Semua penikmat sepakbola pasti mengenal pemain seperti Paul Pogba, Pavel Nedved dan Zlatan Ibarahimovic, tetapi tak semua mengenal sosok di balik pergerakan luar biasa di bursa transfer yang berujung pada transfer-transfer menggegerkan dunia sepakbola.
Yang berada di balik permainan transfer tersebut adalah Mino Raiola, agen pemain yang terkenal karena sifat oportunisnya yang luar biasa. Dialah yang membuat pemain-pemain tersebut menemukan klub terbaiknya.
Dia jugalah satu-satunya agen yang tidak berhenti membuat kontroversi. Tanpa Mino Raiola tak akan ada rekor transfer 112 juta Poundsterling milik Paul Pogba ketika pindah dari Juventus ke Manchester United.
Dia adalah sosok yang hidupnya bisa dijadikan inspirasi untuk mengejar kesuksesan. Raiola memulai karir di dunia sepakbola dari nol. Awal kesuksesannya terjadi ketika dia menjadi translator perpindahan Dennis Bergkamp ke Inter Milan.
Dia mendapatkan salinan dokumen-dokumen penting, membacanya dan kemudian menyerap semua informasi sehingga dia benar-benar paham apa yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan.
Sebagai agen pemain, kesuksesan pertamanya adalah perpindahan Pavel Nedved dari Sparta Praha ke Lazio. Tetapi dia baru menikmati kepopuleran dan keberuntungannya ketika dia bertemu dengan Zlatan Ibrahimovic pada tahun 2003.
Raiola berhasil membuat kesepakatan transfer dari Ajax ke Juventus dan Ibrahimovic memujinya dengan menyebut Raiola sebagai orang yang tak peduli dengan apa yang dipikirkan orang tentang dirinya. Perpindahan Ibrahimovic selanjutnya pun luar biasa. Raiola berhasil memikat klub-klub sekelas AC Milan, Barcelona, PSG, Manchester United dan LA Galaxy untuk merogoh kocek mereka dalam-dalam untuk memboyong Ibra.
Setelah itu berturut-turut Mario Balotelli, Maxwell, Martin Jol, Romelu Lukaku, Blaise Matuidi, Felipe Mattioni, Henrikh Mkhitaryan dan Paul Pogba bergabung dengnnya. Tetapi kesuksesannya dan kepopulerannya juga diikuti dengan kebencian terhadapnya. Sebut saja Sir Alex Ferguson, Pep Guardiola dan Roberto Mancini yang tidak menyukai sang agen ini.
Beginilah sang super-agen bernegosiasi: tentu kita masih ingat Luciano Moggi, sang mafia di balik calciopoli. Dia adalah sang ‘raja’ ketika beritu berurusan Mino Raiola yang saat agen dari Pavel Nedved. Sebelum peperangan yang sebenarnya terjadi, keduanya terlibat perang media.
Dan ketika mereka mulai bernegosiasi, Juventus sudah memenuhi semua syarat yang diajukan sang agen. Tetapi Raiola menambah syarat (Misal: A). Juventus memenuhi juga A. Kemudian Raiola mengatakan “Saya berubah pikiran, saya tidak butuh A, saya butuh B.” Dan Juventus menanggapinya dengan menyebut Raiola gila. Tetapi hari berikutnya, kesepakatan terjadi. Begitu pula yang terjadi ketika negosiasi Ibrahimovic dengan PSG dan negosiasi Pogba dengan MU. Kita pun tahu apa hasilnya.
Mino Raiola adalah agen yang oportunis dan murni seorang kapitalis sejati. Dia dicintai sekaligus dibenci karena sikapnya yang gila tersebut, tetapi dia tak peduli dengan apa yang dikatakan orang. Bersamanya, seorang pemain bisa benar-benar menjadi kaya raya dan sukses atau benar-benar hancur dan terpuruk.
Sekarang dia tengah bermain di balik berita-berita heboh transfer Pogba. Untuk klub mana Pogba akan bermain musim depan, kita bisa menebak dengan tepat jika kita memahami orientasi Mino Raiola; Pogba akan pindah ke klub yang bisa membayar mahal.