Penggemar olahraga bulu tangkis akan kembali dihibur dengan suguhan para atlet kebanggaan Indonesia di lapangan. Setelah seminggu terakhir perhatian para pecinta bulu tangkis tersita di gelaran akbar berstatus turnamen Super 1000, All England, kini para badminton lover kembali disuguhkan dengan dua gelaran turnamen sekaligus yaitu Lingshui China Master 2019 dan Swiss Open 2019.
Para pemain bulu tangkis Indonesia dipastikan turun dikedua turnamen tersebut. Pada turnamen Lingshui China Master, Indonesia hanya turun di sektor tunggal putra, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Sementara untuk sektor tunggal putri Indonesia sama sekali tidak berpartisipasi.
Turnamen Lingshui China Master akan digelar sejak tanggal 12 Maret hingga 17 Maret nanti. Digelar di Agile Stadium Of Lingshui Culture and Sports Square, turnamen ini berhadiahkan uang dengan total sebesar 75,000 Dollar Amerika Serikat.
Pada babak kualifikasi, Indonesia tanpa wakil sama sekali. Pemain Cina mendominasi di babak kualifikasi.
Ikhsan Leonardo Rumbay menjadi perwakilan pertama Indonesia dari sektor tunggal putra yang berlaga di lapangan. Ikhsan ditantang oleh pemain dari Korea Selatan, Kim Donghun di babak pertama. Pertemuan keduanya menjadi yang pertama di ajang Lingshui China Master ini.
Pertandingan yang berlangsung pada pukul 18.40 waktu setempat akhirnya dimenangkan oleh wakil Korea Selatan dalam dua set langsung. Ikhsan harus rela mengakhiri pertandingan dengan skor yang terbilang cukup tipis, 21 – 23 dan 20 – 22. Dari perolehan skor dapat ditarik kesimpulan bahwa Ikhsan memberikan perlawanan yang sengit menghadapi wakil Korea. Namun sayangnya Ikhsan gagal untuk menahan laju pemain Korea bahkan sekadar untuk bermain tiga set.
Secara statistik terlihat permainan Ikhsan terbilang mampu mengimbangi permainan lawan. Pada babak pertama permainan Ikhsan memang masih kurang jika dibandingkan sang lawan, namun perbandingan keduanya tidak begitu signifikan. Bahkan pada babak kedua grafik permainan Ikhsan menunjukkan peningkatan. Sayangnya pada akhir babak kedua permainan Ikshan menurun dan malah berbalik menjadi kesempatan bagi lawan yang tentunya tidak disia-siakan begitu saja.
Kekalahan Ikhsan di babak pertama cukup disayangkan. Apalagi Ikhsan menjadi laga pembuka bagi para pemain Indonesia. Tentunya sebuah kemenangan di laga pembuka akan menjadi suntikan penyemangat dan motivasi tersendiri bagi rekan – rekannya yang akan melakoni laga selanjutnya.
Jika ditilik secara rangking, di atas kertas Ikhsan dipastikan unggul atas lawannya. Ikhsan saat ini berada pada peringkat 127 dunia sedangkan lawannya berada di peringkat 526 dunia. Terlihat perbedaan rangking yang sangat signifikan. Namun kembali lagi bahwa peringkat tidak dapat dijadikan faktor penentu. Kondisi pemain saat di lapangan lebih sering memainkan peran yang lebih krusial untuk penentu menang atau kalahnya sang pemain.
Semoga dengan kekalahannya di babak pertama, tidak menurunkan semangat Ikhsan. Akan lebih baik jika kekalahan tersebut dijadikan bahan pelajaran untuk semakin berkembang kedepannya. Apalagi diusianya yang masih sangat muda, 19 tahun, masih panjang waktu bagi Ikhsan untuk terus berlatih.