Home » Archives for Marli » Page 2
Author

Marli

Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis

Jepang Turunkan 3 Ganda Putri Terbaiknya di German Open 2019

by Marli
written by Marli

German Open 2019 adalah salah satu turnamen BWF yang selalu diselenggarakan rutin setiap tahunnya, namun gelaran kali ini secara waktu sangat berdekatan dengan penyelenggaraan kejuaraan All England dan gengsi All England memang lebih tinggi dibanding dengan German Open. Banyak negara yang mengistirahatkan atletnya untuk fokus menghadapi ajang All England dan dengan banyaknya atlet yang absen akan menjadi peluang yang sangat baik bagi para atlet muda untuk menambah jam terbang.

Ternyata tak semua atlet kelas dunia diistirahatkan, karena masih banyak pemain berkelas yang akan turun dan salah satu negara yang sangat serius menghadapi turnamen ini adalah Jepang. Tiga ganda putri terbaik Jepang semuanya diturunkan di German Open yaitu Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Catatan prestasi ketiga ganda putri Jepang ini memang sangatlah bagus seperti Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang pernah menjadi juara dunia pada tahun 2018.

Ketiga pasangan ganda putri Jepang ini masih menduduki 3 besar rangking dunia dan sampai saat ini Jepang menjadi kekuatan yang sulit ditaklukan pada sektor ganda putri. Secara otomatis ketiga pasangan ini menjadi unggulan dalam turnamen tahunan ini dan kemajuan Jepang di bidang bulutangkis ini membuat lebih banyak lagi negara di asia yang memiliki kekuatan di sektor bulutangkis ganda putri.

Turnamen german open pada edisi 2 tahun terakhir di sektor ganda putri selalu dimenangkan oleh para atlet yang berasal dari Jepang dan pada sektor ini Indonesia tak bisa berbuat banyak, karena hanya memiliki pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang kuat di sektor ganda putri. Kebijakan federasi Jepang untuk mendatangkan pelatih bulutangkis hebat dari berbagai negara menjadi salah satu keputusan yang sangat tepat dan berkat kinerja dari para pelatih asing yang didatangkan kekuatan bulutangkis Jepang menjadi sangat menakutkan. Banyak yang memprediksi gelaran german open kali akan dikuasai oleh Jepang dan hal ini akan membuat Jepang menjadi salah satu unggulan kuat.

Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak memiliki banyak pilihan di sektor ganda putri, karena hanya ada pasangan Greysia/Apriyani yang miliki rekor baik di ajang kejuaraan bulutangkis dunia dan ada beberapa pasangan ganda putri muda yang diproyeksikan untuk menjadi pelapis dari pasangan ini. Salah satu pasangan yang disebut-sebut akan menjadi penerus keduanya adalah pasangan muda Della/Tania, karena potensi yang dimiliki keduanya berpotensi untuk memberikan harapan baru bagi Indonesia. Diharapkan para pasangan ganda putri nantinya dapat bersaing dengan para pasangan ganda yang berasal dari Jepang yang kini menguasai rangking BWF.

Sekian ulasang singkat mengenai Jepang Turunkan 3 Ganda Putri Terbaiknya di German Open 2019 dan semoga artikelnya dapat menjadi referensi terbaik bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis

Peluang Final Ideal yang Bisa Terjadi di Ajang German Open 2019

by Marli
written by Marli

Indonesia memang tak menurunkan satu orangpun di sektor tunggal putra di ajang German Open 2019 yang akan digelar mulai tanggal 26 Februari 2019 sampai dengan 3 Maret 2019. Semua pemain tunggal putra Indonesia diistirahatkan guna mengikuti kejuaraan yang lebih bergengsi sekelas All England 2019 dan sektor tunggal putra adalah sektor yang paling bergengsi dalam dunia bulutangkis. Tak hadirnya pemain Indonesia membuat peluang negara lain di sektor tunggal putra menjadi lebih besar dan Jepang menjadi negara yang memasang target juara.

Pada tahun 2018 Indonesia memang menurunkan 2 pemain ganda putra di german open, walaupun keduanya tak mendapatkan hasil maksimal dan Anthony Sinisuka Ginting menjadi atlet yang lumayan ditakutti oleh para pebulutangkis dunia. Jonatan Christie memang sangat terkenal usai mendapat medali emas di ajang Asean Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan sejak saat itu Jonatan menjadi atlet yang sangat viral di dunia maya, berkat aksi buka bajunya yang dilakukan seusai pertandingan.

Tak adanya wakil Indonesia di Tunggal putra, tak akan menguranggi tensi tinggi dari para atlet dunia yang akan tampil dan ada beberapa raksasa tunggal putra yang siap tampil. Dari hasil undian yang ditentukan pada tanggal 25 Februari, setidaknya akan 3 tunggal putra terbaik dunia yang akan tampil seperti Kento Momota yang berasal dari Jepang, Chou Tien Chen dari Taiwan dan Lin Dan dari China. Status ketiga pemain ini bukanlah pemain sembarangan dan Momota berstatus sebagai pemain juara dunia pada tahun 2018, Tien Chen berstatus sebagai juara bertahan german open dan Lin Dan berstatus 5 kali juara dunia.

Laga perdana akan dihelat pada tanggal 26 Februari dan ketiga atlet tunggal putra yang tadi disebutkan tak akan mudah melewati laga perdananya. Kento Momota akan berhadapan dengan salah satu tunggal putra asal Taiwan yaitu Wang Tzu Wei dan Chou Tien Chen akan berhadapan dengan salah satu tunggal putra asal China yaitu Zhou Zeqi. Kejutan terjadi pada Lin Dan yang akan menghadapi pebulutangkis sesama China yaitu Lu Guangzhu.

Banyak penggemar bulutangkis yang mengharapkan mereka bertiga bertemu di semifinal dan final. Jika ketiganya ada dua yang masuk final, tentu akan ada final ideal yang terjadi dan membuat laga german open menjadi lebih panas. Final ideal memang sangat sulit untuk terjadi, karena seringkali ada pemain baru atau muda yang memiliki kualitas lumayan bagus dan seringkali pemain baru membuat tampilan yang mengejutkan dengan mengalahkan para pemain yang lebih berpengalaman.

Demikian artikel Peluang Final Ideal yang Bisa Terjadi di Ajang German Open 2019 dan semoga artikel ini dapat dijadikan referensi terbaik.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedKejuaraan Dunia Bulu Tangkis

Della/Tania Langsung Hadapi Lawan Berat di Ajang German Open 2019

by Marli
written by Marli

Della Destiara Haris adalah atlet kelahiran Jakarta pada 8 Desember 1992 dan menjadi salah satu atlet yang pernah merasakan bermain sebagai ganda campuran. Della adalah atlet bulutangkis timnas Indonesia yang berasal dari klub Jaya Raya Jakarta dan kini menjadi atlet ganda putri yang sangat diharapkan oleh Indonesia untuk dapat berprestasi di ajang dunia. Sedangkan Tania Oktaviani Kusumah adalah salah satu pemain yang masih sangat muda, karena atlet kelahiran 13 Oktober 1999 ini menjadi atlet yang memiliki potensi besar bagi dunia bulutangkis Indonesia.

Pada ajang german open 2019 yang akan diselanggarakan mulai dari 26 Februari 2019, Della/Tania harus bekerja keras di babak awal dengan lawan yang sangat berat dan lawan yang harus dihadapi adalah Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang merupakan salah satu ratu bulutangkis dunia sampai saat ini. Pasangan yang minim pengalaman harus langsung berhadapan dengan pasangan yang kenyang pengalaman, namun semua kemungkinan bisa saja terjadi dan peluang Della/Tania untuk memenangkan pertandingan masih sangat terbuka lebar.

Sebelum berpasangan dengan Tania, Della sebelumnya berpasangan dengan Rizki Amelia Pardipta dan Della/Rizki pernah empat kali bertemu dengan pasangan no 1 dunia ini, namun semua laganya dimenangkan oleh para pasangan Jepang. Hasil buruk yang diraih Della/Rizki terjadi pada 4 ajang yang berbeda yaitu Hongkong Open, Badminton Asia Championships, Indonesia Open dan Asian Games. Keunggulan pemain Jepang yang sangat menonjol terlihat dari permainan cepatnya dan hal ini seharusnya harus bisa lebih diantisipasi sejak awal.

Rekor baik pernah diraih Della dengan mengalahkan Yuki/Sayaka saat masih berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari dan kemenangan ini terjadi pada tahun 2016 di ajang China Masters. Pasangan Della/Tania pertama kali tampil berdua saat ajang Spain Master 2019 yang diselenggarakan di Barcelona dan penampilan mereka pada ajang ini sangatlah buruk, sehingga gagal lolos pada 32 besar.

Sementara pasangan Yuki/Sayaka sepanjang tahun 2019 baru mengemas satu gelar juara yaitu di ajang Malaysia Masters, karena pada pertandingan final mereka dapat mengalahkan atlet Indonesia yaitu Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Lawan berat yang langsung dihadapi Della/Tania di laga awal menjadi ujian yang sangat bagus dan akan bisa menjadi tolak ukur kemampuan keduanya. Jika Della/Tania berhasil memenangkan pertandingan, tentu peluang mereka untuk juara di ajang ini sangatlah besar.

Indonesia memang sangat mengharapkan pasangan ganda putri Della/Tania untuk ters berkembang dan akan meneruskan trend baik yang dimiliki Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Pasangan ini akan sering tampil di berbagai ajang dan agenda pada ini dimaksudkan untuk menambah jam terbang mereka, agar nantinya menjadi ganda putri yang sangat kuat.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedKejuaraan Dunia Bulu Tangkis

Indonesia Puasa Gelar di Spain Master dan 5 Gelar Juara yang Berpindah Tangan

by Marli
written by Marli

Gelaran spain masters 2019 telah usai diselenggarakan dan pertandingan yang diselenggarakan di Vall d’Hebron Olympic Sports Centre, Barcelona ini menyisakan banyak cerita yang terjadi. Semua gelar juara di spain masters berpindah tangan, karena tak ada satu gelarpun yang berhasil dipertahankan secara beruntun. Peluang gelar ini untuk dipertahankan secara beruntun memang ada, namun tak ada atlet yang kuat menahan gelar ini untuk tidak berpindah tangan.

Laga seru terjadi di ganda putra, karena all Denmark final terjadi dan kedua pebulutangkis Denmark berhasil masuk final setelah mengalahkan 2 pebulutangkis China di semifinal. Axelsen dengan baik berhasil mengalahkan Ren Pengbao dan Viktor Axelsen menghentikan Zhao Junpeng dengan perlawanan yang sengit. Opsi untuk menggandakan gelar di tahun ini ada di tangan Anders Antonsen, namun permainan Viktor Axelsen berhasil membuat Antonsen tak berkutik dan menyerah.

All Denmark final juga terjadi di sektor tunggal putri antara Mia Blichfeldt menghadapi Hojmark Kjaersfeldt dan permainan berlangsung ketat, namun pengalaman Mia membuktikan kelasnya dengan menjadi juara lewat permainan 2 set. Set pertama permainan dimenangkan Mia dengan keunggulan 21-14 dan set kedua skorpun tak berubah tetap 21-14. Dengan gelar ini Denmark berhasil mengawinkan gelar tunggal putri dan tunggal putra di ajang Spain Masters 2019.

Dua gelar ganda campuran berhasil diraih oleh para atlet yang berasal dari korea dan gelar kategori ganda campuran berhasil dibawa pulang Seo Seung Jae/Chae YuJung setelah mengalahkan pasangan ganda campuran asal Taiwan Wang Chi-Lin/Cheng Chi di partai final dengan perlawanan yang sangat ketat. Sementara di sektor ganda putri gelar juara berhasil diraih Kim So Yeung/Kong Hee Yong setelah mengalahkan pasangan asal Jepang Nami Matsuyama/Chiharu Shida dengan skor yang ketat dan kedua gelar ganda yang diraih Jepang ini menambah catatan baik raihan para atlet Jepang di ajang Spain Masters.

Taiwan juga tak mau ketinggalan untuk mendapatkan gelar di ajang Spain Masters dan melalui pasangan ganda putra Lee Yang/Wang Chi-Lin yang berhasil memenangkan laga final saat melawan Kim Won Ho/Seo Seung Jae yang merupakan pasangan ganda putra andalan Korea Selatan. Dengan hasil ini tak ada satu gelarpun yang berhasil diraih secara beruntun dan hasil ini akan membuat persaingan di peta rangking dunia BWF menjadi sangat ketat.

Pada gelaran ini Indonesia gagal meraih 1 gelarpun dan hal ini dapat dikatakan sangat wajar, karena Indonesia tak menurunkan atlet-atlet terbaiknya di ajang ini. Gelaran All England yang akan segera diselenggarakan pada bulan maret menjadi alasan kuat Indonesia mengistirahatkan banyak pebulutangkis hebatnya dan fokus Indonesia memang ada di gelaran All England yang secara gengsi lebih tinggi.

Demikian ulasan singkat mengenai artikel 5 Gelar Juara Spain Masters Tahun Lalu Berpindah Tangan dan semoga artikelnya dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Bulu Tangkis InternasionalFeatured

Sektor Ganda Campuran Indonesia Kirim Lima Pasangan ke German Open 2019

by Marli
written by Marli

Gelaran German Open 2019 akan digelar pada 26 Februari sampai dengan 3 Maret 2019 dan seluruh pertandingan akan dilangsungkan di Innogy Sporthalle, Muelheim an der Ruhr, Jerman. Dalam gelaran German Open kali ini, Indonesia menurunkan banyak atlet terutama pada sektor ganda campuran dan ada 5 pasangan ganda campuran yang akan ikut berkiprah di turnamen ini.

Hasil undian yang dilakukan Bfw pada hari Senin 25 Februari 2019 dan meski Indonesia menurunkan banyak pasangan, namun peluang juara di sektor ganda campuran sangatlah sulit. Yuta Watanabe/Arisa Higashino adalah pasangan ganda campuran yang menjadi unggulan pertama di german open 2019 dan tidak adanya pasangan Owi/Butet yang selama ini sangat diandalkan Indonesia menjadikan kekuatan di sektor ini tak sekuat dulu. Tontowi yang akan berpasangan dengan Winny belum sekompak saat bersama dengan Butet dan pasangan baru ini masih sangat memerlukan jam terbang bertanding yang lebih banyak.

Kegagalan ganda campuran di tahun 2019 membuat federasi memberikan perhatian lebih dan dengan diturunkannya 5 pasangan ganda menjadi bukti keseriusan federasi untuk memajukan kembali sektor ganda campuran. Kelima atlet yang dirurunkan adalah pasangan Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, Praveen Jordan/Melati Daeva dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuella Widjaja.

Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattnachai adalah pasangan ganda campuran Thailand yang menjadi unggulan kedua di turnamen ini dan bisa menjadi salah satu penghadang kuat bagi para atlet Indonesia. Sedangkan Chan Peng Son/Goh Liu Ying menjadi unggulan ketiga dan akan menjadi lawan yang sangat berat mengingat prestasinya yang bisa meraih medali perak dalam ajang olimpiade 2016.

Catatan buruk ganda campuran Indonesia terlihat dari berbagai turnamen yang gagal dimenangkan seperti Thailand Master, Indonesia Master, Malaysia Master dan Spain Masters. Keempat turnamen yang dimainkan para atlet ganda campuran terjadi pada tahun 2019 dan salah satu prestasi terbaiknya adalah saat Owi/Butet menjadi juara 2 di Indonesia Masters 2019 yang diselenggarakan di Jakarta.

Dalam sejarah german open selama ini, Indonesia baru bisa mendapatkan 1 gelar saja pada tahun 2003 melalui pasangan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian dan seharusnya Indonesia dapat berbicara lebih baik lagi di ajang ini, mengingat kualitas para atlet Indonesia sangat mendunia. Federasi mengharapkan ada banyak pilihan atlet terbaik di sektor ini, agar akan ada pasangan ganda campuran hebat lagi penerus Owi/Butet.

Harapan para pecinta bulutangkis untuk kemajuan ganda campuran Indonesia tentu sangatlah besar, karena sektor ini memiliki sejarah yang baik dan Indonesia pernah memiliki pasangan ganda campuran yang menduduki rangking 1 dunia. Dengan ada beberapa pemain muda yang diikutsertakan pada german open membuat peluang Indonesia untuk miliki pemain ganda capuran hebat seperti dulu akan mudah terwujud.

Sekian artikel tentang Sektor Ganda Campuran Indonesia Kirim Lima Pasangan ke German Open 2019 dan semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedPencak Silat

3 Atlet Silat Cantik Asal Indonesia

by Marli
written by Marli

Silat adalah salah satu ilmu bela diri yang sangat identik dengan bangsa Indonesia dan Indonesia menjadi negara penghasil pesilat-pesilat hebat. Banyak sekali pesilat berprestasi yang mampu mendunia dan pada tahun 2018, ajang Asian Games menjadi tempat mentas para pesilat hebat. Ada banyak pesilat hebat yang mampu menyumbangkan emas pada ajang ini dan ada beberapa atlet silat yang mampu menjadi bahan perbincangan berkat wajahnya yang cantik.

Berikut ini adalah 3 atlet silat cantik asal Indonesia:

1. Puspa Arumsari

Puspa Arumsari adalah pesilat cantik yang memberikan sumbangan emas pertama pada ajang Asian Games 2018 dan menjadi pesilat wanita pertama yang membuka keran emas dari cabang pencak silat. Pesilat yang lahir pada 10 Maret 1993 ini menjadi salah satu pesilat yang mempu menyedot banyak perhatian, karena tak hanya hebat dalam segi skil silat tapi wajahnya yang cantik membuat banyak lelaki terpukau. Kini setelah terkenal pasca Asian Games 2018 Arumsari selalu menjadi pusat perhatian saat tampil pada berbagai acara dan banyak masyarakat yang meminta berfoto dengannya.

2. Ayu Sidan Wilantari dan Ni Made Dwiyanti

Kedua pesilat ini adalah penyumbang emas di ajang Asian Games 2018 dan prestasi ini ditorehkan melalui nomor seni ganda putri. Pasca Asiang Games 2018 kedua pesilat ini menjadi sangat terkenal dan selalu menjadi pusat perhatian saat berada dimanapun. Tak hanya terkenal dengan prestasinya di bidang silat, namun kedua pesilat ini juga dinilai memiliki wajah yang cantik dan banyak orang yang terpesona saat menyaksikan kecantikan mereka berlaga di arena silat. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa keduanya tak cocok jadi pesilat, tapi cocok untuk dijadikan penyanyi duet.

Duet kedua atlet ini terlihat sangat ideal, karena memiliki tingkat kecantikkan yang hampir sama dan seringkali disebut kembar. Keduanya memang tak hanya juara Asian Games saja, tapi masih ada beberapa prestasi lainnya yang pernah diraih dalam berbagai ajang nasional maupun internasional.

3. Pipit Kamelia

Saat membahas pesilat cantik tentu tak akan bisa dilepaskan dari nama Pipit Kamelia dan Istri dari pesilat Hanifan ini juga menjadi salah satu pesilat yang menyumbangkan medali emas pada ajang Asian Games 2018. Pipit meraih medali emas pada nomor tarung kelas 60-65 kg dan perolehan emasnya sejalan dengan Hanifan yang juga mendapatkan medali emas. Pesilat yang lahir pada 6 Januari 1995 ini menjadi pesilat yang banyak menyita perhatian berkat kecantikannya, maka tak heran kalo disetiap laganya selalu banyak lelaki yang menontonnya.

Itulah ulasan lengkap mengenai 3 atlet silat cantik asal Indonesia dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Bulu Tangkis Nasional

4 Pelatih Asal Indonesia yang Sukses di Luar Negeri

by Marli
written by Marli

Para pemain Indonesia yang berlaga di kejuaraan internasional memang sangatlah banyak, namun banyak faktor yang membuat seorang pemain bisa bermain prima di lapangan dan faktor pelatih menjadi hal penting yang harus diperhatikan, karena tanpa pelatih hebat tak akan ada pemain bulutangkis yang cemerlang.

Peran pelatih bulutangkis memang dalam sebuah tim atau sebagai mentor atlet sangatlah signifikan, karena pelatihlah yang akan memberikan intruksi kepada pemain untuk menghadapi lawannya. Indonesia menjadi negara yang disebut-sebut sebagai gudangnya pelatih hebat, namun banyak pelatih bagus yang memilih melatih timnas negara lain dan hal ini bisa disebabkan berbagai faktor.

Berikut ini adalah 4 Pelatih Asal Indonesia yang Sukses di Luar Negeri

1. Hendrawan

Hendrawan adalah salah satu mantan atlet bulutangkis Indonesia yang mencatat berbagai gelar bergengsi di dunia seperti 3 kali raih piala Thomas dan Hendrawan juga tercatat pernah satu kali jadi juara dunia. Setelah pensiun sebagai pemain, Hendrawan memutuskan untuk menjadi pelatih dan sejak 2009 Hendrawan direkrut Malaysia untuk melatih atlet bulutangkis hebat Lee Chong Wei. Berkat tangan dingin dari Hendrawan, karir bulutangkis Lee Chong Wei menjadi naik secara drastis.

2. Atik Jauhari

Sudah sejak lama nama Atik Jauhari terkenal sebagai salah satu pelatih terbaik di Indonesia, hal ini terlihat dari banyaknya pemain populer yang pernah diasuhnya seperti Liem Swie King dan Icuk Sugiarto. Tak hanya di level nasional saja, Atik Jauhari juga mengorbitkan salah satu pebulutangkis terbaik dunia asal India yaitu Saina Nehwal dan berkat tangan dinginnya kini Nehwal menjadi pebulutangkis tunggal putri yang sangat ditakutti oelh para lawannya.

3. Rexy Mainaky

Pelatih bulutangkis yang miliki nama besar di luar negeri adalah Rexy Mainaky dan banyak sekali prestasi yang sudah dicapai pelatih yang satu ini. Dalam kurun waktu 7 tahun Rexy Mainaky menjadi pelatih utama timnas Malaysia dan banyak sekali atlet Malaysia yang berhasil populer. Tak hanya itu Rexy Mainaky juga pernah melatih timnas bulutangkis Filifina. Pada tahun 2014 keputusan penting dilakukan Rexy Mainaky dengan memilih menjadi pelatih Indonesia dan banyak sekali atlet Indonesia yang bersinar berkat tangan dingin Rexy Mainaky.

4. Reony Mainaky

Reony Mainaky adalah masih saudara dengan Rexy Mainaky dan menjadi pelatih yang berkiprah di Jepang. Prestasi yang ditorehkan di Jepang memang sangatlah bagus, karena bisa mengantarkan Jepang menjadi kekuatan baru di dunia bulutangkis dan para pebulutangkis juga kini seringkali kalah oleh Jepang. Banyak atlet jepang yang muncul dan menjadi pemain hebat di kelas internasional, hal ini jadi bukti kehebatan Reony Mainaky di kancah kepelatihan bulutangkis.

Itulah ulasan singkat mengenai 4 Pelatih Asal Indonesia yang Sukses di Luar Negeri dan semoga artikelnya dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Bulu Tangkis InternasionalFeatured

Sejarah Zhang Beiwen Untuk Menjadi Pebulutangkis

by Marli
written by Marli

Zhang Beiwen adalah pebulutangkis putri yang lahir pada 12 Juli 1990 dan atlet kelahiran 12 Juli 1990 ini kini memiliki rangking 9 dunia. Atlet spesialis tunggal putri ini kini sedang bermain di ajang Djarum Superliga Badminton 2019 yang diselenggarakan di Gedung Sabuga ITB, Bandung dan Beiwen tergabung dengan Berkat Abadi.

Beiwen sengaja didatangkan Berkat Abadi untuk memperkuat sektor tunggal putri dan pemain yang kini tinggal menetap di Las Vagas ini menjadi pemain asing yang sangat ditakuti oleh para atlet yang mengikuti turnamen. Saat dimainkan oleh Berkat Abadi Beiwen telah menyumbangkan 2 kali kemenangan dan membantu tim Berkat abadi di penyisihan.

Zhang Beiwen sejak usianya baru menginjak 7 tahun sudah mulai mengenal bulutangkis dan orang pertama yang mengenalkan bulutangkis adalah ayahnya. Masa kecil Beiwen memang tidaklah baik, karena sudah di diagnosa memiliki infeksi pada saluran trakea dan masa kecilnya banyak dihabiskan di rumah sakit untuk menjalani berbagai perawatan.

Beiwen sangat sering diinfus untuk menjaga kestabilan tubuhnya dan banyak sekali lubang bekas infus di tangannya, hampir setiap hari ayahnya menangis melihat Beiwen setiap hari harus diinfus. Saat kecil setiap hari harus mengkonsumsi obat dan setiap obat yang harus dikonsumsi selalu ditumbuk dulu oleh ayahnya agar menjadi lebur. kondisi ini kurang lebih terjadi 3-4 tahun dan salah satu saran ibunya waktu dulu adalah melakukan olahraga. Berenang menjadi salah satu olahraga yang dianjurkan ibunya pertama kali, namun Beiwen kurang tertarik dengan olahraga air ini.

Setelah mencoba berbagai olahrga bola seperti voly dan basket, akhirnya Beiwen berhenti melakukan kedua olahraga itu dan hal ini sebagai efek dari postur tubuhnya yang kurang ideal sebagai pebasket atau pemain bola voly. Saat melihat kok bulutangkis Beiwen merasa suka dan sejak saat itulah muncul keinginan untuk terus berlatih bulutangkis, karena untuk menjadi pebulutangkis tak perlu postur tinggi.

Setelah melakukan latihan rutin bulutangkis Beiwen mulai merasakan manfaat dari olahraga dan sejak saat itu Beiwen bertekad akan terus jadi atlet bulutangkis. Dengan olahraga semua penyakitnya di waktu kecil mulai hilang dan pada tahun 2004 saat usianya sudah menginjak 14 tahun Beiwen tinggal di Singapura, sejak saat itu karirnya di dunia bulutangkis terus dilanjutkan.

Pada tahun 2012 Beiwen menetap di Las Vegas Amerika Serikat dan Las Vegas Beiwen bergabung dengan salah satu klub bulutangkis. Sejak saat itu karirnya di bulutangkis mulai terbuka dan berbagai event di ikuti sampai akhirnya bisa membela timnas bulutangkis Amerika Serikat.

Sekian ulasan singkat mengenai sejarah Zhang Beiwen Untuk Menjadi Pebulutangkis dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Bulu Tangkis InternasionalFeatured

Kevin/Marcus Berpeluang Juara 3 Kali Beruntun di AJang All England 2019

by Marli
written by Marli

Kevin Sanjaya Sukamuljo adalah salah satu pebulutangkis terbaik yang dimiliki Indonesia dan pria yang dilahirkan di Banyuwangi pada 2 Agustus 1995. Atlet andalan Djarum Kudus ini memiliki prestasi gemilang di berbagai ajang internasional dan pebulutangkis ganda putra ini selalu dipasangkan dengan Marcus Fernaldi Gideon.

Sedangkan Gideon adalah atlet bulutangkis yang dilahirkan di Ibukota Jakarta pada 9 Maret 1991 dan menjadi ganda putra andalan Indonesia. Berpasangan sejak 2015 keduanya terus menunjukkan penampilan yang positif dan salah satu prestasi terbaiknya tercipta di 2018 sebagai salah satu penyumbang Emas di Asean Games yang diselenggarakan di Indonesia.

Sejarah bisa saja ditorehkan oleh Kevin/Marcus pada ajang All England 2019 dan pada ajang tahunan ini keduanya telah 2 kali menjadi juara yaitu pada tahun 2017 serta 2018. Juara untuk yang ketiga kali secara beruntun bisa saja diwujudkan pasangan ini, karena performa mereka sedang berada diatas angin dan bukti kehebatan mereka di 2019 adalah dengan menyabet gelar juara Malaysia Master serta Indonesia Masters.

Untuk mewujudkan juara beruntun memang bukanlah hal yang mudah, karena banyak sekali ganda putra dari negara lain yang memiliki potensi untuk menghadang dan salah satu atlet terberat datang dari negara China yaitu Li Junhui/Liu Yuchen, karena pada tahun 2018 mereka tercatat sebagai juara perancis terbuka. Tak hanya itu negara Denmark juga kini memiliki para pasangan ganda putra yang memiliki kualitas bagus dan salah satu penghadang yang sangat kuat adalah Mathias Boe/Carsten Mogensen yang menjadi lawan mereka di final All England 2018.

Sampai saat ini All England memang menjadi salah satu ajang kejuaraan bulutangkis yang sangat bergengsi di dunia dan banyak sekali atlet yang mau ikut serta dalam ajang ini, salah satu negara yang sangat serius menatap All England 2019 adalah China. Untuk menyambut All England 2019 China rela mengistirahatkan banyak atlet terbaiknya di ajang Spain Masters 2019 dan hal ini dilakukan China demi mendapatkan gelar di ajang ALL England 2019.

Indonesia juga melakukan persiapan khusus untuk menghadapi berbagai laga penting di All England dan pasangan ganda putra Kevin/Marcus sangat diharapkan dapat berprestasi lagi di ajang ini, karena mereka memiliki keunggulan dari berbagai aspek dibanding dengan lawan-lawannya.

Kini Indonesia tidak bisa terlalu berharap dari ganda campuran Owi/Butet, karena Butet memilih untuk pensiun dari bulutangkis profesional setelah gelaran Indonesia Master 2019 dan penampilan Owi dengan pasangan barunya Winny belum terlalu maksimal, karena masih memerlukan banyak jam terbang bermain.

Demikian pembahasan artikel Kevin & Marcus Berpeluang Juara 3 Kali Beruntun di AJang All England 2019 dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Bulu Tangkis InternasionalFeatured

Tai Tzu-ying Berpeluang Juara 3 Kali Beruntun di All England 2019

by Marli
written by Marli

Tai Tzu-ying adalah pebulutangkis hebat yang lahir pada 20 juni 1994 dan atlet yang dilahirkan di Kaohsiung Taiwan ini memiliki catatan sejarah yang sangat baik. Saat usianya baru menginjak 17 tahun Tai Tzu-ying berhasil meraih gelar internasional perdananya dengan menjadi juara di ajang AS Terbuka yang diselenggarakan pada tahun 2011.

Pebulutangkis tunggal putri yang kini menempati urutan ke 1 dunia ini mencatatkan rekor baik pada tahun 2017 sampai 2018 sebagai juara All England dan gelar ini bisa saja didapatkan untuk ketiga kalinya secara beruntun pada gelaran All England 2019. Peluang ini terbuka lebar bagi Tai Tzu-ying mengingat secara kualitas permainan atlet ini sangatlah memukau.

Untuk menjadi juara di All England memang bukanlah hal mudah mengingat ada berbagai catatan negatif yang diraihnya pada laga-laga terakhirnya dan catatan kurang baik ini didapat saat berlaga di Malaysia Open 2019, karena pada turnamen ini Tai Tzu-ying bisa dibilang gagal total alias tanpa gelar. Padahal penampilannya di tahun 2018 sangatlah gemilang, namun di awal 2019 penampilannya kurang bagus.

Pada tahun 2018 ada 7 gelar yang diborong oleh Tai Tzu-ying yaitu Indonesia Masters, Malaysia Open, All England Open, Indonesia Open, Denmark Open, French Open dan Chinese Taipei Open. Ada kabar yang menyebutkan salah satu faktor menurunnya penampilan Tai Tzu-ying adalah cedera ringan yang dideritanya.

Untuk raih gelar All England ketiga kali secara beruntun, tentu diperlukan perjuangan yang sangat keras dan hampir semua pebulutangkis terbaik dunia tampil di ajang All England 2019. Pertandingan All England akan diselenggarakan di Birmingham Arena dan hanya Carolina Marin saja yang tak akan turun di All England, karena sedang mengalami cedera yang sangat parah pasca bertanding di final Indonesia Master 2019.

Pada tahun 2017 Tai Tzu-ying menjuarai All England dengan mengalahkan Ratchanok Intanon 2 set langsung dengan skor yang lumayan besar dan pertandingan berakhir pada skor 21-16 di set pertama serta skor 22-20 di set kedua. Sedangkan pada tahun 2018 Tai Tzu-ying berhasil mengalahkan Akane Yamaguchi di final dengan skor 22-20 di set pertama dan 21-13 di set yang kedua.

Banyak fans Tai Tzu-ying yang ingin segera melihat aksinya di ajang All England 2019 dan Tai Tzu-ying akan menjadi unggulan pertama pada turnamen ini, karena secara peringkat di BWF Tai Tzu-ying masih berada di rangking 1 dunia. Dengan absennya Carolina Marin membuat peluang Tai Tzu-ying untuk jadi juara ketiga kalinya menjadi sangat besar dan terbuka lebar.

Sekian ulasan artikel mengenai Tai Tzu-ying Berpeluang Juara 3 Kali Beruntun di All England 2019 dan semoga artikel ini dapat menjadi referensi terbaik bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Newer Posts
Older Posts