Home » Otomotif » Page 9
Category:

Otomotif

FeaturedMoto GP

Motivasi Rossi di MotoGP 2019

by Marli
written by Marli

Valentoni Rossi adalah salah satu pembalap legendaris yang memiliki segudang prestasi dan pembalap ganteng ini banyak diidolakan oleh para pembalap muda di seluruh dunia. Pembalap yang lahir di Urbino Italia pada 16 Februari 1979 ini menjadi pembalap tertua yang ada di MotoGP, karena semua pesaingnya masih berusia di bawahnya.

Meski kini usianya sudah menginjak 40 tahun, namun semangat Rossi untuk terus berkiprah di MotoGP tetaplah besar dan salah satu motivasi terbesar Rossi adalah kegagalannya dalam beberapa tahun belakangan, sudah beberapa tahun belakangan Rossi selalu gagal menjadi pemenang.

Banyak sekali pengalaman Rossi di MotoGP dan salah satu momen yang menyekitkan buat Rossi adalah kegagalannya meraih gelar juara di sesi balapan terakhir. Kejadian seperti ini pernah terjadi 2 kali dalam karirnya di MotoGP yaitu pada tahun 2006 dan pada tahun 2015. Pada 2006 kekalahannya dari Nicky Hayden menjadi kekalahan yang sangat menyakitkan bagi Rossi, karena kekalahan pada saat itu terjadi ketika Rossi juga harus terjatuh dari balapan.

Keinginan meraih prestasi MotoGP yang ke-10 menjadi mimpi yang tidak mustahil bisa dirain Rossi dan pada beberapa tahun ke belakang peluang memang selalu ada, namun gagal dimanfaatkan Rossi untuk jadi juara.

Selama karirnya di dunia balap yaitu sekitar 23 tahun, Rossi sudah meraih 9 gelar juara dunia dan 7 gelar diraih saat bertanding di kelas premier. Pembalap yang berjuluk The Doctor ini sangatlah Identik dengan nomor 46, karena sudah sejak lama nomor ini selalu dipakai untuk balapan.

Kini tujuan utama Rossi saat usianya menginjak 40 Tahun adalah meraih gelar ke-10 dalam karir balapnya dan untuk meraih gelar targetnya memang bukanlah hal yang mudah, karena para pesaingnya sangat kuat. Rossi pernah merasakan menjadi juara dua berkali-kali yaitu pada tahun 2000, 2014 dan 2016.

Laga perdana di tahun 2019 akan mulai dipertandingkan pada 23-25 Februari yang akan digelar di Sirkuit Losail, Qatar dan balapan MotoGP tentu sudah banyak ditunggu-tunggu oleh para pecintanya yang berasal dari seluruh dunia.

Setiap tahunnya MotoGP selalu menyuguhkan pertarungan yang seru antar pembalapnya dan ada banyak pembalap yang seringkali bersaing di papan atas perebutan gelar juara seperti Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Maverick Vinales dan Andrea Dovizioso.

Valentino Rossi kini akan berduet dengan Maverick Vinales dengan membela Movistar Yamaha dan salah satu duet yang paling ditakutkan adalah Marc Marquez & Jorge Lorenzo yang membela Repsol Honda. Menarik ditunggu persaingan antara ke-4 pembalap papan atas ini, karena dari tahun ke tahun selalu bersaing merebutkan gelar juara dan peluang Rossi untuk juara masih sangat terbuka lebar.

Sekian artikel mengenai Motivasi Rossi di MotoGP 2019 dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Moto GP

Inilah Perbedaan MotoGP, Moto2, dan Moto3 yang Belum Banyak Diketahui!

by Adara Almarinah
written by Adara Almarinah

Bagi para pecinta motor, kejuaraan seperti MotoGP, Moto2, dan Moto3 harusnya sudah dapat dibedakan. Namun bagi banyak orang, ketiga kompetisi balap motor ini dianggap sama. Untuk lebih memudahkan membedakannya, berikut ini adalah perbedaan antara MotoGP, Moto2 dan Moto3:

MotoGP

MotoGP menjadi salah satu ajang balap motor yang paling disukai. Ketenaran nama-nama rider dalam MotoGP sudah tidak perlu diragukan lagi. Dalam MotoGP, para pembalap dianjurkan untuk menggunakan motor rakitan sendiri.

Penggunaan mesin pada motor MotoGP adalah mesin dengan kapasitas 1000 cc atau silinder 4 tak. Ada juga mesin dengan model V yang segaris. Semua tergantung pada bagaimana pembalap menginginkan mesinnya.

Pemilihan ban yang digunakan dalam motor MotoGP juga cukup rumit. Meskipun menggunakan merek biasa, namun pemilihan ban dalam MotoGP harus dilakukan sesuai kondisi motor, jalan, serta pembalap.

Selain itu, penggunaan teknologi dalam kelas MotoGP juga jauh berbeda dengan kelas Moto2 dan Moto3. Teknologi yang digunakan dalam MotoGP kebanyakan adalah teknologi yang telah diciptakan khusus untuk MotoGP saja sehingga tidak terdapat dalam motor jenis lainnya.

Moto2

Berbeda dengan MotoGP, ban yang digunakan dalam Moto2 tidak serumit ban pada motor MotoGP. Selain itu, mesin yang digunakan dalam Moto2 juga berbeda, yakni berkapasitas 600 cc atau mesin 4 tak dengan 4 silinder.

Pada mulanya, minimal mesin yang digunakan dalam kelas Moto2 adalah mesin berkapasitas 250 cc. Namun pada tahun 2010, penyelenggara mengubah kebijakan dengan menyamakan semua kapasitas mesin sebesar 600 cc.

Keunikan lain dari Moto2 adalah semua motor yang digunakan berasal dari Honda. Dan pada tahun 2019 ini, semua pemasok mesin akan digantikan oleh Triumph.

Moto3

Pada kelas Moto3, mesin yang digunakan pada mulanya hanya boleh mesin berkapasitas 125 cc. Namun pada tahun 2012, kapasitas mesin ditingkatkan menjadi 250 cc. Begitu pula dengan berat motornya, hanya dibatasi maksimal 148 kg.

Di kelas Moto3 juga menggunakan ban yang sama seperti kelas Moto2. Tidak ada ketentuan khusus mengenai pemilihan bannya. Perbedaan lain dari kelas ketiga ini adalah adanya batasan usia pembalap, yakni tidak boleh lebih dari 28 tahun.

Meskipun berbeda, namun ketiga ajang balap ini memiliki banyak penggemarnya masing-masing. Peserta pada kelas MotoGP juga berasal dari kelas Moto2 dan Moto3 yang telah berhasil sehingga mampu naik ke ajang yang lebih tinggi.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Moto GP

Ini Dia 5 Teknologi MotoGP yang Sudah Bisa Dinikmati di Motor Biasa

by Adara Almarinah
written by Adara Almarinah

MotoGP memang selalu mempunyai teknologi mutakhir yang membuat siapa saja ingin mencicipinya. Namun sayangnya, motor yang digunakan MotoGP bukanlah motor pabrikan yang bisa kita beli kapan saja sehingga tidak banyak orang yang bisa menikmati teknologi layaknya motor MotoGP.

Melihat besarnya minat konsumen dalam mencicipi teknologi yang terdapat dalam motor MotoGP, beberapa produsen motor ternyata mulai memasukkan beberapa teknologi yang biasa digunakan dalam motor MotoGP ke dalam motor produksi mereka.

Berikut ini adalah 5 teknologi motor MotoGP yang sudah bisa kamu nikmati dalam motor pabrikan:

1. Brake cooling duct

Brake cooling duct adalah teknologi yang digunakan untuk menjaga agar kaliper rem tidak cepat panas dengan cara mengalirkan udara dari depan ke belakang. Teknologi pertama kali diaplikasikan oleh Ducati dalam motor MotoGP nya, namun kini juga hadir dalam Yamaha YZF-R25.

Yamaha YZF-R25 memiliki air rum duct yang fungsinya juga sama yakni mengalirkan udara dari tengah ke belakang. Aliran udara yang lancar ini juga membantu agar mesin tidak cepat panas. 

2. Swing arm

Swing arm adalah teknologi yang digunakan dalam motor MotoGP berupa frame pada ban bagian belakang. Frame ini berguna untuk menstabilkan motor agar tidak terguncang ketika berada di jalan yang tidak rata. 

Semua motor MotoGP memiliki swing arm sebagai salah satu pengaman motor mereka. Namun teknologi ini juga telah hadir dalam Yamaha New Vixion. Teknologi ini akan membantu rantai tetap tegang ketika rem kopling ditekan sehingga motor lebih stabil.

3. Traction control system

Teknologi traction control system memiliki fungsi seperti swing arm yakni menstabilkan motor. Traction control system akan membantu menjaga motor tetap stabil saat melakukan tikungan tajam. 

Teknologi ini kini bisa dirasakan orang banyak melalui Yamaha XMax. Penggunaan traction control system pada Yamaha XMax membantu mengurangi selip saat berada di jalanan yang licin.

4. Blue core

Teknologi blue core adalah salah satu teknologi yang cukup populer berkat penggunaannya pada motor Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Teknologi blue core adalah teknologi ramah lingkungan yang dipasang untuk mengurangi emisi, menghemat bahan bakar, dan mengoptimalkan tenaga motor.

Teknologi blue core saat ini bisa dinikmati dengan motor Mio M3 125, NMax, dan All New Soul GT. Berkat penggunaan teknologi ini, jumlah penjualan ketiga motor tersebut juga ikut meningkat.

5. Brake lever protector

Brake lever protector adalah teknologi yang digunakan untuk menambah perlindungan pada pengendara. Teknologi  brake lever protector pertama kali digunakan pada semua motor MotoGP di Grand Prix Commission di Valencia pada tahun 2011. Hal ini berkaitan dengan insiden yang menimpa Pedrosa, Capirosi, dan Melandri. Meskipun telah dapat dinikmati pengguna motor pabrikan, namun brake lever protector masih dijual terpisah sehingga pengguna harus membelinya sendiri.

Itulah 5 teknologi MotoGP yang sudah bisa dinikmati pada motor pabrikan biasa. Teknologi ini bukan hanya sekedar mengikuti tren semata, namun dibuat untuk menambah keselamatan dan perlindungan bagi pengendara.

 

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedMoto GP

Genap Berusia 40 Tahun, The Doctor Terus Semangat Menggeber Motor!

by Adara Almarinah
written by Adara Almarinah

Valentino Rossi alias The Doctor telah berusia genap 40 tahun. Perayaan ulang tahunnya pada Minggu, 16 Pebruari 2019 lalu membuatnya semakin bersemangat dalam menghadapi MotoGP 2019.

Ucapan selamat dari para rider MotoGP lainnya pun berdatangan. Maverick Vinales mengunggah fotonya dan Rossi saat sedang balapan dan memberikan caption ucapan selamat ulang tahun di twitternya. Begitu pula dengan Jorge Lorenzo yang mengunggah video dimana dirinya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Rossi.

Namun ada satu pembalap yang hari lahirnya juga hanya selisih satu hari dengan Rossi namun tidak memberikan ucapan selamat hingga kini. Ia adalah Marc Marquez. Meskipun Marquez mengaku bahwa Rossi adalah idolanya sejak kecil, namun akibat insiden senggolan beberapa waktu lalu, tampaknya keduanya masih melanjutkan selisih tersebut.

Ayah Rossi, Graziano Rossi mengatakan bahwa anaknya bukan hanya sekedar mendapatkan umur yang panjang dan kesehatan yang baik saja, tapi ia yakin bahwa Rossi mampu untuk terus berada di arena balapan hingga usia 46 tahun layaknya angka yang selalu menjadi simbol dari Rossi.

Jika pembalap lain merasa sudah cukup pada usia yang seperti ini, maka tidak dengan Rossi. Usia 40 tahun justru membuatnya semakin bersemangat dalam menggeber motornya.

Namun di balik kemeriahan dan kegembiraannya dalam menyambut usia yang baru ini, Rossi mengaku terdapat momen dimana ia sedih dan merasa tersakiti. Momen tersebut adalah dimana ketika ia harus kehilangan Marco Simoncelli.

Meninggalnya Marco Simoncelli pada saat melakukan balap di Malaysia tahun 2011 tersebut membuat Rossi merasa tertekan bahkan hingga kini. Insiden yang menyebabkan Simoncelli tewas memang melibatkan Rossi sehingga ia menyaksikan sendiri bagaimana rekannya tersebut harus meregang nyawa.

Ketika itu, Marco Simoncelli kehilangan kendali ketika melalui tikungan ke 11. Ia pun terjatuh hingga helmnya terlepas dan terseret hingga keluar lintasan balapan. Ketika itu juga, datanglah motor Rossi dan Colin Edwards yang juga tidak bisa menghindari kejadian tabrakan akibat jatuhnya Simoncelli. Ketiganya pun bertabrakan.

Momen itu membuat Rossi masih merasa sedih hingga kini, bahkan ketika ia harus melakukan balapan di lintasan itu kembali. Namun semua itu adalah bagian dari kehidupannya yang membuatnya terus memetik pelajaran berharga.

Meskipun usianya tidak lagi dianggap muda dan kebanyakan rider sudah pensiun di usia kepala 4 ini, namun bagi Rossi semangat untuk tetap balapan bukanlah diukur dari usia. Semangatnya untuk terus berada di lintasan balap justru akan semakin menggebu, meskipun ia tahu belakangan ini dia belum bisa memberikan yang terbaik lagi.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Moto GP

Ini Dia Perbedaan MotoGP dan World Superbike yang Belum Diketahui Orang Banyak!

by Adara Almarinah
written by Adara Almarinah

Baik MotoGP maupun World Superbike, keduanya adalah kejuaraan balap motor kelas dunia yang memiliki banyak penggemar. Meskipun keduanya tampak sama, tapi ternyata masih banyak juga orang yang tidak mengetahui bahwa kedua kejuaraan ini berbeda. Berikut ini adalah 7 perbedaan MotoGP dan World Superbike yang perlu diketahui:

1. Jenis motor

Hal yang paling mencolok dari MotoGP dan World Superbike adalah jenis motornya. Jenis motor yang digunakan dalam ajang MotoGP adalah motor yang hanya diproduksi untuk keperluan balap MotoGP saja alias motor jenis prototype yang tidak diproduksi massal.

Sedangkan pada motor yang digunakan untuk World Superbike adalah motor biasa yang diproduksi oleh pabrik secara massal. Hanya saja motor ini dimodifikasi sedemikian rupa agar cocok digunakan untuk balapan.

2. Sejarah

MotoGP dimulai pada saat perang dunia kedua lalu berubah menjadi World Speed Championship tahun 1949. Kejuaraan ini kemudian berkembang menjadi beberapa kelas seperti 125 cc, 250 cc, 350 cc, dan 500 cc, hingga Moto3, Moto2, dan akhirnya menjadi MotoGP.

Sedangkan pada World Superbike dimulai pada tahun 1970-an dan kemudian berubah nama menjadi Superbike World Championship pada tahun 1988.

3. Motor cadangan

Dalam MotoGP, setiap pembalap memiliki motor lain di dalam garasinya sehingga ia mempunyai 2 motor yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi cuaca pada saat balapan. Sedangkan pada World Superbike, pembalap hanya mempunyai satu motor saja. Hal ini dikarenakan untuk menekan budget tim balap.

4. Promotor

MotoGP berada di bawah naungan Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) sejak tahun 1949. Promotor MotoGP berbeda sesuai dengan lokasi sirkuit berlangsungnya ajang bergengsi ini. Tapi hingga sekarang, MotoGP mendapatkan promotor dari Dorna Sports dan IRTA (asosiasi tim dan pembalap) dan MSMA (asosiasi pabrikan).

Sedangkan pada World Superbike, Steve McLaughlin menjadi promotor di awal kemunculan ajang balap ini. Kemudian kepemilikan beralih ke Flammini Group lalu menjadi ke Dorna Sports hingga sekarang.

5. Rem

Penggunaan rem pada MotoGP dan World Superbike juga berbeda. Pada MotoGP, rem yang digunakan adalah rem karbon yang saat ini makin banyak digunakan. Sedangkan pada ajang World Superbike, motornya masih menggunakan rem baja sebagaimana motor pada umumnya.

6. Seri

Dalam satu musim MotoGP, terdapat 19 seri di dalamnya. Sedangkan dalam World Superbike, hanya terdapat 13 seri di dalamnya. Meskipun berbeda, namun keduanya sama-sama memiliki sesi latihan yang dimulai sebelum musim berlangsung.

7. Teknologi

Penggunaan teknologi dalam MotoGP terbilang jauh lebih baik dan cepat dibandingkan dengan penggunaan teknologi dalam World Superbike. Bahkan hampir di setiap musimnya, motor dalam MotoGP mendapatkan teknologi baru yang semakin mutakhir.

Itulah 7 perbedaan MotoGP dan World Superbike yang belum banyak diketahui orang. Meskipun berbeda, namun kedua ajang bergengsi ini memiliki kelebihan dan penggemarnya masing-masing.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedMoto GP

Catatan Hari Terakhir Tes Pramusim Moto GP

by Syara
written by Syara

Gelaran sesi tes pramusim Moto GP 2019 yang dilaksanakan di Sirkuit Sepang, Malaysia resmi berakhir pada hari Jumat (08/02/2019) lalu. Seperti pada sesi tes hari pertama dan hari kedua sebelumnya, sesi tes hari ketiga ini juga menghadirkan cerita yang berbeda dengan sesi – sesi sebelumnya.

Pada sesi tes hari pertama, Marc Marquez menyita perhatian dengan tampil sebagai pebalap tercepat dan berhasil mencatatkan waktu 1 menit 59.621 detik. Penampilan Marc Marquez di lintasan balap Sepang diacungi jempol oleh rekan pebalap lainnya tak lain karena berhasil tampil gemilang dalam kondisi cedera dislokasi bahu. Di posisi kedua ada pebalap dari tim Suzuki Ecstar, Alex Rins, yang berhasil mencatatkan waktu 1 menit 59.880 detik. Dan tempat ketiga diisi oleh pebalap asal Spanyol, Maverick Vinales, dengan catatan waktu 1 menit 59.937 detik.

Namun keperkasaan Marc Marquez tidak berlanjut di hari kedua. Hari kedua menjadi milik pebalap asal Tim Yamaha, Maverick Vinales. Rekan setim Valentino Rossi ini berhasil membukukan catatan waktu 1 menit 58.897 detik. Catatan waktunya ini bahkan hampir menyamai catatan waktu Jorge Lorenzo pada tes pramusim tahun lalu yaitu 1 menit 58.830 detik.

Sesi tes hari ketiga dan terakhir hadir dengan cerita yang berbeda. Hari terakhir tes pramusim menjadi milik tim Ducati. Tidak tanggung – tanggung, posisi pertama hingga keempat dihuni oleh pebalap tim Ducati. Pebalap tim Ducati, Danilo Petrucci, berhasil mencatatkan waktu 1 menit 58.239 detik dan mengamankan posisi pertama. Posisi kedua diamankan oleh pebalap tim Pramac Ducati, Francesco Bagnaia dengan torehan waktu 1 menit 58.302 detik. Jack Miller, dari tim Pramac Ducati, sama seperti hari kedua tes pramusim, kembali menempati posisi ketiga dengan catatan waktu 1 menit 58.366 detik. Dan posisi keempat diraih oleh Andrea Dovizioso dengan membukukan catatan waktu 1 menit 58.538 detik.

Sementara itu Marc Marquez di hari terakhir tes pramusim ini harus rela menempati posisi ke 11, dengan mencatatkan waktu 1 menit 59.170 detik. Pebalap asal Spanyol ini hanya berada 1 tingkat di bawah Valentino Rossi yang menjadi penutup 10 besar dengan catatan waktu 1 menit 59.155 detik.

Rekan setim Maverick Vinales, yang menjadi jawara di hari kedua, harus keluar dari posisi 3 besar dan harus puas diposisi 5 besar dengan catatan waktu 1 menit 58.644 detik. Namun catatan waktu Maverick Vinales, masih jauh lebih baik dari rekan setimnya, Valentino Rossi. Bahkan selama 3 hari tes pramusim diadakan, Maverick Vinales selalu mencatatkan waktu lebih cepat dibandingkan Valentino Rossi.

Dengan berakhirnya tes pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, maka tiba waktunya para pebalap harus bersiap – siap untuk menjalani laga balapan pertama di Sirkuit Losail, Qatar, pada awal maret mendatang. Para penggemar Moto GP tentunya sudah tidak sabar lagi untuk menyaksikan pebalap jagoannya berlaga.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Moto GP

Sulitnya Marc Marquez dan Honda Berkompetisi Dalam MotoGP 2019

by Adara Almarinah
written by Adara Almarinah

Musim MotoGP 2019 telah dimulai. Hasil tes pramusim di Sepang juga telah berakhir. Namun berbeda dengan musim MotoGP tahun lalu, pada tahun ini justru beberapa nama yang diunggulkan mendapati hasil yang kurang memuaskan akibat kondisi yang tidak prima.

Salah satunya adalah Marc Marquez. Pembalap asal Spanyol ini mengaku tidak terlalu yakin dengan MotoGP tahun ini. Kondisinya yang tidak fit akan sangat mempengaruhi jalannya kompetisi.

Pria kelahiran 17 Februari 1993 ini mendapatkan 23 tabrakan dalam MotoGP tahun lalu. Hal ini menyebabkan kondisi tubuhnya sangat rentan. Bahkan ia harus menjalani operasi akibat cedera bahu. Hasil tes pramusim di Sepang juga menjadi bukti bahwa ia tidak mampu memberikan yang terbaik akibat cedera yang dialaminya pada musim lalu.

Pembalap yang juga menjadi juara MotoGP paling muda sepanjang sejarah ini juga mengatakan bahwa tak hanya ia saja yang mengalami kesulitan pada musim ini. Rekan satu tim Honda yang lain juga mengalami hal yang sama.

Misalnya saja seperti yang dialami oleh Cal Crutchlow. Pembalap asal Inggris yang juga rekan satu tim Marquez ini juga mengalami hambatan dalam tes pramusim di Sepang kemarin. Ia bahkan mengalami 2 hingga 3 kali benturan. Meskipun begitu, Marquez mengaku akan selalu memberikan yang terbaik dalam MotoGP 2019 tahun ini.

Menanggapi Marquez, Cal Crutchlow mengaku tabrakan yang terjadi pada tes pramusim kemarin akibat kurangnya adaptasi pada perubahan yang terjadi pada motor. Ia mengaku akan berusaha lebih keras lagi untuk beradaptasi dengan motornya pada balapan tahun ini.

Tak hanya Marc Marquez dan Cal Crutchlow saja yang mengalami kesulitan dalam balapan, tapi juga Jorge Lorenzo. Bahkan Jorge Lorenzo tidak bisa ikut berkompetisi dalam tes pramusim di Sepang kemarin

Hal ini dikarenakan Jorge baru saja menjalani operasi untuk menyembuhkan cedera retak pergelangan tangan kanan. Cedera yang ia alami bukan karena kompetisinya pada MotoGP tahun lalu, tapi karena kecerobohannya sendiri.

Ia mengalami cedera pada pergelangan tangan kanannya akibat kelalaiannya dalam berkendara moto cross saat liburan. Cedera pergelangan tangan kanan ini menyebabkannya tidak dapat mengendarai motor lagi untuk sementara waktu.

Diperkirakan, Lorenzo baru bisa bergabung dalam MotoGP 2019 pada tes pramusim terakhir di Qatar. Meskipun belum sepenuhnya fit, ia mengaku akan berusaha sekeras mungkin pada tes pramusim di Qatar nanti. Tes yang diadakan di Qatar akan dimulai pada 23 Pebruari 2019 dan ia mulai mempersiapkan diri dengan berenang dan melakukan latihan lainnya.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Moto GP

Ini Dia 5 Pembalap MotoGP Paling Tampan di Dunia!

by Adara Almarinah
written by Adara Almarinah

MotoGP tak hanya menawarkan tontonan pertandingan balap yang menarik, tapi juga ketampanan para pembalap yang bisa membuat mata setiap orang terpaku. Untuk lebih mengenal para pembalap yang berwajah tampan di MotoGP, berikut ini adalah daftarnya:

1. Maverick Vinalez

Maverick Vinalez lahir pada tanggal 12 Januari 1995. Pembalap asal Spanyol ini memiliki wajah yang tampan yang membuat banyak hati wanita takluk. Pria yang berada di Yamaha ini mengawali karirnya pada usia 12 tahun dengan memenangkan seri 125 cc Catalan Champion.

Pada tahun 2014, ia memulai karirnya di Moto2 dengan memenangkan kejuaraan hingga 3 kali berturut-turut. Keberhasilannya ini membuatnya mendapat julukan Rookie of the Year.

2. Andre Iannone

Andre Iannone adalah pembalap asal Italia yang memiliki wajah yang manis. Ia menjadi salah satu pembalap di MotoGP yang memiliki nama yang cukup dikenal berkat kemampuannya dalam mengendalikan motor di lintasan balap.

Pria kelahiran Vasco, Italia pada tanggal 9 Agustus 1989 ini berada di dalam tim Suzuki Ecstar. Pria yang mengendarai motor bernomor 29 ini memasuki dunia MotoGP pada pertengahan 2011 bersama Ducati. Julukan ‘The Maniac’ yang diberikan kepadanya juga menunjukkan keagresifannya dalam dunia balap.

3. Daniel Pedrosa

Selain Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, nama Daniel Pedrosa juga merupakan salah satu pembalap di MotoGP yang sangat dikenal. Ketampanannya juga membuatnya semakin banyak disukai orang. Kemampuan dan kelihaian pembalap asal Spanyol ini membuatnya selalu berada di posisi 5 besar. Pria kelahiran Sabadell, Spanyol, pada tanggal 29 September 1985 ini juga pernah menjuarai GP 125 cc pada peringkat ketiga di tahun 2002. 

4. Jorge Lorenzo

Ternyata banyak juga pembalap MotoGP asal Spanyol yang memiliki wajah tampan. Pembalap yang satu ini juga tak kalah tampannya dengan pembalap MotoGP lainnya. Jorge Lorenzo adalah pembalap tampan asal Spanyol yang berhasil menjadi juara dunia MotoGP pada tahun 2010 yang sekaligus mematahkan rekor juara Rossi yang tidak putus.

Pria kelahiran Palma de Mallorca, Spanyol, 4 Mei 1987 yang memulai karir di MotoGP bersama Yamaha kini telah berada di Ducati. Lorenzo juga dikenal sebagai rival abadi dari Valentino Rossi meskipun berada dalam satu tim. 

5. Marc Marquez

Lagi-lagi pembalap asal Spanyol menajdi salah satu idola di lintasan balap MotoGP. Pria dengan nama lengkap Marc Márquez Alenta ini merupakan juara MotoGP paling muda sepanjang sejarah MotoGP. Bahkan ia mematahkan rekor juara Valentino Rossi dengan mendapatkan gelar juara MotoGP berturut-turut mulai tahun 2013, 2014, 2016 dan 2017.

Itulah 5 pembalap paling tampan di lintasan balap MotoGP. Ketampanan sekaligus prestasi membuat banyak penggemar semakin mengelukan nama kelima rider tersebut.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedMoto GP

Maverick Vinales dan Tekadnya untuk Musim Balap 2019

by Syara
written by Syara

Musim baru, semangat baru. Maverick Vinales, pebalap Monster Energy Yamaha ini menyambut musim balap 2019 dengan semangat baru dan tekad yang menggebu. Tahun 2019 ini Vinales memiliki motivasi sendiri untuk melakoni balapan di sirkuit. Motivasi sang pebalap berusa 22 tahun ini didorong misi pribadinya dalam gelaran Moto GP tahun ini.

Maverick Vinales bertekad untuk menjadi nomor satu ditimnya mengalahkan Valentino Rossi, sang legenda hidup Moto GP, yang juga pebalap di tim yang menaungi Vinales. Seperti dilansir dari BolaSport.com, Vinales mengaku bahwa motivasi utamanya adalah mengalahkan Valentino Rossi, dan hal ini pun telah didengar Rossi langsung dari Vinales sendiri. Vinales juga menambahkan bahwa kemenangan menjadi tujuan utama pebalap yang bernaung di bawah tim Yamaha. Tidak salah jika Vinales bertekad mengalahkan Valentino Rossi karena Rossi menjadi acuan bagi pebalap – pebalap lainnya untuk menjadi yang terbaik. Tentunya akan menjadi sebuah kehormatan sendiri jika mampu mengalahkan Valentino Rossi, sang legenda hidup peraih 9 juara dunia.

Melakoni 2 musim sebelumnya di tim Yamaha, prestasi terbaik Vinales adalah finish diurutan ketiga klasemen akhir musim balap tahun 2017. Tahun berikutnya, tahun 2018, Vinales harus puas mengakhiri balapan di posisi keempat, mengekor rekan setimnya Valentino Rossi yang berada di posisi ketiga dengan keunggulan lima poin yang berhasil diraih Valentino Rossi meskipun pada kenyataannya Rossi sendiri tidak pernah berhasil mencapai podium juara selama musim balap 2018 kemarin.

Sementara itu Vinales sendiri hanya berhasil mengoleksi total 193 poin dan berhasil meraih podium juara sekali pada balapan di sirkuit Phillip Island, Australia. Saat itu Vinales berhasil mendahului duo Andrea, Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso, yang harus puas ditempat kedua dan ketiga.

Berada diposisi keempat musim lalu dengan 1 kemenangan di podium juara yang sekaligus kemenangan ke-500 bagi tim Yamaha saat itu semakin menyemangati Vinales untuk membuktikan dirinya sendiri pada tim yang telah menaunginya 2 tahun belakangan ini.

Vinales merasakan angin positif untuk musim balap 2019 ini, setelah menjalani dua tes pramusim untuk uji coba mesin baru Yamaha yang berjalan dengan lancar pada akhir tahun 2018 lalu. Sementara itu hasil tes pra musim terbaru yang dilaksanakan di Sirkuit Sepang Malaysia pun memberikan hasil cukup positif bagi Vinales dengan berada diperingkat ketiga pebalap tercepat di hari pertama tes, Rabu (6/2/2019).

Tes pra-musim tersebut dijadwalkan akan berlangsung hingga hari Jumat tanggal 08 Februari 2019, sebelum akhirnya para pebalap akan bertolak ke Qatar untuk menjalani balapan pertama di Sirkuit Losail pada awal bulan Maret mendatang.

Meskipun bertekad mengalahkan rekan setimnya sendiri, Valentino Rossi, Vinales mengatakan bahwa akan tetap menjalin kerja sama yang baik dengan Vale, sapaan akrab Valentino Rossi, untuk perubahan yang lebih baik bagi tim Yamaha di musim 2019.

Vinales menambahkan bahwa dirinya dan Valentino sangat menantikan balapan di musim yang baru ini dan mengatakan bahwa telah tiba saatnya bagi keduanya untuk kembali berada di atas tunggangannya masing – masing.

Menarik untuk menantikan Moto GP 2019 dengan pertarungan antara pebalap – pebalap professional di lintasan. Apalagi pertarungan antara rekan setim, Maverick Vinales dan Valentino Rossi yang tentunya menjadi hal yang paling ditunggu untuk tahun ini.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
FeaturedMoto GP

Serba – Serbi Tes Pramusim Moto GP Hari Kedua

by Syara
written by Syara

Musim balap Moto GP akan segera dimulai pada awal Maret mendatang. Namun sebelum berlaga di lintasan Sirkuit Losail Qatar sebagai sirkuit pembuka, para pebalap mesti menjalani sesi tes pramusim. Tes pramusim diadakan di Sirkuit Sepang, Malaysia dan memasuki hari kedua pada Kamis (07/02/2019).

Tes pramusim hari pertama, Rabu (06/02/2019), mencatatkan Marc Marquez sebagai pebalap tercepat dengan catatan waktu 1 menit 59,621 detik. Keberhasilan Marquez diikuti Alex Rins dari tim Suzuki Ecstar dengan menduduki posisi kedua dan berhasil membukukan catatan waktu 1 menit 59,880 detik. Di tempat ketiga, ada Maverick Vinales dari tim Monster Energy Yamaha yang berhasil mencatatkan raihan waktu 1 menit 59,937 detik.

Performa impresif Marc Marquez di hari pertama tes pramusim begitu mengagumkan. Bahkan para pebalap lain tak segan melontarkan pujiannya. Hal itu karena Marquez berhasil tampil tercepat ditengah kondisinya yang sedang dalam proses pemulihan cedera dislokasi bahu.

Namun lain cerita di hari kedua tes pramusim, Kamis (07/02/2019). Posisi pertama direbut oleh Maverick Vinales setelah berhasil mencatatkan waktu tercepat dalam 1 menit 58,897 detik. Catatan waktu Maverick Vinales hampir membawanya memecahkan rekor catatan waktu yang diraih Jorge Lorenzo di tes pramusim tahun 2018 lalu dengan raihan waktu 1 menit 58,830 detik.

Menyusul kemudian Alex Rins yang tampaknya masih betah di posisi kedua dengan raihan waktu tercepat 1 menit 59,424 detik. Walaupun masih sama dengan posisinya di hari pertama, Alex Rins mencatatkan waktu yang sedikit lebih baik di hari kedua ini dibandingkan tes hari pertama sebelumnya. Di posisi ketiga ada pebalap dari tim Pramac Ducati, Jack Miller, yang berusaha sangat keras hingga akhirnya mampu membukukan catatan waktu 1 menit 59,517 detik.

Sementara itu, Marc Marquez tidak mampu menampilkan performa yang sama seperti tes hari pertama. Di hari kedua ini, Marquez hanya berhasil menempati posisi kedelapan dengan raihan catatan waktu 1 menit 59,790 detik. Catatan waktu Marquez diapit oleh dua pebalap asal tim Reale Avintia, Tito Rabat, dan Danilo Petruci dari tim Ducati. Tito Rabat sendiri menempati posisi ketujuh dengan catatan waktu 1 menit 59,664 detik. Sedangkan Danilo Petruci menempati posisi kesembilan di bawah Marquez dengan catatan waktu 1 menit 59,845 detik. Anjloknya penampilan Marquez di hari kedua tes pramusim dikarenakan dirinya hanya mampu menyelesaikan 37 lap dikarenakan merasa kesulitan akibat cedera bahunya, dan terpaksa memilih untuk tidak mengambil risiko terkait dengan cedera yang sedang dialaminya.

Di lain pihak, rekan setim Maverick Vinales, Valentino Rossi, hanya berhasil menempati posisi keenam, masih lebih baik dibandingkan Marc Marquez, namun tentunya tidak lebih baik dibandingkan Maverick Vinales. Di posisi keenam Rossi berhasil membukukan catatan waktu 1 menit 59,625 detik.

0 comment
FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappTelegramLINEEmail
Newer Posts
Older Posts