bebas ketiga dengan sesi latihan bebas pertama. Pada sesi latihan bebas pertama Jorge mengaku penampilannya sangat baik. Bahkan dirinya mampu untuk memacu motornya lebih cepat dilintasan. Jorge berandai jika seandainya dirinya tidak mengalami kecelakaan di sesi latihan bebas ketiga bukan tidak mungkin dia akan langsung masuk pada Q2 dan berada pada baris kedua atau ketiga dan bukannya berada pada posisinya saat ini pascakecelakaan tersebut.
Pasca kecelakaan tersebut Jorge dan timnya berusaha untuk mengadakan perbaikan. Mereka kemudian mengganti koplingnya untuk menciptakan margin agar mencapai hasil yang baik dipermulaan balapan berikutnya. Namun kemudian muncul masalah baru karena kopling tersebut licin dan terus berputar sejak dari putaran pemanasan dan juga di tiga putaran awal.
Hal itulah yang menyebabkannya selalu berada di posisi belakang dan didahului hingga lima pembalap. Jorge pun kehilangan tiga sampai empat detik dan menyebabkannya gagal finish di sepuluh besar.
Jorge Lorenzo pada dasarnya masih percaya diri bahwa dirinya dan tim masih mampu untuk finish diposisi yang lebih baik daripada sekadar diposisi ketigabelas. Jorge pun terus berharap akan hasil yang lebih baik dibalapan – balapan selanjutnya.