Home » Olahraga A - Z » 15 Teknik Wall Climbing Paling Dasar untuk Pemula

15 Teknik Wall Climbing Paling Dasar untuk Pemula

by Rita Nora

Wall climbing adalah salah satu jenis olahraga ekstrim memanjat dinding buatan yang berbentuk seperti tebing lengkap dengan bebatuan buatan untuk pegangan tangan dan kaki. Olahraga ini menjadi salah satu cabang dari olahraga panjat tebing namun bedanya wall climbing ini dilakukan di dalam ruangan. Jika dibandingkan dengan panjat tebing, wall climbing masih dianggap jauh lebih aman karena lingkungan yang bisa diatur berbeda dengan panjat tebing yang juga harus memperhatikan kondisi alam sekitar sekaligus cuaca. Untuk anda pemula yang ingin melakukan wall climbing, ada beberapa teknik dasar yang harus anda pelajari dan dipraktekkan seperti teknik wall climbing yang akan kami berikan berikut ini.

1. Hooking

Ada 2 dasar dari jenis hooks yakni heel hook dan juga toe hooks yang keduanya memiliki keuntungan tersendiri dengan cara mengangkat tubuh memakai kaki dan mengurangi beban di area tangan. Untuk teknik heel hooks, tempakan tumit diatas pegangan yang umumnya sejajar dengan tubuh bagian atas. Sedangkan untuk teknik toe hooks berguna untuk menjaga supaya tubuh tetap sejajar dengan dinding atas pada area yang menjorok. Untuk teknik toe hooks, tempakan kaki di dekat sudut diatas posisi undercling sehingga dibutuhkan latihan kaki seperti latihan untuk pergelangan kaki perenang atau olahraga lainnya.

2. Face Climbing

Face climbing adalah teknik wall climbing pada permukaan tebing yang masih terdapat tonjolan atau rongga cukup untuk pegangan tangan dan pijakan kaki. Pendaki pemula umumnya lebih menitikberatkan berat badan pada pegangan tangan dan merapatkan badan ke dinding yang merupakan kebiasaan salah.

Tangan manusia tidak cukup kuat untuk menopang beban tubuh dibandingkan dengan kaki sehingga jika menopang berat badan menggunakan tangan akan terasa lebih lelah untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dan beresiko tergelincir. Sementara untuk menguatkan stamina saat wall climbing bisa melakukan pose yoga untuk atlet angkat berat dan berbagai pose yoga lainnya.

3. Slab Climbing

Ini merupakan teknik yang hanya menggunakan gaya gesekan sebagai penumpu yang dilakukan pada permukaan dinding tidak terlalu vertikal dan kekasarannya cukup untuk menghasilkan gaya gesekan.  Gaya gesekan paling besar didapat dengan cara membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembeban maksimal diatas kaku akan memberikan gaya gesek yang jauh lebih baik sehingga harus dipilih dengan baik seperti cara memilih sepatu lari.

4. Jamming

Jamming merupakan teknik memanjat celah vertial yang tidak terlalu besar dengan cara memasukkan jari tangan, kaki atau tangan pada celah sehingga membentuk seperti pasak.

5. Chimmneying

Chimmneying dikenal sebagai sebuah teknik di mana kita perlu memanjat celah vertikal cukup lebar atau chimney dan otomatis tubuh kita perlu dimasukkan diantara celah dan punggung pada salah satu sisi dinding atau tebing. Salah satu kaki diletakkan menempel dan kedua tangan membantu untuk menarik tubuh keatas bersamaan dengan kedua kaki yang juga mendorong tubuh dan menahan berat badan sehingga latihan tubuh bagian bawah pemain hoki juga bisa dilakukan untuk lebih menguatkan kaki.

6. Bridging

Bridging adalah teknik memanjat di celah vertical cuku besar atau gullies dengan cara memakai kedua tangan dan juga kaki untuk pegangan pada dua celah tersebut. Sedangkan untuk posisi tubuh terbuka dan kaki sebagai tumpuan akan dibantu tangan yang juga berguna untuk menahan keseimbangan.

7. Lay Back

Lay back merupakan teknik memanjat di celah vertikal memakai tangan dan juga kaki. Dalam teknik ini, jari kita perlu dikaitkan pada bagian tepi celah dengan punggung yang miring untuk menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Sedangkan untuk tangan menarik ke arah belakang dan kaki mendorong ke depan kemudian bergerak ke atas secara bergantian.

8. Crimper

Crimper merupakan teknik pegangan pada tonjolan horizontal yang hanya cukup untuk menempatkan ujung tepi jari saja. Teknik pegangan ini menjadi favorit pemanjat profesional dan selalu berlatih kemampuan terbaiknya. Namun pegangan ini kurang cocok untuk pemanjat dinding baru sebab bisa menyebabkan tendonitis yang juga menjadi salah satu jenis cedera saat berlari yakni bengkak pada tendon di area jari.

9. Hand Traverse

Ini merupakan teknik memanjat pada dinding horizontal yang bisa dilakukan jika pegangan ideal sangat sedikit dan sudah tidak memungkinkan untuk memanjat vertikal. Teknik ini terbilang cukup rawan serta banyak menguras tenaga sebab seluruh tubuh akan bertumpu pada tangan yang juga bisa dibantu dengan pijakan kaki supaya berat badan bisa terbagi rata.

10. Mantelself

Mantelself ini adalah metode memanjat lainnya yang perlu dilakukan pada tonjolan atau teras kecil di mana posisinya memang sedikit tinggi tetapi masih cukup besar untuk tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan pada teknik ini untuk menarik berat tubuh dibantu dengan pergelangan kaki. Jika tonjolan setinggi paha atau dada maka posisi tangan akan berubah dari mekanik menjadi menekan supaya bisa mengangkat berat tubuh yang dibantu dengan dorongan kaki.

11. Undercling

Teknik undercling dilakukan jika menghadapi pegangan terbalik yaki tangan yang memegang secara terbalik dan menarik tubuh ke arah luar lalu kaki akan mendorong badan naik kearah luar. Diantara dorongan kaki dan tangan akan saling berlawanan arah sehingga bisa menimbulkan gerakan keatas. Untuk melakukan teknik undercling ini dibutuhkan pernapasan yang baik yang bisa dilakukan dengan belajar cara bernafpas saat berlari

12. Teknik Pijakan

Dalam wall climbing terdapat 4 jenis teknik pijakan yakni friction step, edging, smearing dan juga heel hooking.

  • Friction step: Menempatkan kaki di permukaan dinding dengan menggunakan bagian bawah sepatu atau sol dan mengandalkan gesekan dari sepatu karet tersebut.
  • Edging: Menggunakan sisi luar kaki atau sepatu dimana normalnya penggunaan edging pada kaki sebelah kiri.
  • Smearing: Teknik berdiri di sebuah pijakan tebing
  • Heel hooking: Teknik yang dipakai untuk pijakan menggantung atau sulit dijangkau tangan sehingga kaki akan menggantikan peran tangan.

13. Teknik Pegangan

Untuk teknik pegangan dalam wall climbing atau rock climbing terdiri dari 6 jenis yakni open grip, cling grip I, cling grip II, vertikal grip, pocket grip dan pinch grip.

  • Open grip: Pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan tebing yang umumnya berbentuk datar dan lebar.
  • Cling grip I: Hampir sama dengan teknik open grip akan tetapi pegangan lebih kecil dan mirip dengan pinch.
  • Cling grip II: Hampir sama dengan cling grip I namun ditambah dengan ibu jari yang digunakan untuk menahan kekuatan tangan.
  • Vertikal grip: Teknik pegangan vertikal yang memakai berat tubuh untuk menarik ke bawah.
  • Pinch grip: Teknik pegangan yang dipakai untuk memegang tonjolan tebing dengan bentuk seperti pinch atau mencubit.

14. Diagonal Movement

Ini merupakan teknik gerakan yang paling dasar yakni tangan kanan sebagai pegangan dan kaki sebagai tumpuan begitu juga sebaliknya sehingga gerakan secara otomatis akan seimbang dan terasa lebih ringan untuk mengangkat tubuh keatas.

15. Pararel Movement

Ini merupakan teknik 3 tumpuan dan 1 mencari yakni salah satu dari kaki atau tangan yang mencari pijakan sehingga ketiga yang lain berada pada hand hold atau point dna sebagai penumpu berat tubuh.

Demikian ulasan dari kami tentang beberapa dasar teknik wall climbing yang harus dikuasai para pemula. Masih banyak lagi teknik dari wall climbing selain dari beberapa jenis teknik yang sudah kami berikan diatas dan akan kami ulas dalam artikel kami selanjutnya, semoga bisa bermanfaat.

You may also like