Mengenal teknik lempar lembing memang penting bagi setiap atlet yang ingin benar-benar menggeluti dunia olahraga atletik satu ini. Namun teknik bukanlah satu-satunya yang harus dipahami, melainkan perlu juga mengerti tentang peraturan lempar lembing sebagai pengetahuan dasar juga. Hal ini tentu akan meliputi cara bermain yang benar dan sekaligus mengenal ukuran dari setiap fasilitasnya.
Baca juga:
Perkembangan Lempar Lembing
Tak banyak yang tahu bagaimana olahraga atletik satu ini bisa berkembang. Diketahui seorang atlet dari Skandinavialah yang menjadi pendominasi 50 tahun pertama kejuaraan lempar lembing pria dan di tahun 1896 Swedialah yang merebut kejuaraan tersebut.
Lempar lembing merupakan jenis olahraga atletik yang bergabung pada olimpiade dari tahun 1908 dan di tahun 1932 kejuaraan lempar lembing untuk putri barulah masuk dan diadakan pada olimpiade. Sejak zaman Yunani Klasiklah olahraga ini diyakini telah berkembang dengan baik dan kini olahraga satu ini pun terbukti menjadi salah satu cabang atletik terpopuler. Bahkan popularitasnya tak kalah dengan lempar cakram, atletik lompat dan juga lari.
Seperti peraturan permainan sepak bola atau peraturan permainan bola basket, lempar lembing yang masih menjadi bagian dari olahraga atletik pun memiliki aturan tersendiri. Ketika seorang pelempar lembing sudah menguasai teknik bermain, maka tidak ketinggalan juga perlu mampu memahami dan mengikuti setiap peraturan lempar lembing sedetil mungkin.
Supaya dapat bermain dengan baik dan sempurna, serta mampu memahami setiap aturan dengan benar, maka di bawah ini adalah sejumlah peraturan-peraturan paling penting untuk Anda bisa simak dengan teliti sebagai atlet pemula dalam bidang olahraga ini.
(Baca juga: peraturan permainan bola voli – cara dribbling sepak bola)
- Lapangan
Ukuran lapangan adalah salah satu dari pengetahuan dasar yang masih termasuk di dalam peraturan lempar lembing untuk diketahui para atletnya. Mulai dari ukuran hingga spesifikasi lainnya merupakan hal penting juga yang tak boleh diabaikan apabila ingin menjadi seorang atlet lempar lebing.
- Ada garis sepanjang 5 cm yang memang menjadi pembatas pada lintasan awal dan terpisah 4 meter.
- 30 meter adalah panjang lintasan minimal dari lapangan lempar lembing, sedangkan maksimalnya adalah 36,5 meter.
- Kayu atau logam merupakan bahan utama dari pembuatan lengkung lemparan di mana ini dicat putih dengan lebar 7 cm. Perlu diketahui juga bahwa lengkungan tersebut datar dengan tanah dan menjadi busur dari lingkaran dengan 8 meter sebagai jari-jarinya. Letak garis 1,5 meter melilit juga pada titik pusat gravitasi lembing.
- Untuk sudut lemparan, ada 2 buah garis yang membentuknya di mana 2 garis ini dibuat dari sudut 29 derajat pada titik pusat lengkungan lemparan dengan memotong 2 ujung lengkungan lemparan. 5 cm adalah ketebalan pada garis sector. Sudut dari pusat lengkung lemparan tak harus 29 derajat, tapi juga bisa 30 derajat dan hanya antara itu saja.
- Untuk lebar awalan pada lapangan lempar lembing adalah 4 meter.
- Untuk panjang awalan pada lapangan lempar lembing adalah 40 meter.
- 8 meter adalah untuk jari-jari busur.
- Untuk lebar garis lempar adalah 7 meter.
- Untuk lebar garis lurus sisi kiri dan kanan adalah 1,5 meter.
- Sudut lemparan adalah 30 derajat.
- Tongkat Lempar Lembing
Setelah mengetahui ukuran lapangan secara mendetil, perlu juga untuk memahami tentang tongkat lempar lembing yang menjadi alat utama yang digunakan oleh para atlet.
- Tongkat lembing memiliki 3 bagian di mana itu terdiri dari mata, badan dan juga tali pegangan lembing.
- Untuk tongkat lempar lembing untuk putra dan putri dibedakan dalam hal ukuran panjang. Untuk putri adalah 2,2 sampai dengan 2,3 meter, sedangkan untuk putra adalah 2,6 hingga 2,7 meter.
- Untuk bahan pembuatan dari tongkat lembing, metal adalah bahan untuk bagian mata lembing dan kayu atau metal untuk bagian badan lembing (bisa salah satunya).
- Pusat gravitasi lembing adalah pada tali serta pegangan lembing di mana tali tersebut melilit tepat pada titik tengah lembing.
(Baca juga: latihan fisik tenis lapangan – pelanggaran dalam bola basket)
- Peraturan Umum
Pada lempar lembing juga terdapat beberapa peraturan umum yang meliputi tempat pegangan yang tepat dan yang dianggap sah sewaktu berpartisipasi dalam sebuah pertandingan. Tak hanya pegangan, tapi juga lemparan yang benar pun harus benar-benar diperhatikan oleh para pemain atau peserta. Berikut ini adalah beberapa aturan dalam bermain lempar lembing paling tepat:
- Pemain harus memegang lembing pada tempat pegangan.
- Sebuah lemparan akan dianggap sah apabila mata lembing menancap atau menggores tanah pada bagian sektor lemparan.
- Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah ketika tongkat lembing dilempar kaki peserta menyentuh lengkungan lemparan atau garis 1,5 meter.
- Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah ketika tongkat lembing dilempar dan kaki peserta menyentuh tanah di depan lengkungan lemparan.
- Ketika sudah mulai melempar, peserta yang melempar tak diperkenankan memutar badannya sepenuhnya sehingga punggung mengarah pada lengkungan lemparan.
- Lemparan dianggap sah dan benar apabila lemparan yang dilakukan melewati atas bahu.
- Seperti pada peraturan tolak peluru dan lempar cakram, jumlah lemparan yang berlaku dan memang diperbolehkan dalam lempar lembing sama dengan kedua cabang olahraga atletik tersebut, yakni 3 kali.
- Pemain/peserta hanya boleh melakukan lemparan 3 kali saja dan proses penilaian adalah dengan mengambil jarak paling jauh dari lemparan.
- Peserta tak diperbolehkan meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang sudah ia lemparkan jatuh ke tanah.
- Pelanggaran
Seperti pada jenis olahraga lain, selalu ada peraturan pelanggaran dan begitu juga pada olahraga lempar lembing ini. Ada beberapa larangan yang jelas perlu diketahui dan sebisa mungkin dihindari oleh peserta lempar lembing. Pelanggaran atau larangan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
- Peserta tidak memegang tongkat lembing pada lilitannya atau bagian pegangan yang sudah seharusnya.
- Peserta tidak juga memulai atau melakukan lemparan padahal sudah dipanggil selama 2 menit. Biasanya kasus seperti ini terjadi ketika pelempar ragu-ragu atau terlalu lama bersiap-siap, atau bisa jadi karena tak mendengar panggilan.
- Peserta menyentuh besi yang menjadi batas lemparan bagian atas.
- Peserta sesudah melempar kakinya keluar garis yang ada di bagian depan sektor lempar.
- Peserta sesudah melempar kemudian malah meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing jatuh ke tanah.
- Tongkat lembing yang dilempar jatuh tapi sampai pada luar garis sektor lemparan.
- Ujung tongkat lembing tak meninggalkan bekas di tanah.
Baca juga:
Dari peraturan lempar lembing tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknik yang tepat saja belumlah cukup karena pemahaman dan praktik dalam mengikuti peraturan juga sangatlah penting. Bukan hanya mampu melempar dengan benar, namun hasil dari jatuhnya tongkat lembing pun turut dipertimbangkan karena penilaian atau pelanggaran ditentukan oleh hal tersebut.
Gerakan yang benar sangatlah perlu dilakukan oleh peserta sehingga hasil dari lemparan benar-benar sempurna dan peserta juga di saat yang sama mampu menghindari adanya pelanggaran maupun diskualifikasi. Dan lempar lembing walau ada kemiripan dengan tolak peluru maupun lempar cakram, tetaplah pada praktiknya olahraga ini tetap saja berbeda dalam teknik maupun peraturan umumnya.
Pada lembing, ada aturan bahwa memutar tubuh pelembar tidaklah diperbolehkan sebelum lembing dilemparkan atau dilepaskan. Hal tersebut tidaklah sama dengan gerak tubuh dan kaki atlet tolak peluru maupun lempar cakram. Namun meski pada aturan tak sama persis, setidaknya tentang popularitas, olahraga atletik lempar lembing tak kalah dari kedua olahraga tersebut.
Baca juga:
Dalam praktiknya, lempar lembing adalah tentang upaya melempar tongkat lembing sejauh mungkin. Namun tanpa mengikuti aturan dan teknik yang benar, peserta lempar lembing akan sulit bermain secara sempurna dan bahkan upayanya dapat menjadi sia-sia. Itulah sedikit informasi mengenai aturan bermain dalam lempar lembing yang penting dipahami oleh seluruh atlet pemula. Kiranya informasi tersebut dapat menjadi pengetahuan kita bersama.