West Ham United mengaku telah menyerahkan semua bukti kepada polisi setelah melengkapi tahapan investigasi atas tindakan rasisme oknum suporternya terhadap striker Liverpool, Mohamed Salah.
Tindakan rasisme yang dimaksud adalah teriakan atau olokan yang terjadi pada laga Liverpool kontra West Ham di London Stadium pada Senin lalu. Saat itu, salah yang baru berusia 26 tahun ini direkam dengan kamera ponsel dari tribun home penonton ketika ia hendak mengmbil tendangan penjuru. Pertandingan itu sendiri diakhiri dengan skor sama kuat 1 – 1.
“Klub tidak akan diam dalam kasus seperti ini. Tidak ada toleransi untuk tindakan rasis semacam itu,” ungkap pihak klub West Ham dalam keterangan persnya.
“Berkenaan dengan tindakan memuakkan, rasisme, yang ditujukan terhadap striker Mohamed Salah pada Senin malam, West Ham mengkonfirmasi bahwa klub telah mengantongi sejumlah bukti untuk kemudian ditindaklanjuti oleh Meropolitan Police,” sambungnya.
Cuplikan video yang direkam oleh oknum anggota fans West Ham tersebut menunjukkan ujuran mengolok Salah, termasuk soal agama Islam yang dianut oleh Salah.
Video tersebut lantas cukup menghebohkan jagad maya. Salah seorang netizen yang mengupload video tersebut di akun twitternya menulis, “Sangat tidak menyenangkan mendengar apa yang baru saja saya dengar. Orang-orang seperti ini tidak layak berada di kehidupan sepak bola kita.”
Peristiwa rasisme yang menimpa Mohamed Salah pun menjadi perhatian banyak pihak. Lord Ouseley, pendiri English Football’s anti-discrimination Body pun turut mengomentari hal ini. Pria yang kini sudah berusia 73 tahun tersebut mengkritik tajam federasi sepak bola Inggris yang dinilainya telah gagal enangkal rasisme dari olah raga, khususnya sepak bola.
“Mereka (federasi sepak bola Inggris), dengan segala kekuatan yang dimilikinya, tidak boleh mengelak dari tanggungjawabnya untuk mengatasi masalah seperti ini. Tindakan yang nyata dan cepat adalah yang kita butuhkan saat ini. Ini tanggung jawab pemimpin federasi,” katanya saat diwawancarai bbc.
“Masalah sepak bola, khususnya Premier League, saat ini adalah tidak berfungsinya cara-cara untuk menangkal rasisme.”
Lord Ousley lantas memberi contoh lain. Pada Desember lalu, tindakan rasisme juga dilakukan oleh suporter Chelsea pada penyerang Manchester City, Raheem Sterling. Setelah kejadian itu, Sterling mengungkapkan bahwa media seperti membantu mengompori atau menghidupkan rasisme dengan cara bagaimana mereka menggambarkan pesepak bola muda berkulit hitam.
“Pertanyannya adalah bahwa mengapa FA tidak melihat apa yang tengah terjadi dan mengambil tindakan langsung pada saat itu juga?” tandasnya.