Salah satu dari cabang olahraga yang banyak diminati oleh kaum pria adalah olahraga gulat, namun demikian pegulat wanita juga ada dalam cabang olahraga ini. Dalam olahraga ini seorang pegulat akan mengandalkan kekuatan otot dan juga berbagai macam teknik gulat agar bisa mengontrol dan melumpuhkan lawannya. Jika lawan sudah terkunci maka besar kemungkinan mendapat kesempatan untuk memenangkan pertandingan ini. Sekilas olahraga ini hampir mirip dengan olahraga beladiri lainnya karena sama-sama mengandalkan kekuatan fisik dan kelihaian serta ketangkasan dalam menghadapi serta menangkis serangan lawan dan tentunya harus menguasai teknik-teknik yang digunakan dalam olahraga gulat ini.
Teknik-teknik yang digunakan dalam olahraga ada berupa teknik mengunci, pin, melempar, Clinch fighting, take downs dan masih banyak teknik gulat lainnya yang bisa digunakan dalam pertandingan yang disetiap tekniknya ada peraturan yang harus dipatuhi tentang bagian apa yang boleh dan tidak boleh diserang dan peraturan ini harus dipatuhi karena jika menyerang bagian vital lawan bisa menyebabkan cedera yang serius hingga kematian.
Lain dari pada itu, dari manakah asal muasal dan bagaimana sejarah olahraga gulat ini bisa muncul menjadi salah satu cabang olahraga?
Sejarah Olahraga Gulat di Dunia.
Menurut sejarahnya, Olahraga gulat ini sudah lama ada menjadi bagian dari cabang olahraga di dunia yakni sudah ada sejak zaman sebelum masehi dahulu. Teknik olahraga gulat ditemukan pada zaman mesir kuno sebagai teknik beladiri yang tunjukkan oleh temuan relief tentang pergulatan pada masanya. Gulat telah menjadi bagian penting dalam sejarah neraga barat di zaman dahulu. Gulat menjadi sebuah teknik yang harus dimiliki para militer dimasanya sebagai kemampuan beladiri yang dimasa itu yang terkenal adalah teknik gulat Yunani dan Romawi kuno. Selain itu gulat juga menjadi bagian dari gaya hidup bangsa barat pada masa itu.
Berbagai pertandingan dan olimpiade gulat sering diadakan dan pertama kali terjadi pada tahun 1896 di Athena dengan teknik gulat Yunani – Romawi. Kepopuleran olahraga ini terus berkembang dengan teknik-teknik gulatnya pun yang semakin bervariasi di setiap daerahnya. Di bangsa-bangsa barat pun pada saat itu mulai banyak didirikan sekolah gulat atau dikenal juga dengan Palaestra.
Di negara China, gulat telah menjadi salah satu cabang olahraga dalam mata pelajarannya. Olimpiade gulat ke III diadakan di St. Louis, Amerika Serikat pada tahun 1904 dengan teknik gulat freestyle atau dikenal juga dengan teknik “as catch can”. Sedangkan olimpiade berikutnya diadakan pada tahun 1904 di negara Inggris, sekaligus sebagai tuan rumahnya. Pada olimpiade ini dua teknik gulat sekaligus dipertandingkan yakni teknik Romawi – Yunani dan juga teknik as catch can.
Berbagai olimpiade gulat lainnya juga diadakan dengan membuat peraturan gulat International mengingat adanya perlawanan dari bangsa-bangsa Eropa atas kemenangan Inggris pada saat ia menjadi tuan rumah akibat ketidakseragaman peraturan dalam pertandingan gulat yang ada.
Sejarah Olahraga Gulat di Indonesia.
Sedangkan di Indonesia sendiri teknik gulat ini juga sudah ada sejak zaman dahulu dan memiliki nama yang berbeda di setiap daerahnya. Teknik gulat yang dimiliki disetiap daerah di Indonesia memilili keunikan teknik tersendiri yang semuanya berasal dari perpaduan seni beladiri, budaya dan lainnya. Sebelum perang dunia II, olahraga ini sangatlah populer yang dahulunya dibawa oleh kebangsaan Belanda yang masuk ke Indonesia. Hingga saat ini gulat kedudukannya masih populer sebagai cabang olahraga di Indonesia meskipun kedudukannya hampir tergeser oleh olahraga beladiri lainnya yang dibawa oleh bangsa asing seperti Sumo, Judo dari Jepang salah satunya.
Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) merupakan organisasi olahraga gulat pertama yang didirikan di Indonesia pada 7 Pebruari 1960. Pertandingan gulat pertama di Indonesia diadakan pada tahun 1961 di Bandung dalam acara PON V. Bahkan pada 1964 PGSI ikut serta dalam pertandingan gulat yang diadakan di RRC dan juga Korea Utara dengan menurunkan beberapa pegulat terbaik Indonesia. Tidak hanya itu, pada tahun 1973 Indonesia juga ikut serta dalam kejuaraan gulat di Glanbator, Mongolia dengan mengirimkan pegulat penuh bakat dalam satu tim yakni Tigor Siahaan, Syampurno, Johny Gozali, dan Darmanto. Tidak berhenti sampai disitu, dalam sejarah olahraga gulat Indonesia masih ada banyak pertandingan gulat Internasional yang diikuti oleh pegulat asal Indonesia dalam berbagai kelas yang berbeda.
Hingga saat ini cabang olahraga gulat masih eksis di Indonesia dan dunia dengan teknik yang juga makin berkembang. Dalam Asean Games 2018 ini, dari macam-macam beladiri di Indonesia, gulat juga menjadi salah satu cabang olahraga Asean Games yang ikut dipertandingkan dan atlit gulat Indonesia mampu merah medali perunggu dalam perta olahraga ini karena persaingan yang sangat kuat karena pesaing adalah pegulat yang sering mengikuti kejuaraan dan olimpiade gulat tingkat Asia.