Laga yang mempertemukan Madura United kontra Persib Bandung pada Sabtu (05/10) lalu menuai banyak komentar netizen di media sosial. Pasalnya laga pekan ke-22 tersebut dinilai terdapat beberapa keganjilan yang melibatkan wasit dan perangkat pertandingan.
Digelar di Stadion Gelora Bangkalan, laga Madura United vs Persib Bandung sukses dimenangkan oleh Laskar Sapeh Kerrab, julukan tim Madura United dengan skor 2 – 1. Satu-satunya gol yang tercipta di kubu Persib merupakan sumbangan pemain bernomor punggung 13, Febri Hariyadi pada menit ke-3.
Sementara dua gol Madura United diperoleh dari tendangan bunuh diri pemain Persib, Nick Kuipers pada menit ke-26 dan tendangan penalti Alberto Goncalves Da Costa di menit ke-64. Gol terakhir inilah yang menjadi salah satu pemicu ramainya netizen mengomentari laga ini di media sosial.
Jalannya pertandingan antara Madura United vs Persib menarik perhatian banyak pihak. Mulai dari pelatih Persib, Robert Rene Alberts hingga manajemen tim Persib. Teddy Tjahjono, Direktur PT Persib Bermartabat, bahkan mengomentari laga tersebut di akun Twitter pribadinya.
Pihak Persib pun tidak hanya sebatas berkomentar namun menindaklanjuti dengan melayangkan surat protes. Surat protes tersebut pada intinya berkaitan dengan kepemimpinan wasit dan perangkat pertandingan yang bertugas saat itu.
Seperti dilansir dari Persib.co.id, surat tersebut dikirimkan ke PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Komisi Disiplin PSSI. Surat tersebut juga memuat laporan detail fakta dan data statistik yang menurut pihak Persib merugikan. Laporan yang disampaikan pun didukung dengan bukti video.
Setidaknya ada 24 pelanggaran yang dilakukan tim Maung Bandung termasuk didalamnya hukuman penalti yang terjadi akibat pelanggaran Achmad Jufriyanto pada Diego Assis pada menit ke-61. Yang menarik Madura United hanya diberikan tendangan bebas karena pelanggaran yang dilakukannya sebanyak empat kali hingga pertandingan berakhir.
Sebagaimana dikutip dari surat protes dengan nomor 01/DIR-PBB/X/2019 tertanggal 07 Oktober 2019 tersebut, pihak manajemen Persib menganggap ada yang tidak wajar berdasarkan data statistik yang ada. Sehingga perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Selain persoalan kepemimpinan wasit dan perangkat pertandingan, Persib juga merasa keputusan wasit yang memberikan tambahan waktu hanya dua menit di babak akhir tidak tepat. Padahal jika ditotal waktu yang terpakai pada insiden penalti dan pelanggaran yang terjadi pada Omid Nazari mencapai tujuh menit.
Menyoal permasalahan yang tertuang dalam surat protes tersebut, pihak manajemen Persib pun meminta pihak PT LIB dan Komisi Disiplin PSSI untuk mengevaluasi kinerja wasit. Jika ternyata setelah dievaluasi, kenyataan yang ada sesuai dengan protes dari pihak Persib, maka Persib meminta agar wasit yang bertugas diberikan sanksi memadai dan tidak lagi ditugaskan untuk selama-lamanya.