Cek Berita sepak bola terbaru dari berbagai belahan dunia dan liga – liga top eropa, amerika latin dan sebagainya.
[sc name=”sepakbola_topstaticlink”]
Cek Berita sepak bola terbaru dari berbagai belahan dunia dan liga – liga top eropa, amerika latin dan sebagainya.
[sc name=”sepakbola_topstaticlink”]
Selama dua setengah tahun melatih Manchester United, Jose Mourinho membiarkan 17 pemainnya angkat kaki dari Old Trafford. Melepas para pemain yang dianggapnya kurang memang menjadi salah satu hak sebagai seorang pelatih. Namun ada beberapa keputusan pelatih asal Portugal ini yang membuat banyak pihak geleng – geleng kepala.
Sayangnya Mourinho sendiri tidak bertahan lama menangani Manchester United. Setan Merah, julukan Manchester United akhirnya memberikan kesempatan pada Ole Gunnar Solskjaer untuk menggantikan Mourinho. Saat ditangani Solskjaer, Manchester United berniat untuk kembali ke asalnya.
Namun apa yang dilakukan Solskjaer untuk Manchester United tampaknya tidak sesuai dengan rencana dan targetnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi United saat ini adalah tim yang kekurangan pilihan pemain. Tampaknya Mourinho bertindak terlalu gegabah dengan melepas para pemain saat dirinya masih melatih United.
Para pemain yang angkat kaki di masa Mourinho bisa saja malah cocok dengan taktik yang ingin diterapkan Solskjaer di tubuh United. Berikut ini seperti dilansir dari Sportskeeda, dua pemain United yang dibiarkan pergi oleh Mourinho namun di lain pihak mungkin saja akan bernilai harta karun untuk Solskjaer.
Memphis Depay
Penyebutan nama Memphis Depay bisa saja memancing perdebatan. Pemain asal Belanda ini pertama kali menginjakkan kakinya di Old Trafford pada musim panas empat tahun lalu. Saat itu Setan Merah tengah dilatih Louis Van Gaal.
Memphis Depay yang saat itu masih berusia 21 tahun, termasuk dalam salah satu talenta muda yang tengah naik daun di sepakbola Eropa. Paris Saint German, Arsenal dan Liverpool disebut – sebut termasuk dalam klub – klub besar yang menaruh minat padanya sebelum akhirnya Manchester United sukses mendapatkan tanda tangannya.
Masa depan Depay tampak bersinar bersama United kala itu bahkan Depay sukses mendapatkan nomor punggung 7 yang selama ini menjadi nomor punggung yang selalu diidamkan para pemain di United.
Setelah memulai dengan awal yang baik, performa Depay kemudian menurun dan tidak pernah kembali ke performa terbaiknya. Depay gagal memukau Jose Mourinho hingga akhirnya dilepas ke Lyon pada Januari 2017. Saat itu Depay hanya mencetak 7 gol dari 53 laga yang diikutinya.
Namun hal yang berbeda terjadi saat Depay membela Lyon. Depay tampil gemilang di Ligue 1. Ia sukses mencetak 45 gol dari 125 laganya bersama Lyon. Di tengah permasalahan yang dihadapi Solskjaer di United saat ini, Depay bisa saja menjadi oase.
Pemain asal Belanda ini memiliki kombinasi yang fantastis antara kecepatan dan trik yang tentunya akan cocok dengan pola bermain Solskjaer. Kemampuannya mencetak gol merupakan bonus tersendiri. Karakter dan rasa percaya dirinya patut diperhitungkan. Mungkin saja Solskjaer akan mempertimbangkannya di masa mendatang.
Daley Blind
Alasan utama Solskjaer akan menyukai Daley Blind adalah kemampuannya yang serba bisa. Blind dapat diposisikan dimana saja baik itu sebagai bek kiri, bek tengah atau gelandang bertahan.
Blind pertama kali bergabung dengan Manchester United pada Agustus 2014. Blind seketika menjadi pemain penting di skuad Louis Van Gaal. Di musim pertamanya bersama United Blind seringkali dipercaya sebagai gelandang bertahan yang kemudian berpindah ke bek kiri dan bek tengah.
Mourinho kemudian melepasnya ke Ajax pada 2018. Bermain bersama Ajax, Blind membentuk duo dengan Matthijs de Ligt yang sulit ditembus musim lalu dan bahkan sukses mencetak hattrick saat bermain sebagai bek tengah.
Sejak ditinggalkan Blind, United mengalami kemunduran di bagian pertahanan dan lini tengah. Blind akan menjadi solusi bagi Solskjaer saat ini. Kemampuan passing bolanya akan menjadi aset bagi lini tengah United.
Awal musim baru saja tiba di tiap Liga dunia. Liga Primer dan La Liga telah menggelar delapan laga sejauh ini, sementara Bundesliga dan Liga Italia tujuh laga dan terakhir ada Ligue 1 dengan sembilan laga.
Tiap klub diliganya masing – masing berlomba untuk menjadi yang terbaik. Baik itu liga domestik maupun perebutan Liga Champions EUFA. Kompetisi pun ternyata tidak hanya terjadi di level klub, namun juga diantara para penyerang masing – masing klub.
Menjadi pencetak gol terbanyak adalah impian para penyerang. Sejak dimulainya musim 2019/2020 mereka pun tancap gas untuk berkompetisi. Walaupun Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi masih belum menunjukkan penampilan biasanya, ada nama Robert Lewandowsky yang bahkan telah mengoleksi gol double digit.
Berikut ini lima penyerang dengan koleksi gol terbanyak awal musim ini dilansir dari Sportskeeda.
Ciro Immobile
Nama pertama yang muncul adalah Ciro Immobile. Bintang SS Lazio ini menjadi pemuncak top skorer di Liga Italia saat ini. Hingga saat ini, Immobile telah berpartisipasi dalam delapan laga membela Lazio. Tujuh diantaranya di liga domestik sementara sisanya di Liga Eropa UEFA.
Dalam delapan laga tersebut Immobile mencetak delapan gol dengan tujuh gol saat bermain di liga domestik dan satu di Liga Eropa. Total pemain berusia 29 tahun telah bermain selama 607 menit bersama Lazio sepanjang musim ini. Rata – rata Ia mencetak satu gol per laganya dengan 25 tembakan dimana 13 diantaranya sesuai target.
Victor Osimhen
Setelah bintang Lazio, Ciro Immobile, kini ada bintang LOSC Lille, Victor Osimhen. Dengan performanya saat ini, LOSC Lille tampaknya harus ekstra ketat menjaganya.
Sejauh ini Osimhen telah tampil dalam 11 laga, sembilan laga untuk Ligue 1 dan dua laga di Liga Champions. Dari keseluruhan laga tersebut, Ia telah mencetak tujuh gol.
Pemain asal Nigeria berusia 20 tahun ini telah menempatkan dirinya dalam jajaran penyerang elit di Eropa saat ini. Ia bahkan berada di posisi teratas pencetak gol Ligue 1. Jika terus tampil impresif seperti ini, siapapun tidak sanggup memprediksikan apa yang akan dicapainya di akhir musim.
Sergio Kun Aguero
Musim lalu Sergio Aguero memainkan peran penting saat Manchester City sukses mempertahankan gelar Liga Primernya. Faktanya, saat itu hampir tidak mungkin bagi City untuk mempertahankan gelar tersebut tanpa gol Aguero.
Awal musim ini, pemain berusia 31 tahun ini bersama Tammy Abraham berada di posisi puncak pencetak gol Liga Primer dengan raihan delapan gol dari delapan laga yang dilakoni.
Aguero telah bermain selama 650 menit sejauh ini dengan rata – rata 0,8 gol di tiap pertandingan. Ia juga mencatatkan 34 tembakan di seluruh kompetisi yang diikutinya dengan 11 diantaranya on target.
Pierre-Emerick Aubameyang
Pierre-Emerick Aubameyang menjadi salah satu penyerang paling produktif di Liga Primer musim lalu dengan torehan 22 gol. Bersama Mohamed Salah dan Sadio Mane, Aubameyang diganjar Golden Boot atas kesuksesannya mencetak 22 gol tersebut.
Memasuki musim yang baru, Aubameyang tampaknya tidak melambat. Sejauh ini pemain asal Gabon ini telah bermain dalam 10 pertandingan di semua kompetisi yang diikuti Arsenal. Delapan laga yang diikutinya di liga domestik dan sisanya di Liga Eropa.
Sejauh ini Aubameyang telah mencetak delapan gol dengan tujuh untuk Premier League dan sisanya untuk Liga Eropa. Ia telah bermain selama 821 menit dengan 0,8 gol per laga.
Robert Lewandowski
Bintang Bayern Munich ini kini memimpin perolehan gol di lima liga elit Eropa dengan koleksi 11 gol yang dimilikinya dari tujuh penampilannya di Bundesliga. Lewandowski juga sukses menyarangkan tiga gol selama bermain di Liga Champions.
Dari 49 tembakan yang dilepaskannya dimana 26 diantaranya on target menjadikan Lewandowski salah satu penyerang paling bersinar di Eropa saat ini.
Perburuan gelar juara Liga Inggris musim 2019/2020 tengah berlangsung. Sejauh ini delapan pertandingan telah digelar dan memunculkan satu klub yang tampaknya berlari kencang meninggalkan lawan – lawannya.
Memprediksi juara Liga Inggris selalu menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Bahkan terlalu terburu – buru jika dilakukan di awal musim ini. Namun begitu, kita semua tampaknya sepakat jika Liverpool sedang dalam performa terbaiknya saat ini.
Liverpool saat ini mengoleksi poin sempurna dengan unggul delapan poin dari rivalnya Manchester City yang berada di posisi kedua klasemen. Liverpool tentunya ingin mengakhiri puasa gelar mereka yang telah berlangsung hampir 29 tahun lamanya.
Musim ini mungkin dapat menjadi akhir dari puasa gelar bagi Liverpool. Dilansir dari Sportskeeda, berikut ini empat alasan yang akan mendukung Liverpool mewujudkan targetnya.
Mengawali Musim Dengan Tanpa Cela
Liverpool mengawali musim dengan performa yang luar biasa. Terlihat dari pencapaian dan komitmen mereka. Liverpool sukses menjaga penampilan impresif mereka 100 persen dan tampaknya masih akan terus berlanjut.
Liverpool baru kebobolan enam gol dari delapan laga dengan dua diantaranya clean sheet. The Reds bahkan sukses menyarangkan 20 gol ke gawang lawan dari sepakan Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino.
Anak asuh Jurgen Klopp ini memang sedang berjaya di awal musim ini. Mereka unggul delapan poin dari sang rival dan menilik dari performa gemilangnya tampaknya belum ada klub yang mampu mengejar langkah mereka musim ini.
Penampilan Manchester City Yang Naik Turun
Sejak kedatangan Pep Guardiola, Manchester City selalu menjadi favorit juara. Sukses menjadi juara di dua musim terakhir, tampaknya City akan kembali merebut gelar Premier League.
Setelah delapan laga terlewati, banyak yang memprediksi City akan sulit mewujudkan gelar juara Liga Inggris musim ini. Hal ini karena performa awal musim City yang inkonsisten dan didahului oleh Liverpool.
Terlalu dini untuk menebak juara Liga Inggris. Tiap klub masih berkesempatan untuk itu. City masih akan menjadi ancaman bagi Liverpool di klasemen. Namun tampaknya untuk saat ini City masih belum sepenuhnya siap menjadi ancaman bagi Liverpool. Tertinggal delapan poin dari Liverpool bukan sesuatu yang baik untuk City.
Target Juara Liga Inggris Prioritas Liverpool
Terakhir kalinya Liverpool mengangkat trofi Premier League saat masih berada di bawah asuhan Kenny Dalgish, musim 1989/1990an. Sejak saat itu, suporter Liverpool harus gigit jari menyaksikan Chelsea, Manchester United, Arsenal, Manchester City bahkan Leicester memenangkan Premier League.
Musim lalu Liverpool hampir saja mengakhiri puasa gelarnya. Sayangnya dewi fortuna belum berpihak saat City sukses melangkahi Liverpool hanya dengan perbedaan satu poin.
Musim ini sepertinya menjadi penentuan bagi Liverpool. Mereka fokus untuk mewujudkan apa yang telah menjadi mimpi selama hampir 29 tahun terakhir. Mengawali musim dengan kemenangan demi kemenangan menjadi awal yang sangat baik bagi anak asuh Jurgen Klopp ini.
Tim Yang Kompak
Sejak kedatangan Jurgen Klopp di tahun 2015, Liverpool menjelma menjadi klub yang semakin kuat dengan tim kelas dunia. Memulai debutnya dengan gaya melatih yang berbeda, Klopp berusaha merestrukturisasi dan mengembangkan Liverpool dengan gayanya sendiri.
Dibawah asuhan Klopp, Liverpool bergerak maju dengan para pemain yang tumbuh bersama dan tercipta keseimbangan serta chemistry dalam tim. Mereka belajar banyak dan menjadi tim yang kompak, agresif dan tak kenal takut.
Perjalanan Manchester City di Premier League musim 2019/2020 tampaknya belum seperti yang diharapkan. Dari delapan laga yang telah digelar, Manchester City telah menelan dua kekalahan dan sekali seri. Hasil tersebut memberikan akumulasi delapan poin untuk City di klasemen sementara.
Memang masih terlalu dini untuk menyerahkan gelar juara Liga Inggris dari sang juara bertahan, namun fakta bahwa City sedikit tergelincir di awal musim ini tentunya mengganggu sang pelatih, Pep Guardiola.
Pep Guardiola sedikit banyak berperan dalam kondisi City di awal musim ini. Kepergian Vincent Kompany dan pengaruhnya yang seharusnya memberikan perubahan dalam tubuh City. Sayang Pep tampaknya tidak melakukan apa – apa.
Belum lagi deretan pemain yang menjadi ujung tombak pertahanan City yang saat ini masih didera cedera seperti Leroy Sane, John Stones dan Aymeric Laporte. Jangan lupakan Benjamin Mendy dengan catatan cederanya. Hal ini berpengaruh ke Pep Guardiola yang akhirnya hanya punya sedikit pilihan untuk mengutak – atik lini belakangnya.
Mungkin jika Guardiola sempat memikirkan untuk mengganti beberapa pemain ditimnya untuk mengejar ketertinggalan musim ini, berikut nama – nama pemain yang sepertinya perlu dipertimbangkan Guardiola dilansir dari Sportskeeda.
Sergio Aguero
Mungkin agak aneh jika memasukkan Aguero dalam daftar ini. Pasalnya Aguero tampil gemilang di musim ini dengan koleksi delapan golnya dalam delapan laga terakhir.
Sejak kedatangan Guardiola di Stadion Etihad, Aguero telah bersinar. Gabriel Jesus yang digadang – gadang sebagai penggantinya sepertinya masih butuh tiga tahun untuk lebih matang. Aguero sendiri akan mengakhiri kontraknya dengan City pada 2021 mendatang, dan telah menjadi rahasia publik jika Aguero ingin kembali ke klub masa kecilnya, Indenpendiente.
Hal ini berarti Aguero mungkin saja akan bermain untuk terakhir kalinya di City hingga musim depan. City mungkin sebaiknya segera memikirkan penggantinya. Yang menjadi pertanyaan adalah siapa figur yang tepat menggantikan seorang Aguero yang telah berjasa besar untuk City ?
Pertanyaan tersebut akan menjadi tugas besar Guardiola dan Txiki Begiristain, Direktur Olahraga City. Untuk saat ini seorang pengganti Aguero mungkin saja akan bernilai ratusan juta poundsterling. Meski begitu, City tak diragukan lagi dengan kemampuan keuangannya.
Ilkay Gundogan
Mungkin kurang tepat jika kita mengatakan Ilkay Gundogan selama ini tidak cemerlang bermain di City. Namun mengatakannya sebagai pemain kunci di City juga kurang tepat.
Kedatangannya dari Borussia Dortmund ke City dihiasi dengan absen yang cukup panjang karena cedera. Gundogan memang berperan penting dalam perebutan beberapa gelar namun tidak sekrusial peran Kevin De Bruyne, Ederson, David Silva, Yaya Toure, Sergio Aguero dan Vincent Kompany.
Masa kontrak Gundogan masih tersisa tiga tahun di City. Mungkin ada baiknya memberikan kesempatan bagi Claudio, Gomes atau Aleix Garcia untuk menggantikan posisi Gundogan. Inter Milan sendiri sempat menaruh minat pada Gundogan walaupun belum ada langkah nyata terkait hal ini.
David Silva
Tak diragukan lagi jika David Silva adalah salah satu gelandang terbaik di Liga Inggris. Sejak kedatangannya di City sembilan tahun silam, Silva telah memberikan empat gelar Premier League untuk City.
Campuran teknik, passing, permainan bola dan skill yang dimilikinya telah berulang kali menyelamatkan City. Sayangnya, di musim terakhirnya dengan City Silva tak lagi sama seperti dulu kala.
Sementara itu, Guardiola memang menaruh perhatian pada De Bruyne. Di lain pihak Bernardo Da Silva menunjukkan bahwa dirinya lebih dari sekedar mampu untuk menggantikan Silva.
Darah muda lainnya, Phil Foden mulai berusaha tampil ke permukaan untuk membuktikan dirinya. Bintang muda Inggris ini mungkin dapat menjadi keputusan yang cerdas bagi Guardiola jika ingin menggantikan Silva. Jiwa muda dan hasratnya pada bola dapat menjadi keuntungan bagi City.
Fernandinho
Fernandinho kemungkinan menjadi pemain paling penting di City sejak kedatangan Guardiola. Pemain berusia 32 tahun ini seperti lem yang menyatukan keseluruhan tim. Kemampuan tackling, passing, marking dan intercepting-nya sangat membantu City dari berbagai serangan lawan.
Kedatangan Rodri dan cederanya Laporte dan Stones memaksa pemain asal Brazil ini berpindah posisi sebagai bek tengah. Fernandinho jelas mampu untuk posisi tersebut, namun kecepatannya tidak mendukung di posisi tersebut belum lagi Nicolas Otamendi yang sepertinya tidak dapat diandalkan.
Mungkin saatnya untuk melepasnya pergi, walaupun masih terbuka kesempatan untuk Fernandinho memperpanjang kontraknya. Ante Palavasera dapat menjadi pilihan City jika akhirnya memutuskan mengganti Fernandinho.
Nicolas Otamendi
Saat Laporte dan Stones kembali merumput, hampir dapat dipastikan akhir bagi Nicolas Otamendi. Terburu – buru, keras kepala dan kurangnya kewaspadaan seorang Otamendi sepertinya menjadi berkat tersendiri bagi lawan – lawan City.
Musim panas lalu saat Vincent Kompany meninggalkan City, banyak yang mengira jika Otamendi akan turut bersamanya, namun entah kenapa Otamendi tetap tinggal.
Liga Italia Serie A telah menyelesaikan pekan ketujuhnya seminggu lalu. Kini klub – klub di Serie A akan kembali menyambut pekan kedelapan pada 19 Oktober mendatang dengan digelarnya laga yang mempertemukan Lazio vs Atalanta.
Posisi klasemen sementara saat ini dihuni Juventus, Inter Milan, Atalanta, Napoli dan As Roma di posisi lima besar. Juventus sukses mencapai puncak klasemen sementara setelah menggeser Inter Milan dengan raihan poin 19. Hanya berbeda satu poin dengan Inter Milan yang berada di posisi kedua klasemen.
Sebelumnya Inter Milan memang memuncaki klasemen sementara setelah memenangkan enam laga perdananya. Sayangnya kemenangan beruntunya harus ternoda setelah kalah dari Juventus setelah menjamu Juventus di Stadion Giuseppe Meazzea. Juventus menang 2 – 1.
Namun kekalahan dari Juventus bukan berarti kemunduran di pihak Inter Milan. Melihat performanya sejak awal musim, Inter Milan menunjukkan penampilan yang cukup menjanjikan. Target mereka untuk meraih capaian tertinggi di Liga Italia musim 2019/2020 mungkin saja terwujud.
Gelar juara Liga Italia selama ini sangat didominasi oleh Juventus dengan 35 trofi. Apalagi dalam delapan musim terakhir Juventus masih sangat tangguh untuk perebutan scudetto. Namun Inter Milan masih menjadi salah satu penantang terberat Juventus dan dianggap mampu untuk memutus rantai kemenangan Juventus.
Hal tersebut juga didukung oleh mantan punggawa Inter Milan, Luis Nazario de Lima atau Ronaldo. Ronaldo menganggap Inter Milan memang punya modal yang cukup untuk mewujudkan mimpi mereka.
Ronaldo tak sendiri jika mengira Inter Milan akan sanggup merealisasikan target mereka di Liga Italia. Banyak pihak yang sejalan dengan pendapat Ronaldo. Inter Milan dianggap sebagai salah satu klub yang seharusnya diperhitungkan dalam perebutan gelar scudetto Liga Italia musim ini.
Seperti dilansir dari Okezone.com, Ronaldo menuturkan bahwa saat pertama kali dirinya datang ke Inter Milan, ada antusiasme yang luar biasa di Inter Milan saat itu. Suporter yakin klub kesayangannya akan mampu mendapatkan hasil yang gemilang. Antusiasme yang sama juga dilihat Ronaldo di musim ini. Melihat antusiasme yang besar Ronaldo berharap mantan klubnya mampu memenangkan gelar.
Di lain pihak, Ronaldo sempat menuturkan bahwa dirinya menyesal pernah meninggalkan Inter Milan. Jika harus jujur Ronaldo tidak menginginkan melepas statusnya sebagai pemain Inter Milan. Ia bahkan menganggap Inter Milan sebagai rumahnya sendiri.
Tidak diperlakukan dengan adil oleh pelatih Inter Milan saat itu, Hector Cuper menjadi alasan Ronaldo terpaksa angkat kaki. Ronaldo memutuskan hengkang ke Real Madrid dan harus menerima kebencian dari para suporter Inter Milan atas keputusannya tersebut.
Dilansir dari Liputan6.com, Ronaldo menyatakan bahwa dirinya tidak pernah berusaha mendatangi Presiden Inter Milan hanya untuk meminta agar mereka memecat sang pelatih. Ia mengaku bukan seperti itu caranya menyelesaikan masalah.
Saat itu Ronaldo memang menjadi salah satu pilar andalan Inter Milan bersama Christian Vieri dan Clarence Seedorf. Cedera lutut memaksanya harus absen dalam waktu yang lama.
Liverpool saat ini mungkin tengah berada dalam performa terbaiknya. Pasalnya setelah sukses membawa pulang trofi Liga Champions musim 2018/2019 lalu, Liverpool kini menapaki musim 2019/2020 dengan penampilan yang luar biasa.
Musim lalu di ajang Liga Champions, Liverpool bermain melawan Tottenham Hotspur di partai final. Klub yang diberi julukan The Reds ini sukses menumbangkan sesama klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur dengan skor 2 – 0.
Penampilan Liverpool selama beberapa musim terakhir memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Musim 2018/2019 lalu Liverpool bahkan hampir berhasil memenangkan gelar juara Liga Inggris.
Sayangnya Liverpool masih harus bersabar setelah sang saingan utama saat itu, Manchester City lebih memenangkan gelar juara Inggris dengan hanya unggul satu angka.
Penampilan Liverpool yang mentereng di musim ini turut mengundang komentar dari beberapa mantan punggawanya, yakni Steven Gerard dan Jamie Carragher.
Dikutip dari Okezone.com, Gerard tentunya berbahagia dengan kenyataan bahwa mantan klub yang dibelanya hampir selama 17 tahun lamanya itu kini memuncaki klasemen sementara Liga Inggris musim 2019/2020.
Delapan laga yang telah dilakoni The Reds sejak awal musim sukses dimenangkan semuanya. Kemenangan demi kemenangan tersebut mengganjar Liverpool di puncak klasemen dengan raihan poin 24.
Raihan poinnya pun cukup jauh berbeda dengan Manchester City yang kini berada di tempat kedua. City bahkan baru mengumpulkan 16 poin dari lima kemenangan, satu seri dan dua kekalahan.
Bukan hanya fakta bahwa Liverpool sekarang berada di puncak klasemen yang membuat Gerard begitu senang. Gerard mengakui jika Liverpool kini menunjukkan permainan yang enak untuk dinikmati. Bukan hanya sekedar bermain untuk meraih poin.
“Mereka sangat luar biasa untuk sementara waktu. Jika Anda kembali selama beberapa tahun terakhir, ketika Jurgen (pelatih Liverpool) akhirnya membawa tim dan filosofinya, Saya benar-benar menikmati menonton mereka,” ujar Gerrard seperti dikutip dari Okezone.com.
“Saya selalu berpikir mereka akan menang tidak peduli siapa yang mereka (Liverpool) lawan, apakah itu di Liga Champions atau apakah itu pertandingan besar, saya selalu menganggap Liverpool sebagai favorit sekarang,” lanjut Gerard.
Senada dengan Steven Gerard, legenda Liverpool lainnya, Jamie Carragher mengaku optimis Liverpool akan sukses merengkuh gelar juara Liga Inggris musim ini. Menurutnya terbuka kesempatan besar bagi Liverpool untuk mewujudkan mimpi mereka yang tertunda di musim lalu.
Penampilan Liverpool di Liga Inggris yang hampir tanpa cela menjadi alasan Carragher untuk merasa optimis Liverpool akan mengakhiri puasa gelarnya. Seperti diketahui terakhir kalinya Liverpool memenangi Liga Inggris hampir 29 tahun silam.
Peran beberapa nama besar di deretan pemain Liverpool juga dianggap akan memuluskan langkah Liverpool meraih gelar juara Liga Inggris. Salah satu diantaranya adalah Sadio Mane.
Carragher berpendapat jika Liverpool telah menemukan seorang pemain kelas dunia pada Sadio Mane. Carragher menambahkan Mane menjadikan Liverpool semakin baik dengan apa yang dilakukan tim tersebut musim ini.
Prancis akan menghadapi Turki dalam lanjutan ajang kualifikasi EURO 2020 matchday ke-8 Grup H. Laga ini akan digelar di Stade de France, Saint-Denis pada hari Selasa (15/10). Selain Prancis kontra Turki, di tempat lain juga akan mempertandingkan Islandia kontra Andorra, serta Moldova akan menjamu Albania.
Kedua negara sama-sama sedang berada di dalam tren positif usai memenangkan pertandingan terakhirnya. Prancis menekuk tuan rumah Islandia 0-1 beberapa waktu lalu lewat gol penalti Olivier Giroud. Sementara Turki sukses mengandaskan perlawanan Albania 1-0 melalui gol yang dicetak Cenk Tosun. Pertemuan pertama mereka di kualifikasi EURO 2020 pada bulan Juni lalu dimenangkan oleh Turki dengan skor 2-0. Untuk itu, Prancis berambisi membalaskan dendamnya dengan meraih kemenangan.
Menilik ke klasemen sementara, kedua negara sama-sama mengoleksi 18 poin. Namun, Prancis harus rela berada di bawah Turki. Hal tersebut lantaran Les Bleus kalah head to head walaupun mereka unggul dari segi torehan gol. Jika ingin lolos secara otomatis ke EURO 2020 mendatang, maka anak asuh Didier Deschamps harus memetik tiga poin sekaligus menggusur Turki di puncak klasemen.
Selain itu, skema lain yang akan meloloskan Prancis adalah jika mereka seri dalam laga ini sementara Islandia tidak menang maka dipastikan Les Bleus yang akan melaju. Kalau pun kalah, Prancis tetap bisa lolos asalkan Islandia kalah dan Albania tidak menang.
Skema hampir serupa pun berlaku bagi Turki, selain lolos karena memenangkan laga ini dan Islandia tidak menang, mereka juga akan masuk ke putaran final EURO 2020 jika meraih hasil imbang, dengan syarat Islandia harus menelan kekalahan. Menarik untuk ditunggu, skema mana yang akan terjadi dalam partai ini.
Perkiraan Susunan Pemain
Perancis: Mandanda, Pavard, Varane, Lenglet, Digne, Sissoko, Tolisso, Matuidi, Coman, Giroud, Griezmann.
Turki: Gunok, Meras, Demiral, Ayhan, Celik, Emre, Tekdemir, Tufan, Calhanoglu, Yilmaz, Tosun.
Head To Head
5 Pertemuan Terakhir
Prediksi Skor
Prancis kemungkinan besar akan tampil lepas di depan publik sendiri sebab mereka sangat mengincar kemenangan. Sedangkan Turki sepertinya akan lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik cepat. Prediksi skor Prancis 2-1 Turki.
Lanjutan ajang kualifikasi EURO 2020 akan mempertemukan pemuncak klasemen grup B yakni Ukraina kontra Portugal. Laga ini rencananya digelar di stadion NSK Olimpiyskyi, Kiev pada hari Selasa (15/10). Untuk memastikan lolos ke EURO 2020, Ukraina hanya butuh satu poin saja atau hasil seri. Sementara Portugal setidaknya harus meraih kemenangan jika ingin melenggang mulus ke ajang empat tahunan tersebut. Untuk itu, ini adalah duel yang cukup menarik karena kedua tim sama-sama berambisi meraih poin.
Bila menilik ke pertandingan sebelumnya, kedua negara sama-sama mengukir hasil positif. Ukraina sukses mengandaskan perlawanan Lithuania dengan dua gol tanpa balas. Dimana seluruh gol mereka dicetak oleh pemain yang kini merumput bersama Atalanta yakni Ruslan Malinovskyi. Portugal pun berhasil mencukur tamunya yaitu Luksemburg dengan skor 3-0. Masing-masing gol Selecao das Quinas dicetak oleh Bernardo Silva, Cristiano Ronaldo, serta Goncalo Guedes.
Ukraina saat ini tengah memimpin klasemen grup B dengan raihan 16 poin, hasil dari 5 kali menang dan 1 hasil imbang. Sedangkan Portugal berada dibawahnya, mereka mengoleksi 11 poin yang didapat dari 3 kali menang dan 2 hasil seri. Meski demikian, Portugal masih menyimpan satu laga lebih banyak dari Ukraina.
Tim asuhan Andriy Shevchenko hanya butuh satu poin saja untuk memastikan kelolosannya. Berbeda dengan Portugal yang berada dalam situasi lebih sulit, selain harus menang mereka juga perlu menunggu hasil Serbia kontra Lithuania. Jika Portugal menang dan Serbia kalah maka dipastikan Portugal akan lolos. Namun jika hasilnya tidak seperti itu, maka kedua negara akan kembali bertempur memperebutkan satu tiket ke EURO 2020 pada bulan November mendatang.
Perkiraan Susunan Pemain
Ukraina: Pyatov, Bolbat, Krivtsov, Matviyenko, Sobol, Marlos, Malinovskiy, Stepanenko, Zinchenko, Yarmolenko, Junior Moraes.
Portugal: Patricio, Semedo, Dias, Pepe, Guerreiro, Neves, Danilo, Fernandes, Bernardo Silva, Ronaldo, Joao Felix.
Head To Head
3 Pertemuan Terakhir
Prediksi Skor
Bermain di hadapan publik sendiri tentu akan menghadirkan semangat lebih bagi anak asuh Andriy Shevchenko, terlebih mereka saat ini tidak mendapat masalah berarti dari segi kondisi fisik pemain. Namun, Portugal bukanlah lawan yang mudah dikalahkan, semenjak kembali Cristiano Ronaldo mereka semakin padu dari segala lini. Akan sulit menebak siapa pemenang dalam laga ini, untuk itu nampaknya laga ini akan berakhir sama kuat 0-0.
Dalam lanjutan ajang uji coba internasional Argentina akan bertemu Ekuador di Alicante, Spanyol hari Minggu (13/10). Laga ini berlangsung netral alias tidak bertempat di markas salah satu tim, melainkan akan digelar di Estadio Manuel Martinez Valero, stadion salah satu klub asal Spanyol yakni Elche.
Dalam laga ini, Argentina tidak akan diperkuat sederet pemain bintangnya seperti Lionel Messi, Sergio Aguero, atau pun Angel Di Maria. Tak hanya itu, pelatih Lionel Scaloni pun tidak dapat memanggil pemain-pemain dari River Plate dan Boca Juniors dikarenakan kedua klub tersebut tengah menjalani persiapan sebelum bertarung di leg kedua semifinal Copa Libertadores yang akan dilangsungkan pada 22 Oktober mendatang.
Sebenarnya, tampil tanpa pemain terbaik sudah pernah dicoba oleh Argentina saat menghadapi Jerman beberapa hari lalu. Saat itu, performa Argentina terbilang tidak terlalu bagus dan hanya mampu meraih hasil imbang 2-2. Walaupun begitu, hasil tersebut sudah cukup lumayan untuk sekelas materi pemain pelapis dalam menghadapi negara kuat.
Sementara Argentina hanya mampu membawa pulang hasil seri, maka situasi berbanding terbalik dengan Ekuador yang sukses melumat Bolivia 3-0 dalam ajang uji coba terakhirnya pada 10 September lalu. Ekuador memastikan kemenangan lewat gol yang dicetak Michael Estrada dan Gonzala Plata, serta disempurnakan melalui eksekusi penalti Junior Somozza.
Kedua negara tercatat telah bertemu sebanyak 34 kali, dimana 19 pertandingan dimenangkan oleh Argentina dan 5 pertandingan dimenangkan oleh Ekuador. Sementara 10 pertandingan sisanya berakhir dengan sama kuat. Namun di pertemuan terakhir mereka dalam ajang kualifikasi Piala Dunia tahun 2017 lalu, Argentina menang dengan skor 3-1 lewat hat-trick yang dicetak sang megabintang Lionel Messi.
Perkiraan Susunan Pemain
Ekuador: Padilla, Espinoza, Porozo, Arreaga, Estupinan, Cifuentes, Mendez, Mena, Sornoza, Castillo, Enner Valencia.
Argentina: Marchesin, Foyth, Otamendi, Pezzella, Tagliafico, De Paul, Paredes, Acuna, Dybala, Correa, Lautaro Martinez.
Head To Head
5 Pertemuan Terakhir
Prediksi Skor
Walaupun turun dengan sebagian besar pemain pelapisnya, tetap saja Argentina akan mendominasi jalannya laga. Sementara Ekuador juga tidak terlalu fokus dalam bertahan sehingga jual beli serangan sangat mungkin terjadi. Prediksi skor Ekuador 1-2 Argentina.
Jeda internasional dimanfaatkan oleh berbagai negara dari benua manapun untuk melakukan uji coba guna membentuk skuat yang matang sebelum melakoni laga penting. Salah satu partai friendly match yang cukup menarik untuk ditonton mempertemukan Brasil kontra Nigeria. Rencananya, laga ini akan dihelat di Stadion Nasional Singapura pada hari Minggu (13/10).
Kedua negara sama-sama berada pada fase yang kurang mengenakkan, pasalnya di laga sebelumnya tidak meraih kemenangan. Seperti yang diketahui, di tiga pertandingan uji coba sebelumnya Brasil tak sekalipun meraih kemenangan. Anak asuh tite hanya mampu mencatatkan 2 kali hasil imbang serta 1 kali kekalahan.
Beberapa hari yang lalu, sejatinya mereka sempat unggul saat menghadapi Senegal, namun sayang mereka tak mampu mempertahankan skor alhasil Brasil harus puas bermain imbang 1-1. Sebelumnya, di jeda internasional bulan September lalu Selecao harus rela ditahan imbang oleh Kolombia 2-2 serta ditaklukkan Peru 0-1.
Sedangkan Nigeria baru saja melakukan uji coba kontra Ukraina. Di laga tersebut, sebenarnya Super Eagles mempunyai peluang yang cukup besar untuk memperoleh kemenangan. Mereka sempat unggul dua gol terlebih dulu di babak pertama sebelum akhirnya dibalas dua gol oleh Ukraina di babak kedua.
Nigeria mempunyai satu pemain kunci yang perannya cukup vital di lini tengah dalam mengatur pola serangan, pemain tersebut adalah Alex Iwobi. Gelandang Everton tersebut harus benar-benar diwaspadai oleh Brasil sebab perannya di timnas berbeda dengan yang ia mainkan di Everton. Ia lebih berperan sebagai second striker sehingga memungkinkannya untuk menciptakan banyak peluang.
Kedua negara sejatinya baru bertemu satu kali, yaitu pada laga uji coba di bulan Juni 2003 silam. Kala itu, pertandingan dimenangkan oleh Brasil yang bertindak sebagai tim tamu. Gol-gol dari Gilberto, Fabiano, serta Adriano sudah cukup melumat Nigeria dengan skor 0-3. Pertemuan kali ini bakal menjadi pertemuan yang seru, pasalnya kedua negara akan menjaga gengsi masing-masing.
Perkiraan Susunan Pemain
Brasil: Ederson, Alves, Marquinhos, Thiago Silva, Alex Sandro, Arthur, Casemiro, Gabriel Jesus, Coutinho, Firmino, Neymar.
Nigeria: Uzoho, Aina, Ajayi, Troost-Ekong, Collins, Aribo, Etebo, Chukwueze, Iwobi, Kalu, Osimhen.
Head To Head
Seperti yang telah disebutkan di atas jika kedua negara baru bertemu satu kali dan dimenangkan oleh Brasil dengan skor 0-3. Pertemuan kali ini akan mencatatkan sejarah baru dalam persepakbolaan dunia. Akankah Nigeria bisa membalaskan dendamnya 16 tahun yang lalu?
12-06-2003 Nigeria 0-3 Brasil (Friendly).
Prediksi Skor
Jalannya laga sepertinya akan didominasi oleh Brasil, mulai dari penguasaan bola hingga tembakan ke arah gawang. Sementara Nigeria akan bermain sedikit menunggu sambil mengharapkan kesalahan Brasil dan sesekali melancarkan serangan balik. Prediksi skor Brasil 3-1 Nigeria.