Bos Manchester City, Pep Guardiola, menetapkan standar yang luar biasa tinggi terhadap kesuksesan yang diraih tim yang dibesutnya. Bukan hanya sukses di level domestik, tim besutannya harus sukses juga di level eropa, sebagai juara tentunya.
Pep menetapkan standar ini menilik dari prestasi yang sudah diraihnya saat menukangi Bayern Munchen dan membawa Barcelona berjaya.
Saat menjadi pelatih Munchen, meskipun mampu membawa FC Hollywood memenangi 3 gelar Bundesliga dan 2 gelar DFB Pokal, tak satupun gelar di kancah Eropa yang diraihnya. Selalu terhenti di semi final dalam 3 kali kesempatan merupakan suatu kegagalan dan inilah yang sering disoroti media waktu itu.
Sementara di Barcelona, Pep memberikan klub Catalan tersebut 2 gelar Liga Champions sebelum bergabung dengan manchester City. Wajar bila ekspektasi publik akan mengarah ke raihan gelar tertinggi jika pelatih ingin dianggap sukses.
Dua setengah musim membesut The Citizens, Pep Guardiola sebenarnya sudah menancapkan taringnya untuk menjadi salah satu pelatih tersukses Man City. Raihan gelar Premier League dengan margin poin terbanyak dan 2 gelar Piala Liga sudah membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih, namun belum cukup menjadi tolok ukur standar kesuksesan miliknya.
“Di Bayern Munich, saya dinilai seperti itu (gagal meraih gelar level Eropa), jadi saya akan dinilai seperti itu juga disini (Manchester City). Periode melatih saya di Munich dianggap tidak baik oleh sebagian besar orang, karena kami tidak mampu sama sekali ke Final (Liga Champions). Kami sampai ke semi final tetapi tidak mampu ke final dan kami dihakimi seperti itu.” Ungkap Pep Guardiola
“Jadi, saya orang yang beruntung. Standar saya tinggi dan saya harus dapat meraihnya.” Pep menambahkan selepas mengetahui lawan Man City di babak perempat final Liga Champions.
Pep paham penghakiman semacam itu adalah harga yang harus dibayarnya untuk sukses, tetapi dia juga sadar kalau itu tidaklah adil.
“Ketika anda di posisi seperti yang kami alami sekarang, saya tidak akan banyak mengeluh. Saya yakin suporter kami mengerti akan hal itu. Saat saya berbicara dengan pemilik klub, CEO dan direktur olahraga, semua orang di Manchester City mengerti dan memberikan penghargaan ata sapa yang kami peroleh selam dua musim terakhir. Akhirnya, itulah hal yang paling penting.” Tambah pelatih plontos usia 48 tahun.
“Setelah itu, semua bisa menilai jika hal itu adalah bencana. Jika kami tidak memperoleh gelar Liga Champions, kinerja kami selama 3 musim, setiap 3 hari, dainggap sebagai kegaalan ataupun bencana. Saya sangat tidak sependapat dengan pernyataan tersebut, tetapi apa yang dapat saya katakan? Terima dan melanjutkan langkah.”
Pep mengakhiri pernyataannya dengan meminta seluruh komponen klub dapat berjuang bersama untuk mendapatkan prestasi terbaik Man City.
“Yang lebih penting adalah semua pemain, manajemen klub, pendukung setia dan masyarakat memberikan penghargaan jika kami bermain konsisten dan rendah diri, dalam setiap pertandingan, melakukan apa yang harus kami lakukan (untuk menang).”