Permasalahan internal yang tengah dihadapi oleh kesebelasan Persinga Ngawi lantas berpengaruh pada penampilan para pemainnya di atas lapangan. Hal ini bisa dilihat dari gelagat para pemain kala bersua dengan Persebaya Surabaya di babak 32 besar Piala Indonesia 2019, dimana mereka hancur lebur kalah 8-0 dari pasukan Bajul Ijo.
Gaji para pemain yang belum dibayar ini terlihat pada gestur mereka di atas lapangan, bahkan anak asuhan Fachmi Amirudin ini sudah kebobolan 3 gol di babak pertama yang berlanjut lima gol tambahan di babak kedua.
Tertunda Sebanyak Empat Kali akhirnya Laga Persinga vs Persebaya Dijalankan Dalam Format Single Match
Sementara itu laga Persinga vs Persebaya sendiri menjadi salah satu laga yang paling kontroversial di ajang Piala Indonesia ini lantaran sempat alami penundaan sebanyak empat kali. Alasan perizinan dan kepastian venue laga digelar menjadi alasan pertandingan ini ditunda hingga empat kali. Hingga akhirnya panitia memutuskan untuk menggelar laga dalam format single match.
Hal ini cukup merugikan Persinga memang lantaran awalnya apabila laga berjalan normal mereka bisa menjalani laga kandang dan berpeluang besar memberikan perlawanan yang lebih ketat kepada Persebaya Surabaya. Namun semua sudah terjadi, mereka pun harus rela laga berjalan dalam format pertandingan tunggal dan mereka harus takluk 8-0 dari Bajul Ijo.
Pemain Tak Memiliki Motivasi pada Pertandingan Melawan Persebaya
Sang pelatih Persinga sendiri memang membenarkan bahwa pemain mereka memang sudah lama tak digaji hingga sulit bermain lepas, ditambah dengan sudah lama tak berkumpul dan tak memiliki motivasi di ajang Piala Indonesia ini membuat mereka kian sulit melewati pertandingan tersebut.
“Kami sama sekali tak ada target di Piala Indonesia. Pemain juga sudah saya liburkan sejak terakhir bermain melawan Persegres Gresik, jadi benar benar nggak ada target sama sekali. Pemain datang kesini hanya untuk bertanding secara live, dan pemain saya yang bagus berpeluang besar diambil tim lain, sudah itu saja”, ungkap Fachmi usai laga di Gelora Bung Tomo, dikutip dari SportDetik.
“Seandainya tim amatir ini ada kontrak, ini sudah habis di tahun 2018, sementara sekarang sudah masuk 2019, jadi pemain saya sudah tak digaji lagi, mereka datang hanya karena senang bermain bola. Maka dari itu kami hanya memotivasi saja”, tambahnya.
Sementara itu salah satu pemain Persinga, yaitu Ariel Saron de Keyzer juga turut buka suara terkait berita ini. Ia mengatakan bahwa para pemain bermain melawan Persebaya dengan satu satunya motivasi ialah demi bisa dilihat oleh pelatih lain.
“Saya senang busa bermain melawan Persebaya, siapa tau bisa dilihat ole pelatih pelatih di luar sana. Karena banyak pemain bagus yang berasal dari Ngawi”, tutur Ariel.