Sabtu lalu, O2 Arena menjadi saksi keteguhan hati Luke Campbell. Bertarung melawan petinju asal Ukraina, Vasiliy Loamchenko yang digadang – gadang akan menang mudah, Campbell berhasil membuktikan kemampuannya melayani pertarungan hingga 12 ronde.
Campbell menjadi petinju kelima yang mampu melakukannya pada Lomachenko. Walaupun pada akhirnya harus mengakui keunggulan Lomachenko setelah juri memutuskan Lomachenko menang lewat unanimous decision.
Lomachenko (14 – 1, 10 KO) terlihat menguasai jalannya laga. Namun Campbell mampu memberikan perlawanan. Instingnya untuk bertahan serta kecerdasannya di atas ring sanggup merepotkan Lomachenko, peraih medali emas Olimpiade Beijing dan London. Sayangnya Campbell gagal merebut gelar WBA / WBO Lomachenko dan harus rela melepas kesempatannya mendapatkan sabuk WBC.
Menilik dari laga Campbell kontra Lomachenko, tidak salah jika pertanyakan apa yang membuat para juri kompak memutuskan Lomachenko sebagai pemenang. Siapapun yang menyaksikan pertarungan keduanya akan mengakui jika Lomachenko memang unggul dalam hal kecepatan tangan, pergerakan kaki dan teknik pukulannya.
Saat ronde pertama, Lomachenko tidak tampak melancarkan serangannya. Lomachenko hanya menyarangkan satu pukulan pada Campbell. Di lain pihak Campbell tidak tampak gentar. Bahkan saat ronde kesebelas walaupun Campbell sempat terjatuh, Ia sesegera mungkin bangkit.
Namun begitu, keunggulan Lomachenko mulai terlihat saat dirinya mulai serius menyerang. Campbell tampak kerepotan meladeni serangan Lomachenko. Lomachenko masih terlalu tangguh untuk Campbell.
“Luke Campbell tak mempermalukan dirinya sendiri. Dia bertarung sekuat tenaga. Dia pasti akan kembali ke atas ring.” Ujar Bob Arum, promotor Lomachenko.
Pasca kekalahannya dari Lomachenko, Campbell sebaiknya tidak perlu berlama – lama merenungi kekalahannya. Campbell sebaiknya memikirkan apa yang perlu dilakukannya kedepan.
Kekalahannya atas Lomachenko menjadi kekalahan ketiga dalam karir profesionalnya. Kekalahan ini tidak bisa dianggap sebagai penurunan, meski begitu patut untuk dicermati karena hal tersebut akan menjadikan pilihannya untuk menggelar laga di kelas lightweight semakin terbatas.
Bisa dikatakan masa depan Campbell di kelas lightweight bergantung pada rencana Lomachenko. Campbell mungkin akan disarankan untuk naik kelas dibandingkan mengejar rematch dengan Lomachenko seandainya saja Lomachenko memenangkan pertarungan dengan pemenang laga Richard Commey kontra Teofimo Lopez.
Luke Campbell berpostur tubuh tinggi. Dengan tinggi sekitar 175 cm yang mana cukup tinggi dikelasnya saat ini akan sangat membantunya jika ia berniat pindah kelas. Pindah kelas akan meminimalisir kesempatannya bertemu dengan petinju yang sekelas Lomachenko.
“Malam ini adalah milik Lomachenko dan waktuku akan tiba suatu saat nanti.” Ujar Campbell.
Walaupun menderita kekalahan, Campbell tetap harus bangga dengan apa yang pertunjukkannya saat di atas ring. Campbell sukses meladeni Lomachenko hingga 12 ronde lamanya. Dengan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin ia akan kembali dengan mendapatkan kesempatan untuk bersinar dalam waktu dekat.